Pemulihan hubungan maritim dan militer antara Bangladesh dan Pakistan dinilai akan merombak dinamika keamanan di Asia Selatan, dengan implikasi besar bagi kepentingan strategis India dan stabilitas regional.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif dan Yunus sepakat untuk memperdalam kerja sama bilateral di semua bidang yang menjadi kepentingan bersama, setelah kedua pemimpin bertemu di sela-sela konferensi di Kairo pada bulan Desember.
Pembukaan kembali sambungan laut antara kedua negara ikut menandai tonggak sejarah. Kedua negara bermusuhan sejak Bangladesh memerdekakan diri dari Pakistan pada tahun 1971.
Pemerintah sementara Bangladesh juga menghapus pembatasan sebelumnya yang mewajibkan pemeriksaan fisik kargo dari Pakistan. Sebagai gantinya, Pakistan akan mulai melatih Angkatan Darat Bangladesh pada bulan Februari 2025, memperkuat hubungan militer antara kedua negara. Bangladesh juga akan bergabung dengan Pakistan dalam latihan angkatan laut gabungan "Aman 2025" di pelabuhan Karachi.
Kedekatan antara Pakistan dan Bangladesh diyakini berpotensi mengubah dinamika kekuatan di Asia Selatan, dan menjadi sumber kekhawatiran bagi India, yang dengan bobot ekonomi dan militernya mampu mendikte negeri jiran di perbatasan timur.
Iklan
Imbas strategis bagi India
Hubungan Dhaka dengan New Delhi telah renggang sejak penggulingan Hasina, yang mendapat dukungan dan kini mendapat suaka dari India.
Pakar kebijakan luar negeri dan diplomat menyoroti bahwa India harus menavigasi lingkungan geopolitik yang kompleks, yang ditandai oleh ketidakstabilan dan ancaman keamanan di negara bagian timur lautnya.
Selain memantau dengan saksama perkembangan ini, India juga meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasannya dengan Bangladesh.
"Tidak diragukan lagi bahwa hubungan antara Bangladesh dan Pakistan telah membaik secara keseluruhan. Pergeseran ini memiliki implikasi keamanan bagi negara bagian timur laut India," kata Shanthie Mariet D'Souza, pendiri Mantraya Institute of Strategic Studies, kepada DW.
New Delhi telah lama khawatir tentang perdagangan manusia, infiltrasi, dan pemberontakan militan di sepanjang perbatasan, terutama karena Bangladesh berbatasan dengan negara bagian India Benggala Barat, Assam, Meghalaya, Tripura, dan Mizoram, yang rentan terhadap wabah kekerasan.
"Pertanyaan penting yang perlu dipertimbangkan adalah, apakah penguatan hubungan ini hanya merupakan reaksi terhadap tekanan taktis India, atau apakah itu merupakan bagian dari rencana yang lebih besar untuk mengganggu stabilitas India. Jika kita berasumsi yang terakhir itu benar, apakah rezim saat ini di Dhaka sanggup menjalankan kebijakan seperti itu? Jawabannya adalah tidak," kata D'Souza.
India-Pakistan: Dulu Saudara Kini Seteru
Pada tanggal 15 Agustus 1947, Kemaharajaan Britania India terbagi jadi dua negara - India yang mayoritas Hindu dan Pakistan yang mayoritas Muslim. Kedua negara ini terus bermusuhan.
Foto: AP
Kelahiran dua bangsa
1947, Kemaharajaan Britania India terbagi dua - India dan Pakistan. Pendiri Pakistan Mohammad Ali Jinnah dan partainya All-India Muslim League pada awalnya menuntut otonomi untuk wilayah mayoritas Muslim di India dan kemudian negara terpisah untuk Muslim. Jinnah percaya bahwa umat Hindu dan Muslim tidak dapat terus hidup bersama, karena mereka "bangsa-bangsa" yang berbeda.
