Perdagangan daging anjing di Indonesia makin marak. Banyak konsumen beralasan memakannya untuk kesehatan. Organisasi penyayang bintang imbau pemerintah larang perdagangan daging anjing.
Iklan
Indonesia Diimbau Larang Perdagangan Daging Anjing
01:43
Sebuah organisasi bernama Jakarta Animal Aid Network (JAAN) imbau pemerintah Indonesia segera melarang secara resmi penjualan daging anjing. Sejauh ini pemerintah Indonesia tidak melarang resmi penjualannya. Pejabat hanya melontarkan imbauan agar konsumsi dikurangi atau dihentikan.
Pendiri JAAN, Karin Franken mengatakan, anjing-anjing biasanya dijagal secara brutal. "Kami melakukan investigasi sejak beberapa tahun terakhir, setelah makin banyak laporan kehilangan anjing peliharaan karena dicuri untuk dikonsumsi", ujar aktivis ini. Organisasinya berhasil menyelamatkan puluhan ekor anjing yang hendak dijagal dan dijual sebagai masakan yang populer dengan nama B1 atau RW.
Inilah Tradisi Makan Daging Anjing di Cina
Kota Yulin di Cina punya tradisi panjang memakan daging anjing sembari menenggak jus Leci. Di pasar anjing dijual sebagai hewan peliharaan atau bahan makanan. Anjing biasanya dibantai di depan pembelinya sebelum dimasak
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
Daging Anjing untuk Musim Panas
Daging Anjing sejatinya tidak termasuk ke dalam tradisi kuliner Cina, kecuali di beberapa daerah seperti wilayah otonom Guangxi Zhuang. Di tempat ini penduduk punya tradisi menyantap daging anjing selama musim panas.
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
Hiburan Keluarga
Tidak jarang penduduk di kawasan yang berbatasan dengan Vietnam ini mengajak keluarga atau teman untuk makan bersama di restoran yang menyediakan daging anjing. Pada hari-hari besar, ribuan ekor anjing dibantai untuk konsumsi masyarakat. Organisasi satwa mengeluhkan cara-cara barbarik yang digunakan pedagang dan menambah penderitaan hewan.
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
Darimana Anjing Berasal?
Hidangan daging anjing biasanya disajikan dengan jus buah leci. Pedagang setempat mengklaim, anjing yang dipakai untuk konsumsi penduduk berasal dari penangkaran. Namun organisasi perlindungan hewan meyakini, hewan peliharaan yang dicuri juga ikut mendarat di dapur-dapur restoran.
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
Larangan Demonstrasi
Walaupun pemerintah lokal secara resmi tidak mendukung festival daging anjing, mereka juga tidak mentolelir aksi protes aktivis hewan. Aparat keamanan yang tampil dalam busana sipil ini merobek spanduk yang dipasang demonstran di depan gedung pemerintah.
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
Daging Murah
Seorang aktivis hewan berupaya menawar seekor anjing dari pedagang. Ia ingin menyelamatkan satwa yang setia itu dari tukang jagal. Anjing sebagai hewan peliharaan sempat dianggap aib di Cina. Kini penduduk berani membayar hingga 15 juta Rupiah untuk seekor bayi anjing Shepherd Jerman. Sementara harga sekilo daging anjing dibanderol sekitar 140 ribu Rupiah - tergolong murah untuk penduduk Cina
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
Mencari Rumah Baru
Anjing-anjing ini tergolong beruntung karena berhasil diselamatkan oleh aktivis hewan. Jelang festival, pedagang di Yulin mengimpor anjing hidup dari seluruh dunia. Secara umum daging anjing di Cina tidak dianggap berkualitas baik. Peribahasa setempat yang berbunyi "jajakan kepala kambing tapi menjual daging anjing," menggambarkan praktik penipuan di pasar-pasar.
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
Dibantai dan Disantap
Untuk meredakan amarah aktivis hewan, pemerintah lokal cuma mengizinkan penjualan daging anjing cuma di dua pasar. Namun restoran terbiasa membantai anjing hidup di depan pembelinya untuk memastikan kesegaran daging yang digunakan untuk memasak.
