Indonesia Beli Jet Tempur Bekas Senilai 800 Juta Dolar
15 Juni 2023
Kemenhan RI resmi membeli 12 jet tempur bekas Qatar senilai hampir 800 juta dolar AS. Langkah ini dilakukan setelah parlemen mengritik kekuatan udara militer Indonesia yang dinilai terlalu tua.
Iklan
Indonesia resmi membeli 12 jet tempur Mirage 2000-5 yang sebelumnya digunakan oleh Qatar, Rabu (14/06). Kesepakatan pembelian pesawat tempur bekas, dengan rincian sembilan pesawat jet tempur kursi tunggal dan tiga pesawat tempur kursi ganda tersebut, nilainya sekitar US$800 juta atau setara dengan Rp12 triliun.
Kesepakatan pembelian jet tempur bekas ini dianggap sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kekuatan angkatan udara Indonesia. Sebelumnya sejumlah anggota parlemen melontarkan kritik, yang mengatakan pesawat-pesawat tempur milik RI, saat ini sudah terlalu tua.
Indonesia Borong Sukhoi SU-35
00:47
Pesawat bekas dan usang, apa urgensinya?
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI sebelumnya dalam sebuah pernyataan menyebutkan, Indonesia telah menandatangani kesepakatan pembelian jet tempur bekas senilai Rp12 triliun tersebut dengan Excalibur International, pada bulan Januari lalu.
Iklan
Excalibur Internasional merupakan sebuah unit dari perusahaan pertahanan Ceko, yakni Czechoslovak Group (CSG). Pesawat-pesawat tersebut nantinya akan dikirim dalam waktu 24 bulan, sejak tanggal kesepakatan itu dibuat.
Namun, dilansir dari Kompas, kesepakatan ini menuai kritik dari anggota parlemen. Anggota DPR Tubagus Hasanuddin mempertanyakan, "Apa hal yang begitu mendesak sehingga kita harus membeli pesawat jet bekas dan tua itu?".
Menurut situs web produsen Dassault Aviation, model pesawat tempur Mirage 2000-5 ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1967 silam. Sedangkan Kemenhan RI tidak menyebutkan usia pesawat jet bekas tersebut. Dikatakan bahwa pesawat-pesawat itu akan datang dengan layanan dukungan selama tiga tahun penuh dan pelatihan pilot.
"Indonesia membutuhkan jet tempur yang dapat dikirim dengan cepat untuk menutupi penurunan kesiapan tempur dalam armada Angkatan Udara Indonesia," kata juru bicara kementerian pertahanan Edwin Adrian Sumantha, dalam sebuah pernyataan.
Daftar Pesawat Terbaik Buatan Indonesia
Sejak mulai berproduksi tahun 1979, PTDI telah menerbangkan lebih dari 400 pesawat dan helikopter buatan dalam negeri. Inilah produk unggulan industri kedirgantaraan Indonesia.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
CN295
Pesawat multiguna CN295 tidak diproduksi secara utuh di Indonesia. Pada 2011 PTDI membuat kontrak lisensi dengan Airbus Defense untuk memproduksi bagian buritan, termasuk sayap belakang. Selain itu PTDI juga mendapat lisensi untuk merakit CN295 di pabriknya di Bandung. Saat ini sembilan unit CN295 digunakan oleh TNI Angkatan Udara sebagai pesawat angkut.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
CN235-220 MPA
CN235-220 adalah varian terbaru burung besi yang sepenuhnya diproduksi di dalam negeri. Pesawat multiguna bermesin ganda ini paling banyak digunakan oleh militer Turki yang memiliki 59 unit. Hingga kini CN235-220 masih menjadi primadona unggulan PTDI.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
Komando Udara
Salah satu unit CN235 milik TNI saat ini digunakan sebagai pusat komando udara dan dilengkapi dengan sistem pendeteksi radar. Pesawat ini sempat digunakan untuk mencari bangkai pesawat Air Asia QZ8501 di langit Karimun Jawa pada 2014 silam. TNI juga menerjunkan CN235 untuk membantu pencarian pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang di Samudera Hindia.
