Indonesia Akan Teruskan Pengiriman PRT ke Luar Negeri
20 Maret 2017
Indonesia mengatakan akan terus mengirim pembantu rumah tangga (PRT) ke luar negeri. Kebijakan itu disambut aktivis buruh migran, karena pelarangan hanya akan meningkatkan pengiriman TKI ilegal.
Iklan
Ribuan perempuan Indonesia setiap tahun berangkat untuk menjadi pekerja rumah tangga ke negara-negara seperti Hong Kong, Singapura, Taiwan dan Malaysia. Mereka dijanjikan gaji yang tinggi, namun hak-hak mereka sering dilanggar dan banyak yang hidup dalam kondisi seperti budak.
Pemerintah pernah menyatakan akan menghentikan pengiriman TKW ke luar negeri pada tahun ini, dengan alasan untuk melindungi para perempuan. Namun kebijakan itu dikritik kalangan aktivis karena khawatir akan lebih banyak perempuan yang terdorong menjadi pekerja migran ilegal.
Pejabat senior di Departemen Tenaga Kerja sekarang mengatakan kepada kantor berita Reuters, pemerintah tidak akan melakukan pelarangan melainkan pembicaraan dengan negara-negara penerima tenaga kerja untuk memastikan agar mereka diperlakukan "secara manusiawi".
"Kami tidak menghentikan warga Indonesia pergi ke luar negeri untuk menjadi pekerja rumah tangga, tapi kami ingin perlindungan yang lebih baik bagi mereka," kata Soes Hindharno, Direktur Penempatan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri pada Kementerian Tenaga Kerja.
Dia mengatakan, hal ini termasuk mencegah apa yang disebut "pekerjaan multi-tasking" oleh pembantu Indonesia untuk mengurangi eksploitasi.
"Jika mereka pembantu rumah tangga, mereka adalah ibu rumah tangga - mereka harus membersihkan, memasak dan juga menjadi babysitter. Anda tidak bisa meminta babysitter untuk memandikan anjing Anda."
Saat ini, perempuan Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di luar negeri biasanya tinggal di rumah majikan mereka. Aktivis migran mengatakan, aturan itu membuat mereka rentan terhadap kekerasan.
Aktivis migran juga menyambut baik keputusan pemerintah, namun yang lebih dibutuhkan adalah memerangi perdagangan manusia, termasuk memastikan agar para TKW mengetahui hak-hak mereka sebelum berangkat ke luar ngeri.
"Pergi bekerja ke luar negeri adalah hak dasar. Jika pemerintah menghentikan ini, kita hanya akan melihat lebih banyak kasus perdagangan manusia," kata Mulyadi, salah satu pendiri Migrant Care.
Sejak 2015, Indonesia melarang pengiriman TKW ke 21 negara-negara Timur Tengah menyusul serangkaian kasus kekerasan di negara-negara itu. Namun karena adanya permintaan tinggi, banyak pedagang ilegal yang memanfaatkan situasi itu.
Soes Hindharno mengatakan, larangan pengiriman TKW ke Timur Tengah akan dipertahankan.
Sepertiga dari sekitar enam juta tenaga kerja Indonesia di luar negeri bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Tujuh Negara Tujuan Favorit TKI
Sebanyak lebih dari 6 juta tenaga kerja Indonesia saat ini bekerja di 146 negara di seluruh dunia. Tujuh di antaranya adalah negara yang paling banyak mempekerjakan buruh asal Indonesia.
Foto: Getty Images
#1. Malaysia
Dari tahun ke tahun Malaysia menjadi tujuan utama tenaga kerja asal Indonesia. Menurut data BNP2TKI, sejak tahun 2012 sudah lebih dari setengah juta buruh migran melamar kerja di negeri jiran itu. Tidak heran jika remitansi asal Malaysia juga termasuk yang paling tinggi. Selama tahun 2015, TKI di Malaysia mengirimkan uang sebesar dua miliar Dollar AS kepada keluarga di Indonesia.
Lebih dari 320.000 buruh Indonesia diterima kerja di Taiwan sejak tahun 2012. Lantaran Taiwan membatasi masa kerja buruh asing maksimal 3 tahun, kebanyakan TKI mendarat di sektor formal. Tahun lalu TKI Indonesia yang bekerja di Taiwan menghasilkan dana remitansi terbesar ketiga di dunia, yakni 821 juta Dollar AS.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Chang
#3. Arab Saudi
Sejak 2011 Indonesia berlakukan moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah, terutama Arab Saudi. Namun larangan itu cuma berlaku buat sektor informal seperti pembantu rumah tangga. Sementara untuk sektor formal, Indonesia masih mengrimkan sekitar 150 ribu tenaga kerja ke Arab Saudi sejak tahun 2012. Dana yang mereka bawa pulang adalah yang tertinggi, yakni sekitar 2,5 miliar Dollar AS tahun 2015
Foto: picture-alliance/dpa/M. Irham
#4. Hong Kong
Sedikitnya 137 ribu TKI asal Indonesia diterima bekerja di Hongkong sejak 2012. Uang kiriman mereka pun termasuk yang paling besar, yakni sekitar 673,6 juta Dollar AS. Kendati bekerja di negara makmur dan modern, tidak sedikit TKI yang mengeluhkan buruknya kondisi kerja. Tahun 2014 silam ribuan TKW berunjuk rasa di Hong Kong setelah seorang buruh bernama Erwiana dianiaya oleh majikannya.
Foto: Getty Images/AFP/P. Lopez
#5. Singapura
Menurut BNP2TKI, sebagian besar buruh Indonesia di Singapura bekerja di sektor informal sebagai pembantu rumah tangga. Sejak 2012 sebanyak 130 ribu TKI telah ditempatkan di negeri pulau tersebut. Tahun 2015 saja tenaga kerja Indonesia di Singapura mengirimkan duit remitansi sebesar 275 juta Dollar AS ke tanah air.
Foto: Getty Images
#6. Uni Emirat Arab
Lebih dari 100 ribu tenaga kerja Indonesia ditempatkan di Uni Emirat Arab sejak tahun 2012. Dana remitansi yang mereka hasilkan pun tak sedikit, yakni 308 juta Dollar AS pada tahun 2015.
Foto: picture-alliance/dpa
#7. Qatar
Lantaran moratorium, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Timur Tengah banyak menurun. Qatar yang tahun 2012 masih menerima lebih dari 20 ribu TKI, tahun 2015 jumlahnya cuma berkisar 2400 tenaga kerja. Sejak 2012 sedikitnya 46 ribu buruh Indonesia bekerja di negeri kecil di tepi Arab Saudi itu. Hampir 100 juta Dollar AS dibawa pulang oleh TKI Indonesia tahun 2015 silam.