Pameran kopi, teh dan kakao (COTECA) tahun 2018 digelar di kota Hamburg. Indonesia siapkan paviliun terbesar di antara 39 paviliun negara lain yang ikut dalam pameran ini.
Iklan
Pavilion Indonesia dengan luas 91 m2 menempati posisi strategis, yaitu di depan pintu masuk area pameran COTECA. Wakil Duta Besar RI untuk Jerman, Perry Pada secara resmi membuka pavilion Indonesia pada Rabu, (10/10). Hadir pula dalam pembukaan, Konsul Jenderal RI untuk Hamburg dan Kepala ITPC Hamburg.
Pameran tahun ini diikuti oleh 200 perusahaan dari 40 negara dan digelar dari tanggal 10 hingga 12 Oktober 2018. Selain Indonesia, ada Cina, Taiwan, Jepang, India, Himalaya, Sri Lanka, dan Nepal yang ikut dalam pameran ini.
Kegitan COTECA ini tidak hanya sebagai ajang untuk memamerkan produk kopi, teh dan kakau. Lebih dari itu, Indonesia memanfaatkan pameran ini untuk business to business meeting melalui kegiatan workshop, seminar, coffee cuppping, tea testing serta business networking
9 Alasan Anda Harus Minum Kopi Setiap Hari
Menurut Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, dalam empat tahun terakhir orang Indonesia semakin sering minum kopi. Ini tren yang positif. Menurut peneliti, kopi punya efek luar biasa untuk otak, kulit dan tubuh Anda.
Foto: ullstein bild - AISA
Aroma Kopi Kurangi Stres
Peneliti Seoul National University memeriksa otak tikus stres karena kekurangan tidur. Saat tikus diekspos ke aroma kopi terjadi perubahan pada protein otak yang terkait dengan stres. Tingkat stres pada tikus berkurang. Hanya perlu ditegaskan, stres yang diuji hanyalah stres karena kurang tidur.
Foto: Fotolia/Africa Studio
Kurangi Resiko Parkinson
ScienceDaily melaporkan kopi bisa membantu pengidap Parkinson mengendalikan gerakannya. Selain itu, salah seorang peneliti studi tersebut, Ronald Postuma mengatakan, "Mereka yang minum kopi berkafein lebih kecil resikonya tekena penyakit Parkinson."
Bantu Kesehatan Hati
Studi tahun 2006 menunjukkan mereka yang minum setidaknya satu cangkir kopi sehari, 20 persen lebih kecil kemungkinannya terkena sirosis hati - penyakit yang disebabkan konsumsi alkohol berlebihan dan bisa mengakibatkan gagal hati dan kanker.
Foto: Fotolia/ag visuel
Membuat Bahagia
National Institute of Health menemukan peminum kopi empat cangkir atau lebih per hari 10 persen lebih kecil kemungkinannya terkena depresi dibandingkan mereka yang tidak pernah minum kopi. Penyebabnya bukan karena kafein. Menurut Honglei Chen, MD, PhD, antioksidan yang bterkandung dalam kopi membuat Anda merasa senang.
Foto: Fotolia/ra2 studio
Kurangi Resiko Kanker Kulit
Ini hanya berlaku bagi perempuan. Brigham and Women's Hospital dan Harvard Medical School mengikuti 112.897 pria dan wanita selama 20 tahun. Perempuan yang minum tiga cangkir kopi atau lebih per harinya lebih kecil kemungkinannya terkena kanker kulit dibanding mereka yang tidak minum kopi.
Foto: Fotolia/WavebreakmediaMicro
Perbaiki Stamina Atlet
New York Times melaporkan kafein meningkatkan asam lemak dalam aliran darah, yang memungkinkan otot atlet untuk menyerap dan membakar lemak sebagai bahan bakar. Sehingga ada simpanan karbohidrat yang bisa dimanfaatkan saat atlet berlomba atau berlatih.
Foto: IRNA
Kurangi Resiko Diabetes Tipe 2
Menurut studi The American Chemical Society, mereka yang mimum empat cangkir kopi atau lebih per hari mengurangi kemungkinan terkena diabetes tipe 2 hingga 50 persen. Dengan setiap tambahan satu cangkir, resikonya berkurang 7 persen.
Foto: AP/J. Sarbach
Otak Sehat Lebih Lama
Peneliti dari universitas di South Florida dan Miami menemukan, bahwa mereka yang berusia lebih dari 65 tahun dan memiliki kadar kafein tinggi pada darahnya akan lebih lambat terkena Alzheimer dua hingga empat tahun dibanding yang hanya memiliki kadar kafein rendah. Dr. Chuanhai Cao yakin konsumsi kopi dalam jumlah banyak bisa mengurangi resiko terkiena Alzheimer atau setidaknya memperlambatnya.
Foto: Fotolia/fabioberti.it
Jadi Lebih Cerdas
CNN melaporkan kopi memungkinkan otak bekerja secara lebih efisien dan pintar. Reporter TIME Michael Lemonick mengatakan, "Jika Anda kurang tidur dan minum kopi, semua yang Anda lakukan akan menjadi lebih baik. Reaksi, kewaspadaan, perhatian, bersikap rasional - kebanyakan fungsi kompleks yang terkait dengan kecerdasan."
Foto: ullstein bild - AISA
9 foto1 | 9
Matt Ross dari perusahaan KOPI ROSS memaparkan tentang kopi luwak khas Indonesia pada acara seminar di sela-sela COTECA 2018. Selanjutnya para pengunjung dan para penikmat kopi dimanjakan dengan suguhan kopi Indonesia di acara Cupping by Indonesia. Acara ini berlangsung selama tiga hari di Cupping Room Kaffee Campus.