Foto: picture alliance/dpa/United Archives/WHA
Garis darah
Setelah kelahiran India dan Pakistan, kerusuhan komunal dimulai di banyak daerah barat, kebanyakan di Punjab. Sejarawan mengatakan bahwa lebih dari satu juta orang tewas dalam bentrokan dan jutaan lainnya bermigrasi dari India ke Pakistan dan dari Pakistan ke India.
Foto: picture alliance/dpa/AP Images
Perang tahun 1948
Segera setelah kemerdekaan, India dan Pakistan bentrok di Kashmir. Wilayah Kashmir yang mayoritas Muslim diperintah pemimpin Hindu, namun Jinnah menginginkannya menjadi wilayah Pakistan. Pasukan India dan Pakistan bertempur di Kashmir tahun 1948, dengan India menguasai sebagian besar lembah, sementara Pakistan menduduki wilayah yang lebih kecil.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Desfor
Seperti AS dan Kanada?
Sejarawan liberal mengatakan bahwa Jinnah dan Mahatma Gandhi menginginkan hubungan baik antara negara-negara baru merdeka. Jinnah, misalnya, percaya bahwa hubungan antara India dan Pakistan harus serupa dengan yang terjadi antara AS dan Kanada. Tapi setelah kematiannya pada tahun 1948, penerusnya mengikuti jalur yang bersebrangan dengan New Delhi.
Foto: AP
Menggambarkan satu sama lain sebagai 'musuh'
Sementara India menekankan gerakan kebebasan Kongres Nasional India melawan penguasa Inggris - dengan Gandhi sebagai arsitek utamanya - buku teks Pakistan berfokus pada "perjuangan" melawan penindasan Inggris dan Hindu." Propaganda negara di kedua negara saling melukiskan pihak satu sama lain sebagai "musuh" yang tidak bisa dipercaya.
Foto: picture alliance/dpa/AP Photo/M. Desfor
Memburuknya ikatan
Hubungan diplomatik antara India dan Pakistan tetap sengit selama tujuh dekade terakhir. Isu terorisme Islam merusak hubungan dalam beberapa tahun terakhir, dengan New Delhi menuduh Islamabad mendukung jihadis berperang di Kashmir yang dikendalikan India. India juga menyalahkan kelompok-kelompok di Pakistan karena telah meluncurkan serangan teror ke India. Islamabad membantah klaim tersebut.
Foto: Picture alliance/AP Photo/D. Yasin
Harapan terciptanya perdamaian
Banyak pemuda di India dan Pakistan mendesak pemerintah untuk memperbaiki hubungan bilateral. Pembuat film dokumenter Islamabad Wajahat Malik berpendapat bahwa cara terbaik bagi India dan Pakistan untuk mengembangkan hubungan yang lebih dekat adalah melalui interaksi yang lebih banyak antara masyarakat mereka. (Ed: Shamil Shams/ap/hp)
Foto: Getty Images/S. Barbour
7 foto1 | 7
Pakistan perbesar pengaruh di Bangladesh
Menurut D'Souza, masih belum jelas apakah kebijakan Yunus akan selaras dengan perangkat birokrasi Bangladesh, yang melihat pemerintahan transisi bersifat sementara.
"New Delhi perlu memantau langsung di lapangan untuk menyusun kebijakan guna menghadapi dinamika internal dan eksternal yang berubah cepat di kawasan tersebut," tambahnya.
Ajay Bisaria, mantan komisaris tinggi India untuk Pakistan, mengatakan kepada DW bahwa hubungan jangka panjang India dengan negara-negara tetangganya, khususnya Bangladesh, berfokus pada upaya untuk meningkatkan kemakmuran sebagai imbalan atas upaya mengatasi masalah keamanan India.
"Pemahaman ini ditentang oleh rezim baru di Dhaka," kata Bisara, yang menambahkan bahwa upaya Pakistan untuk membangun kembali hubungan keamanan dengan Bangladesh dan melawan pengaruh India dapat mengganggu keseimbangan keamanan regional.
