1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

India, Salah Satu Negara dengan Pekerja Anak Terbesar

12 Juni 2009

12 Juni adalah Hari Internasional Anti Pekerja Anak-anak. Di dunia lebih dari 200 juta anak berusia di bawah umur terpaksa menjadi pekerja anak-anak. Salah satu negara dengan pekerja anak terbesar adalah India.

Seorang pekerja anak-anak di IndiaFoto: AP

Perekonomian India dalam lima tahun terakhir mencatat pertumbuhan luar biasa sampai 9 persen. Bahkan dalam krisis global saat ini, pemerintah India masih memperkirakan pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen. Meskipun demikian, jumlah pekerja anak-anak yang berusia antara 5 sampai 14 tahun di India juga termasuk yang terbanyak di dunia.

Mereka bekerja dan hidup di gunung-gunung batu. Dengan menggunakan palu mereka menghancurkan bongkahan batu menjadi batu-batu kerikil untuk industri bangunan. Raj Kumar dan adiknya tidak punya pilihan lain

"Saya tidak suka. Tapi bila kami bekerja keras, kami mendapat uang untuk orang tua kami. Saya bekerja sampai hari gelap," ungkap Raj Kumar.

Sekitar 120 ribu sampai 140 ribu Rupiah per bulan untuk pekerjaan yang menguras tenaga. Ada anak-anak yang bekerja 12 jam sehari di industri korek api dan industri permadani. Atau yang bekerja dengan api, seng dan logam di halaman belakang rumah untuk memproduksi alat-alat pertukangan, kunci dan perhiasan, atau anak-anak yang bekerja sebagai pengrajin gelas.

Bila orang menaikkan batas usia anak-anak menjadi di atas 14 tahun, maka jumlah pekerja anak-anak ini semakin besar. Organisasi bantuan internasional menyebut angka sampai 100 juta anak. Karena sebagian besar dari anak-anak ini bekerja di luar kegiatan perekonomian resmi, sulit menjangkau mereka. Anak-anak ini bekerja sebagai pembantu rumah tangga, bekerja di lahan pertanian, baik untuk keluarga mereka sendiri atau untuk tuan-tuan tanah. Banyak orang tua menggadaikan anak-anaknya sebagai tenaga kerja untuk membayar hutang mereka.

Ribuan anak-anak mengemis di pinggir jalan. Ada gang pengemis profesional yang sengaja membiarkan anak-anak itu kelaparan atau melukainya, agar mengundang rasa kasihan. Sejak lebih dari 20 tahun di India ada undang-undang pelarangan pekerja anak-anak. Dan khususnya di industri permadani sudah terdapat kemajuan. Tapi pada dasarnya negara masih tetap sulit menjalankan larangan itu secara konsekwen.

Sekitar 300 juta orang dari penduduk India yang berjumlah satu milyar itu hidup di bawah garis kemiskinan. Banyak kelurga mengandalkan pekerjaan anak-anaknya untuk dapat menyambung hiudp. Dan di kalangan orang tua maupun pejabat setempat masih kurang kesadaran akan ketidak adilan.

Sandra Petermann/Dyan Kostermans

Editor: Agus Setiawan