Sembilan perusahaan Indonesia ikut meramaikan paviliun Indonesia, yaitu PT Shriya Artha Nusantara, PT Perkebunan Nusantara, MUTIGO, Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah dari Cilacap, Java Moen International, Paris van Java Specialty Coffee, PT Cahaya Anugerah Pertiwi, PT Mitra Kerinci, serta Intana Grafinusa.
Kota Hamburg dipilih menjadi tempat penyelenggaraan pameran yang cukup penting bagi industri kopi, teh dan kakao dari seluruh dunia karena Hamburg merupakan pusat perdagangan biji kopi, teh dan pengolahan kopi. Selain itu Hamburg juga memiliki pelabuhan khusus untuk impor kopi, teh serta kakao yang merupakan pelabuhan terpenting di Eropa.
vlz/yf (KBRI Berlin).
Racik Mimpi dengan Jualan Kopi
Meminum kopi secangkir saja sudah membantu perkembangan ekonomi kelas masyarakat paling rendah di ibukota Etiopia, Addis Abeba. Membeli kopi terutama membantu kaum perempuan untuk membangun eksistensi.
Foto: DW/James Jeffrey
Kafe Berjalan
Di Addis Abeba, bisnis jualan secangkir kopi punya hirarki yang jelas. Yang berada di paling bawah adalah para perempuan, yang menjual kopi dengan menjinjing termos serta cangkir di jalan-jalan. Secangkir kopi harganya tiga Birr, atau sekitar 1.800 Rupiah. Penjaja kopi bernama Liya bercerita, kalau sedang mujur, ia bisa mendapat sampai 40 Birr sehari. Ia puas dengan pekerjaannya.
Foto: DW/James Jeffrey
Berusaha Mendapat Hidup Lebih Baik
Tapi Aster Endale sudah bosan menjual kopi dengan berjalan di bawah terik matahari setiap hari. Ia ingin naik ke tangga hirarki berikuntya, dan menjual kopi pada stan-stan tradisional yang disebut "jebena buna," yang biasanya berada di depan restoran atau bar. "Setiap orang berusaha memperoleh hidup lebih baik, kalau tidak untuk apa bekerja?", kata Aster Endale yang berusia 18 tahun.
Foto: DW/James Jeffrey
Disajikan dengan Senyum
"Pelanggan datang, karena saya ramah dan karena mereka senang kopi tradisional ini," kata Eyerusalem Mesele yang berusia 19 tahun. Ia menjual kopi pada jebena buna yang berlokasi di depan sebuah bar. Dalam sebulan ia mendapat sekitar 700 Birr, yaitu sekitar 430.000 Rupiah. "Saya menghemat uang itu, agar bisa membuka stan sendiri di masa depan," kata Eyerusalem Mesele.
Foto: DW/James Jeffrey
Peluang di Negara Lain?
"Keluarga saya di Kuwait membantu saya agar bisa mendapat ijin kerja di sana," cerita Roza Melese (21), pemilik jebena buna di depan sebuah hotel. Bisnisnya berjalan lancar. Dalam sebulan ia mendapat sekitar 600.000 Rupiah. Di Kuwait ia berharap bisa mendapat uang lebih banyak lagi, sehingga nantinya bisa membuka kedai kopi lebih besar lagi di Etiopia.
Foto: DW/James Jeffrey
Mimpi Punya Hotel Sendiri
Roza Melese menstabilkan lengannya dengan satu tangan sementara menuang kopi, sesuai tradisi. Jika mendapat ijin dari Kuwait, ia berangkat Mei 2015 ke negara itu. Ia akan tinggal di sana selama empat tahun dan bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Impiannya adalah membuka hotel sendiri di Etiopia dan punya sebuah mobil.
Foto: DW/James Jeffrey
Ekspor Tradisi
Tingkat tertinggi pada hirarki bisnis kopi adalah kafe seperti Tomoca. Sejak 1953 kafe ini menarik pengunjung dengan wanginya biji kopi yang disangrai. "Ini saat tepat untuk mendapat modal dari sejarah kita," kata manajer Wondwossen Meshesha. Ia merencanakan, akan menjual kopi ke negara-negara Afrika Timur lainnya, juga ke Eropa dan Asia.
Foto: DW/James Jeffrey
Kebiasaan Minum Baru
Semakin banyaknya jumlah kafe serta tempat penyangraian kopi menunjukkan, sebuah kebudayaan minum baru sudah terbentuk. "Orang tidak punya waktu menyangrai kopi selama berjam-jam di rumah," kata Getachew Woldetsadick, yang bertanggungjawab di bidang pemasaran di kafe Alem Bunna. Ia juga ingin memperluas pasar ke negara-negara Afrika Timur, juga Eropa dan Asia.
Foto: DW/James Jeffrey
Pengaruh Barat
Kaldi’s Coffee berada di jalan bernama Bole Road, salah satu jalan paling terkenal di Addis Abeba. Di sini terutama warga asing dan warga muda Etiopia menikmati kopi. Ide logo berwarna hijau-putih didapat pendiri kafe ketika berkunjung ke AS, di mana ia mendapat inspirasi dari logo Starbucks.
Foto: DW/James Jeffrey
Tidak Bisa Buang Waktu
Setelah ia mencuci cangkir, Aster Endale segera mengangkat keranjangnya dan menyeberangi jalan, menuju calon pembeli berikutnya. Semakin banyak waktu terbuang berarti semakin sedikit kopi yang terjual dan semakin sedikit uang yang diperoleh. Sekarang ia belum punya uang cukup untuk menyewa jebena buna di depan restoran atau bar.