1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia Gelar Latihan Militer di Laut Cina Selatan

4 Oktober 2016

TNI akan menggelar Latihan Puncak Angkasa Yudha 2016 di Laut Cina Selatan. Dipusatkan di Kabupaten Natuna, latihan militer ini melibatkan belasan pesawat tempur dengan bom aktif.

Indonesien Militärübung
Foto: Getty Images/R. Pudyanto

Mulai 6 Oktober mendatang, Tentara Nasional Indonesia (TNI)I akan melaksanakan latihan militer besar-besaran di kawasan Laut Cina Selatan, yang pernah jadi isu hangat antara Cina dan Indonesia. Inilah latihan militer terbesar yang pernah digelar Indonesia di kawasan sensitif itu.

Dalam latihan militer ini akan diujicoba rudal-rudal buatan Cina, demikian dikatakan sumber di Markas Besar TNI kepada konsultan dan analis militer IHS Jane, hari Rabu (03/10).

Latihan militer ini menegaskan lagi sikap Indonesia di wilayah di sekitar Kepulauan Natuna. Presiden Jokowi baru-baru ini memerintahkan pembangunan pangkalan militer di kawasan itu, sebagai antisipasi kemungkinan munculnya klaim dari negara lain."Kami sekarang membangun kami basis (militer) di sana," kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo kepada wartawan dalam suatu pertemuan di Purwokerto, Jawa Barat, akhir September lalu.

Latihan Puncak Angkasa Yudha 2016 di Natuna akan mensimulasikan serangan udara dan perebutan landasan pacu yang dikuasai musuh. Latihan militer ini tadinya direncanakan di Pulau Belitung, Sumatera Timur, namun kemudian dipindahkan ke Natuna tanpa alasan resmi yang jelas.

Panser Amfibi TNI-AL pada perayaan HUT TNI ke-69 di Surabaya, Oktober 2014Foto: Getty Images/R. Pudyanto

Belasan jet tempur tipe F-16 dan Sukhoi akan dilibatkan dalam manuver besar-besaran ini. Seluruhnya ada 13 unit F-16 yang dikerahkan di wilayah yang berbatasan dengan Laut Ciina Selatan ini. "Persiapan telah kita lakukan dengan matang sejak 10 hari yang lalu," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Henri Alfiandi di Pekanbaru.

Empat pesawat tempur Sukhoi SU-30MKI Flankers dari Skadron 11 TNI AU disiagakan di Hang Nadim, Batam. Masing-masing pesawat dilengkapi 18 bom aktif. " Jadi untuk empat pesawat akan ada 72 bom yang digunakan untuk Latihan Puncak Angkasa Yudha," kata Komandan Skadron 11 Makassar, Letkol Pnb David Ali Hamzah.

Bom-bom itu akan ditembakkan pada target laut sekitar perairan Ranai dengan rentang lebar sasaran sekitar 2,2 kilometer dan panjang sekitar 3 kilometer, tambahnya."Untuk pemasangan bom pada pesawat masih menunggu arahan dari atasan. Yang pasti biasanya sehari sebelumnya sudah dipasang," demikian ujar Hamzah kepada antaranews.com.

IHS Jane memberitakan, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo telah memerintahkan agar dilajkukan peluncuran rudal anti-kapal buatan Cina C-705, yang pernah gagal dilakukan dalam latihan militer sebelumnya. TNI Angkatan Laut juga  akan mencoba untuk meluncurkanrudal anti kapal buatan Cina yang lain, C-802, dari KRI Layang.

Tank marinir pada perayaan HUT TNI ke-69 di Surabaya, Oktober 2014Foto: Getty Images/R. Pudyanto

Komandan Pangkalan Udara Tanjungpinang Kolonel Ign Wahyu Anggono mengatakan kepada antaranews.com,  Latihan Puncak Angkasa Yudha 2016 adalah akumulasi dari latihan tingkat personel, satuan dan antarsatuan, guna menguji kesiapsiagaan satuan sekaligus menguji doktrin operasi udara yang bertujuan memelihara dan meningkatkan kemampuan tempur. "Masing-masing memiliki peran tersendiri dalam latihan ini. Jadi akan ada berbagai atraksi dari berbagai jenis pesawat tempur selama acara puncak ini," kata Wahyu Anggono.

hp/ap (www.janes.com, www.antaranews.com)