Minggu ini, Indonesia menggelar pameran militer Indo Defence 2016. Semua pedagang senjata besar akan datang. Di tengah kelesuan perekonomian global, belanja peralatan militer terus naik.
Iklan
Pameran militer dan peralatan pertahanan "Indo Defence 2016" yang digelar 2-5 November 2016 di pekan Raya Jakarta diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan. Ajang ini menjadi bursa industri senjata untuk memperkuat jaringan dan melakukan bisnis.
Lebih dari 20.000 delegasi dan pengunjung perdagangan diharapkan menghadiri Indo Defense tahun ini. Lebih dari 800 perusahaan internasional akan menampilkan teknologi pertahanan terbaru mereka. Acara ini dibarengi dengan konferensi internasional yang menyediakan platform untuk jaringan dan pakar industri. Terutama bagi pengunjung awam, atraksi yang menarik adalah peragaan berbagai peralatan tempur.
Perusahaan-perusahan ternama Eropa juga akan hadir di sini. Dari British Aerospace (BAE), Airbus Industries sampai Rheinmetal dari Jerman, produsen tank Leopard dan Marder, yang juga menjadi bagian dari peralatan militer di Indonesia.
Produsen senjata memang sedang mengincar pasar Asia, salah satunya Indonesia. Ketegangan di Asia seperti sengketa perbatasan di Laut Cina memicu naiknya anggaran belanja militer di negara-negara terkait. Pada masa-masa penerbangan komersial mulai goyah akibat kelesuan ekonomi, pemesanan pesawat militer malah mencatat rekor terus menerus dalam beberapa tahun terakhir.
"(Penerbangan) Sipil melemah dan berputar di tempat, sedangkan (industri) pertahanan berkembang di AS dan di pasar global," kata konsultan Teal Grup Richard Aboulafia. "Ini adalah kombinasi dari siklus belanja persenjataan, ditambah dengan meningkatnya ketegangan regional dan ketakutan."
Minggu ini saja, ada dua pameran pertahanan besar di Asia: China Airshow di Zhuhai dan Indo Defence di Jakarta. Terutama China belakangan sangat berambisi membangun industri militernya untuk menembus pasar ekspor.
Menurut data Stockholm International Peace Research Institute, impor senjata ke Indonesia sejak tahun 2010 meningkat tiga kali lipat. Baru-baru ini, Indonesia menggelar manuver militer besar-besaran di kawasan Laut Cina Selatan, dengan mengerahkan jet-jet tempur terbarunya yang dibeli dari Rusia.
Di Indo Defence 2016, delegasi Rusia ingin mendapat kepastian tentang recana Indonesia membeli pesawat tempur Sukhoi Su-35 yang sudah diputuskan pemerintah. Sementara para pesaing Rusia juga berupaya mendekati pemerintahan Joko Widodo dengan tawaran-tawaran menarik.
Produsen pesawat terkemuka seperti Lockheed Martin dari Amerika Serikat, SAAB dari Swedia, dan Eurofighter dari Eropa, semuanya akan hadir di Jakarta minggu ini.
10 Alutsista Rusia yang Buat Gentar Amerika
Sejak perang dingin berakhir militer Rusia berkutat dengan sistem alutsista yang usang. Namun negeri beruang merah itu mulai bangkit. Inilah sistem persenjataan yang bisa melontarkan Rusia kembali menjadi negara adidaya
Foto: picture-alliance/dpa
T-14 Armata
T-14 Armata adalah tank tempur utama generasi kelima yang diluncurkan awal 2015 silam oleh Rusia. Dalam cetak birunya tank ini bahkan bisa dimodifikasi menjadi kendaraan tempur robotik. Baru-baru ini Rusia mengumumkan T-14 akan dilengkapi dengan meriam berkaliber 152 mm yang mampu "menembus pelat baja setebal satu meter," kata Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin kepada Russian Today.
Foto: Reuters/Host Photo Agency/RIA Novosti
Kapal Jelajah Tempur Pyotr Velikiy
Monster laut bertenaga nuklir ini adalah senjata paling mematikan milik armada utara Rusia yang beroperasi di Samudera Atlantik. Pyotr Velikiy atau "Peter yang Agung" adalah satu dari empat kapal jelajah tempur kelas Kirov yang ada saat ini. Oleh NATO Pyotr Velikiy dijuluki sebagai "pembunuh kapal induk" lantaran daya rusaknya yang besar dan kemampuannya menghancurkan rudal balistik.