Foto: Reuters(Antara Foto/E. Ireng
H215 Super Puma
Enam tahun setelah berdiri pada 1976, PTDI yang dulu bernama IPTN sudah mulai memproduksi helikopter multiguna Super Puma. Hingga kini H215 digemari karena desainnya yang fleksibel dan optimal untuk mengemban misi kemanusiaan.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
NC212
Dikembangkan sejak 1971, NC212 adalah pesawat penumpang untuk keperluan sipil. Sejak 2008 silam Airbus memindahkan produksi NC212 sepenuhnya ke Indonesia. Baru-baru ini PTDI meluncurkan versi teranyar NC212-400 yang didesain oleh Airbus di Spanyol. PTDI hingga kini telah memproduksi 105 unit NC212 yang banyak dijual ke negara jiran di Asia Tenggara.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
EC725 Super Cougar
EC725 alias H225M merupakan helikopter multiguna bermesin ganda untuk keperluan militer yang diproduksi secara berbarengan oleh Airbus dan PTDI. Kebanyakan EC725 digunakan sebagai helikopter angkut dan pernah diterjunkan di Afghanistan, Mali dan Libya. Belum lama ini TNI memesan lima unit EC725 dari PTDI.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
CASA CN-235
CN-235 awalnya dikembangkan sebagai pesawat patroli kelautan oleh CASA asal Spanyol dan IPTN yang kini berganti nama menjadi PT Dirgantara Indonesia. Lantaran sifatnya yang praktis dan tahan banting, CN-235 masih digunakan hingga kini. Belum lama ini pemerintah Perancis membeli lusinan CN-235 setelah pengembangan pesawat angkut militer Airbus A400M mengalami keterlambatan.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
BELL 412EP
Helikopter yang diproduksi atas lisensi dari Bell Helicopter asal Amerika Serikat ini adalah salah satu produk unggulan PTDI. Tahun 2013 silam TNI menerima enam unit Bell 412EP. Sejak mendapat lisensi PTDI telah memproduksi 63 unit Bell 412EP, 30 diantaranya dipesan oleh TNI dan Polri.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
N219
Pesawat mini N219 didesain dan dikembangkan sepenuhnya oleh PTDI sebagai moda transportasi untuk kawasan pedalaman yang terpencil dan sulit dijangkau. PTDI mengklaim telah mendapat sekitar 200 pesanan dari berbagai maskapai nasional dan pemerintah daerah. Saat ini N219 masih berada dalam tahap akhir pengembangan dan dijadwalkan menjalani uji penerbangan pertama pada pertengahan 2017.
Foto: PT. Dirgantara Indonesia
AS565 MBe
Capung besi bernama AS565 MBe ini diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia setelah mendapat lisensi dari Airbus Helicopter. Dilengkapi dengan mesin ganda, helikopter yang di Eropa bernama Panther ini juga digunakan oleh TNI dan Badan SAR Nasional. Panther sejatinya juga bisa digunakan dalam misi medis, perang dan anti kapal selam. (rzn/hp, Sumber: PTDI, Kompas, Airbus, Bell)
Foto: REUTERS/A. Berry
10 foto1 | 10
Pembaharuan Armada Angkatan Udara RI yang sudah tua
Indonesia telah lama berusaha keras untuk mengganti armada udaranya yang sudah tua, yang meliputi pesawat F-16 buatan Amerika Serikat (AS) dan pesawat jet Sukhoi Su-27 serta Su-30 buatan Rusia.
Pada tahun 2017 silam, Indonesia telah mengumumkan adanya rencana pembelian 11 pesawat jet Su-35 dari Rusia, yang dibayarkan dengan uang tunai dan komoditas Indonesia. Namun Kemenhan RI mengatakan bahwa rencana itu telah terhambat oleh sanksi yang dijatuhkan AS terhadap Rusia.
Pemerintah Indonesia telah memiliki rencana-rencana lain untuk memperbaharui armadanya, namun hal tersebut akan memakan waktu, tambah Kemenhan.
Indonesia telah berhasil mendapatkan kesepakatan untuk memesan 42 jet tempur Rafale seharga US$8,1 miliar (setara dengan Rp121 triliun) pada bulan Februari lalu. Rencana pembelian jet tempur F-15 juga sedang dalam tahap lanjut dan menunggu penandatanganan akhir dari pemerintah, kata Menteri Pertahanan RIPrabowo Subianto tahun lalu.