Foto: Reuters/K. Kyung-Hoon
7 foto1 | 7
November 2017 silam koalisi bernama Dog Meat Free Indonesia meluncurkan kampanye global, untuk menghentikan perdagangan daging anjing di negara Muslim terbesar sedunia itu. Koalisi didukung para selebrities nasional dan internasional.
Koalisi ini melakukan investigasi sejak 2014, dan menerbitkan laporan yang mengklaim setiap tahunnya sejuta ekor anjing dijagal secara brutal untuk dikonsumsi. Konsumen daging anjing, menurut para pedagang dan restoran, tidak terbatas pada etnis atau agama tertentu saja.Banyak yang beralasan, mengkonsumsi daging anjing demi kesehatan dan sebagai obat penyembuh demam berdarah atau thypus.
as/vlz(AP)
Ketika Indonesia Keranjingan Daging Anjing
Konsumsi daging anjing di Indonesia mengalami lonjakan selama beberapa tahun terakhir. Meski meriah, perdagangan daging yang sarat kontroversi itu masih diabaikan oleh pemerintah.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Industri Tanpa Regulasi
Ketika negara lain seperti Cina dan Korea Selatan membatasi perdagangan daging anjing, Indonesia malah sedang tergila-gila pada jenis santapan yang kontroversial tersebut. Celakanya industri daging anjing sering beroperasi secara diam-diam lantaran minimnya regulasi pemerintah. Akibatnya tidak ada data terpercaya tentang pola konsumsi masyarakat.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Sisi Gelap Kemakmuran
Fenomena janggal tersebut diyakini bersumber pada meningkatnya kemakmuran penduduk yang membuat daging anjing menjadi lebih terjangkau buat khalayak banyak. "Pola ini bukan cuma ada di Indonesia, tapi Asia Tenggara," kata Dr. Eric Brum dari Badan Pangan PBB, FAO. Terlebih banyakn yang percaya daging anjing baik buat kesehatan.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Kekejaman Terhadap Hewan
Konsumsi daging anjing konon bisa mencegah penyakit Asthma. Selain itu daging anjing dipercaya meredakan alergi dan meningkatkan gairah seksual. Namun aktivis hewan mengecam metode pembunuhan anjing yang dianggap tidak berperikemanusiaan. Pasalnya di banyak tempat, anjing kerap dipukuli hingga mati sebelum dimasak.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Murah Meriah
Yayasan Jakarta Animal Aid Network yang mengumpulkan data konsumsi daging anjing mencatat sekitar 215 ekor anjing dibantai setiap hari di Yogyakarta untuk dikonsumsi. Di kota pelajar itu sepiring nasi dengan daging anjing cuma dihargai sekitar Rp. 8.000, jauh lebih murah ketimbang daging sapi atau bahkan ayam.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Daging Sarat Kontroversi
Sementara di Jakarta tingkat konsumsi diyakini berjumlah dua hingga tiga kali lipat dari di Yogyakarta. Kepada New York Times, seorang pedagang daging anjing di Jakarta Timur mengaku membeli seekor anjing hidup seharga 200 ribu Rupiah dari pemasok di Jawa dan menjual dagingnya seharga 26.000 Rupiah per kilogram.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Dipicu Ledakan Konsumsi
Pemerintah sejauh ini belum meregulasi perdagangan daging anjing. Pasalnya satwa itu tidak tergolong hewan ternak seperti sapi atau babi. Tapi pengamat, pemilik restoran dan dokter hewan meyakini perdagangan daging anjing dalam beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Kelompok pelindung binatang memperkirakan, di Bali saja sekitar 70.000 anjing dipotong dan dikonsumsi setiap tahunnya.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Insiatif dari Bali
Pemerintah Bali kini menggiatkan penggerebekan terhadap pedagang daging anjing karena ditengarai melakukan penyiksaan. Kebijakan tersebut dibuat terutama setelah wisatawan asing memakan daging anjing tanpa mengetahui sebelumnya. Berbeda dengan daerah lain, Bali saat ini mulai mengumpulkan data konsumsi dan perdagangan daging anjing agar memudahkan pengawasan. (rzn/hp: dari berbagai sumber)