"Meskipun India akan memantau dengan saksama dinamika yang berkembang ini, India mungkin juga perlu memeriksa pengaruh Pakistan yang semakin besar di wilayah pinggiran timur melalui postur militer dan langkah-langkah keamanan yang proaktif," kata Bisara.
Derita Warga Kashmir Akibat Konflik Politik India-Pakistan
India dan Pakistan terus berseteru karena Kashmir, wilayah bergejolak yang telah dilanda pemberontakan bersenjata selama hampir tiga dekade. Banyak warga Kashmir yang sudah muak dengan Islamabad dan New Delhi.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mustafa
Bahaya yang belum pernah ada sebelumnya?
Pada tanggal 27 Februari 2019, militer Pakistan mengatakan bahwa mereka telah menembak jatuh dua jet tempur India. Seorang juru bicara militer Pakistan mengatakan jet itu ditembak jatuh setelah mereka memasuki wilayah udara Pakistan. Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah, di mana dua negara, yang memiliki senjata nuklir melakukan serangan udara terhadap satu sama lain.
Foto: Reuters/D. Ismail
India menjatuhkan bom di Pakistan
Militer Pakistan merilis gambar ini untuk menunjukkan bahwa pesawat tempur India menyerang wilayah Pakistan untuk pertama kalinya sejak kedua negara terlibat perang tahun 1971. India mengatakan serangan udara itu sebagai tanggapan terhadap serangan bom bunuh diri baru-baru ini terhadap pasukan India yang berbasis di Jammu dan Kashmir.
Foto: AFP/ISPR
Militer bukan solusi
Warga sipil India percaya bahwa pemerintah India tidak dapat membebaskan dirinya dari tanggung jawab dengan menuduh Islamabad menciptakan kerusuhan di lembah Kashmir. Sejumlah organisasi HAM menuntut agar pemerintahan Narendra Modi mengurangi jumlah pasukan di Kashmir dan membiarkan rakyat menentukan nasib mereka.
Foto: Getty Images/AFP/T. Mustafa
Kekerasan tiada akhir
Pada 14 Februari 2019, setidaknya 41 polisi paramiliter India tewas dalam serangan bom bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Kelompok militan yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammad, mengaku bertanggung jawab. Serangan itu meningkatkan ketegangan dan memicu kekhawatiran konfrontasi bersenjata antara dua negara yang memiliki kekuatan senjata nuklir.
Foto: IANS
Konflik yang pahit
Sejak tahun 1989, gerilyawan Muslim telah memerangi pasukan India di bagian Kashmir yang dikelola India. Wilayah ini berpenduduk 2 juta orang, dan sekitar 70 persen di antaranya adalah Muslim. Dua dari tiga perang antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan tahun 1947 adalah karena sengketa wilayah Kashmir.
India menumpas pemberontakan militan
Pada Oktober 2016, militer India melancarkan serangan terhadap pemberontak bersenjata di Kashmir, yang mengepung sedikitnya 20 desa di distrik Shopian. New Delhi menuduh Islamabad mendukung militan, yang melintasi "Line of Control" Pakistan-India dan menyerang pasukan paramiliter India.
Foto: picture alliance/AP Photo/C. Anand
Kematian seorang separatis Kashmir
Situasi keamanan di Kashmir bagian India memburuk setelah peristiwa pembunuhan Burhan Wani, seorang pemimpin muda gerakan separatis Kashmir pada Juli 2016. Protes terhadap pemerintahan India dan bentrokan antara separatis dan tentara telah merenggut ratusan nyawa sejak saat itu.
Foto: Reuters/D. Ismail
Serangan Uri
Pada September 2016, militan Muslim membunuh setidaknya 17 tentara India dan melukai 30 lainnya di Kashmir India. Tentara India mengatakan para pemberontak telah menyusup ke bagian Kashmir India dari Pakistan. Investigasi awal menunjukkan bahwa gerilyawan itu adalah anggota kelompok Jaish-e-Mohammad yang bermarkas di Pakistan, yang telah aktif di Kashmir selama lebih dari satu dekade.
