Indonesia Dalam Panggung Literasi Dunia
Indonesia Terus Kembangkan Sayap di Pameran Buku Frankfurt 2017
Di Frankfurt Book Fair 2017, Indonesia memboyong ratusan judul buku. Bagaimana sepak terjang Indonesia di pameran buku terbesar di dunia ini?
Kembali tampil di Frankfurt
Indonesia kembali berpartisipasi dalam ajang pameran buku 'Frankfurt Book Fair'. Dalam ajang salah satu pameran buku terbesar sedunia ini, Indonesia memboyong sekitar ratusan judul buku.
Sejak jadi tamu kehormatan...
Ketua Komite Buku Nasional, Laursa Prinsloo menjelaskan, sejak Indonesia menjadi tamu kehornatan pameran buku Frankfurt 2015, cukup banyak perkembangan dalam dunia literasi di tanah air, dimana kini mulai diciptakan strategi untuk bisa memasarkan buku-buku Indonesia berkualitas di mancanegara, misalnya lewat bantuan subsidi riset dan pelatihan promosi bagi penulis.
Program residensi bagi penulis
Subsidi riset bagi penulis diberikan lewat program residensi bagi penulis untuk melakukan riset di mancanegara. Mereka tersebar hingga ke Inggris, Belanda dan Portugal. Salah satu peserta residensi adalah Zaky Yamani penulis buku "Bandar: Keluarga, Darah dan Dosa yang Diwariskan". Untuk keperluan risetnya, ia bermukim selama tiga bulan di Portugal.
Diminati pengunjung
Stand Indonesia cukup banyak diminati pengunjung. Banyak di antara mereka yang melakukan janji temu dengan sejumlah perwakilan penerbit Indonesia yang berpartisipasi dalam pameran kali ini.
Buku anak digemari
Buku anak Indonesia yang dipamerkan di Frankfurt Book Fair 2017 banyak peminat. Beberapa penerbit Indonesia yang memamerkan buku anak mengatakan banyak sekali penerbit dari luar negeri yang tertarik untuk membeli hak cipta buku-buku tersebut.
Di tanah air bersaing dengan Korea
Meski demikian Noni Timotius dari penerbit Bhuana Ilmu Populer menjelaskan, buku-buku Indonesia di tanah air sendiri juga masih harus bersaing dengan buku-buku dari mancanegara terutama Korea Selatan, yang banyak diminati orangtua untuk diberikan kepada buah hati mereka, mengingat banyaknya unsur pendidikan dalam buku-buku tersebut.
Ajang diskusi dalam pameran buku
Dalam pameran buku kali ini, Indonesia juga tampil dengan berbagai diskusi. Salah satu di antaranya adalah diskusi tentang toleransi di Indonesia, yang menghadirkan penulis Zaky Yamami, Avianti Armand dan Ben Sohib. Ketiganya juga mengikuti program residensi Komite Buku Nasional.
Pembacaan buku
Sejumlah buku juga dibacakan oleh para penulis Indonesia, seperti Wajah Terakhir karya Mona Slyviana dan karya-karya Zen Hae yang terkenal dengan tulisan-tulisannya yang ironi dan penuh humor. (Ed: Ayu Purwaningsih/TS)