Foto: AFP/Getty Images
Sukhoi T-50
Kendati tertinggal dari AS dalam pengembangan jet tempur siluman, Russia tak lantas bergeming. Sejak uji terbang perdana 2010 silam, jet tempur siluman yang merupakan hasil kerjasama strategis dengan India itu akan mulai diproduksi massal tahun 2017. Tapi belakangan kedua negara berseteru soal pembiayaan proyek. Terakhir India berniat membeli cetak biru T-50 seharga 3,7 milyar US Dollar dari Rusia
Foto: DMITRY KOSTYUKOV/AFP/Getty Images
Peluru Kendali S-400
Kemampuannya menghancurkan target dalam radius 400 kilometer dengan kecepatan hingga 17.000km/jam membuat S-400 jadi mimpi buruk buat setiap pilot. Saking ampuhnya, AS terpaksa merumahkan semua jet tempurnya ketika Rusia menempatkan satu batalyon S-400 di pangkalan udaran Khmeimim, Suriah. Diperkenalkan 2007 silam, kini Rusia sudah mulai mengembangkan varian rudal termutakhir, yakni S-500
Foto: picture alliance/dpa/A.Vilf
Sukhoi SU-35
Dikembangkan buat menandingi F16 milik AS, jet tempur generasi keempat Rusia ini malah mempermalukan rivalnya yang jauh lebih mahal dan canggih, yakni jet siluman F35. Belum lama ini Pentagon harus mengakui kemampuan taktis F35 masih kalah jauh ketimbang jet tempur buatan Sukhoi tersebut. Keunggulan terbesar SU-35 adalah daya jelajahnya yang tinggi dan kemampuan bermanuver yang sulit ditandingi
Foto: picture-alliance/dpa
Roket Hipersonik Yu-71
Rusia sejak lama mengimpikan sebuah roket hipersonik berhulu ledak nuklir. Dengan kode rahasia "project 4204," negeri beruang merah itu berhasil menciptakan sebuah monster yang tidak cuma mampu melesat dengan kecepatan 12.000 km/jam, melainkan juga lincah dan mudah dikendalikan. Dalam laporan Jane’s Intelligence Review, analis menilai Yu-71 akan mampu menembus sistem pertahanan NATO dengan mudah.
Foto: Reuters/Kyodo
Helikopter Tempur Mil Mi-28N
Oleh NATO helikopter tempur yang satu ini dijuluki "Havoc" alias malapetaka. Dibandingkan Apache Longbow buatan Boeing yang digunakan AS, Mil Mi-28 mampu terbang lebih cepat dan membawa lebih banyak persenjataan. Helikopter ini didesain untuk menghancurkan tank dan kendaraan lapis baja, serta memiliki kemampuan terbang malam hari.
Foto: Reuters/T. Makeyeva
Kapal Induk Admiral Kuznetsov
Admiral Kuznetsov adalah satu-satunya kapal induk di dunia yang dilengkapi dengan berbagai jenis persenjataan anti balistik udara dan kapal selam. Pada prinsipnya kapal yang diluncurkan tahun 1990 ini tidak memerlukan banyak kapal pendamping layaknya kapal induk Amerika Serikat. Uniknya, Admiral Kuzentsov nyaris jatuh ke tangan Ukraina ketika Uni Sovyet runtuh di tahun 1991.
Foto: picture alliance/dpa/Sana
Tupolev Tu-160M
Saat ini Tu-160M adalah pesawat pembom terbesar dan terberat di dunia. Ironisnya oleh para pilot Rusia monster langit ini dijuluki "angsa putih," karena bentuknya yang dinilai menyerupai satwa pendamai tersebut. Sejak 2014 silam Tu-160M dimodernisasi untuk menggandakan kemampuan tempurnya.
Foto: picture-alliance/dpa
Kapal Selam Nuklir Yury Dolgorukiy
Sejak beberapa tahun terakhir Russia meninggalkan desain kapal selam raksasa dan beralih ke desain yang lebih kecil tapi maut. Kendati wujudnya jauh dari kesan menyeramkan, Yuri Dolgorukiy disegani lantaran memiliki sistem kedap suara yang membuatnya sulit dideteksi. Selain itu kapal selam pertama kelas Borei ini juga diperkuat dengan 16 rudal RSM-56 Bulava berhulu ledak nuklir.