Foto: UNI
Pelanggaran HAM
Pihak berwenang India memblokir sejumlah situs media sosial di Kashmir setelah video yang menunjukkan pasukan India melakukan pelanggaran HAM berat menjadi viral di internet. Video-video itu menimbulkan kemarahan di media sosial. Salah satu video menunjukkan pemrotes Kashmir diikat pada jip tentara India, diduga digunakan sebagai tameng hidup.
Foto: Getty Images/AFP/
Demiliterisasi Kashmir
Mereka yang mendukung Kashmir untuk merdeka ingin Pakistan dan India membiarkan rakyat Kashmir menentukan masa depan mereka. "Sudah saatnya India dan Pakistan menarik pasukan mereka dari wilayah yang mereka kendalikan dan mengadakan referendum yang diawasi secara internasional," kata Toqeer Gilani, Presiden Front Pembebasan Jammu dan Kashmir, kepada DW.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Singh
Tidak ada peluang untuk memisahkan diri
Sebagian besar pengamat Kashmir tidak melihat Kashmir merdeka dalam waktu dekat. Mereka mengatakan, meskipun sebagian strategi keras yang digunakan India untuk berurusan dengan militan dan separatis di Kashmir telah berhasil, cepat atau lambat New Delhi harus menemukan solusi politik untuk krisis ini. Perpisahan Kashmir, kata mereka, bukan bagian dari solusi. (Teks: Shamil Shams. Ed.: na/ap)
Foto: Getty Images/AFP/T. Mustafa
11 foto1 | 11
Transfer senjata dari Pakistan?
Secara khusus, aliansi baru antara Pakistan dan Bangladesh dianggap mengancam kepentingan strategis India, khususnya terhadap koridor Siliguri atau yang sering disebut sebagai Leher Ayam.
Lintasan yang sensitif secara geopolitik ini menghubungkan negara bagian India timur laut ke seluruh India melalui jalur sempit wilayah India yang berukuran 20-22 kilometer di bagian tersempit.
India khawatir Cina mungkin bermaksud membangun kehadirannya di dekat koridor tersebut, dengan kedok pekerjaan pembangunan dengan Bangladesh.
Sementara itu, India telah meningkatkan keamanan di sepanjang perbatasannya dengan Bangladesh, menyebarkan solusi teknologi dan melakukan inspeksi Pasukan Keamanan Perbatasan tingkat tinggi untuk mengatasi kerentanan dan mengekang infiltrasi dan penyelundupan di sepanjang wilayah perbatasan yang tidak berpagar.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
"India akan memiliki kekhawatiran keamanan, terkait transfer senjata dan bahan peledak ke Bangladesh untuk digunakan oleh teroris Islam yang telah dibebaskan oleh pemerintah sementara yang dipimpin Yunus," Pinak Ranjan Chakravarty, mantan komisaris tinggi untuk Bangladesh, mengatakan kepada DW.
Chakravarty mengklaim, pemindahan senjata-senjata ini ke kelompok pemberontak di India dapat menimbulkan masalah keamanan yang signifikan.
Namun, Sreeradha Datta, seorang pakar Bangladesh dari Sekolah Urusan Internasional Jindal, mengatakan kepada DW, meskipun hubungan Indo-Bangladesh saat ini sedang mengalami masa sulit, suasana akan mereda setelah pemerintahan terpilih terbentuk di Bangladesh.
"Meskipun Bangladesh dan Pakistan menunjukkan tanda-tanda keterlibatan, India-lah yang memegang posisi yang lebih penting bagi Bangladesh," kata Datta.
"Kedua belah pihak perlu mengatasi retorika saat ini dan mulai bekerja. Setelah keterlibatan bilateral dilanjutkan, masalah keamanan India tentu akan diperhatikan dan ini hanya akan terjadi jika negara-negara tetangga memilih untuk terlibat dan tidak menimbulkan masalah yang tidak perlu," Datta menyimpulkan.