OKI mengimbau Indonesia menjadi mediator yang mendorong dimulainya perundingan konflik Yaman dalam konferensi para pimpinan Asia dan Afrika. Para pihak yang terlibat konflik Yaman masih ngotot dengan posisinya.
Iklan
Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar sedunia diharap oleh Organisasi Konferensi Islam-OKI bisa menjadi mediator yang mendorong dimulainya perundingan konflik Yaman di sela-sela konferensi para pimpinan Asia dan Afrika yang digelar 5 hari mulai Senin mendatang (20/04). Diharapkan dengan dimulainya dialog, konflik sektarian antara pemberontak Syiah Huthi yang didukung Iran melawan pasukan presiden Mansour Hadi yang didukung koalisi Sunni Arab dapat dihentikan.
"Kami menerima kunjungan dutabesar Organisasi Konferensi Islam-OKI yang menyuarakan harapannya, agar Indonesia bisa memberikan kontribusi bagi pencarian solusi konflik Yaman", ujar menteri sekretaris kabinet Andi Widjajanto kepada wartawan. Namun Mensekkab tidak merinci bagaimana rencana Indonesia dalam memediasi perundingan itu.
Perundingan damai dan bantuan
Sementara itu sekjen PBB Ban Ki Moon menyerukan agar semua pihak yang bertikai di kawasan konflik sektarian Yaman segera melakukan gencatan senjata dan menggelar perundingan damai. Imbauan sekjen PBB dilontarkan seiring dengan mundurnya utusan khusus untuk Yaman, diplomat asal Marokko, Jamal Benomar, yang tidak lagi mendapat kepercayaan dari koalisi Arab dan dituduh teriimbas pengaruh pemberontak Syiah.
Yaman Masih Membara
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi memasuki minggu ke 6 melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Tawaran gencatan senjata humaniter memunculkan setitik harapan diakhirinya perang.
Foto: Reuters/N. Rahma
Sanaa Terus Dimbombardir
Walau ada tawaran gencatan senjata humaniter, koalisi militer Arab yang dipimpin Arab Saudi terus melancarkan serangan pemboman dari udara. Kubu pertahanan pemberontak Huthi dan aliansi militer yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh di Sanaa, kembali jadi sasaran pemboman koalisi Arab.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
AS Usulkan Gencatan Senjata Humaniter
Menlu AS John Kerry (ki) dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ka), gelar konferensi pers, umumkan usulan AS untuk gencatan senjata humaniter di Yaman. Kerry mengatakan, konflik memicu kelangkaan bahan pangan, obat-obatan dan BBM di Yaman, serta menimbulkan masalah baru di negara tetangga akibat serbuan arus pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/AP Photo/A. Harnik
Serangan Artileri Serdadu Arab
Artileri Arab Saudi yang disiagakan di perbatasan juga melontarkan tembakan balasan ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Jurubicara koalisi militer Arab, brigadir jenderal Ahmed al-Assiri menyebutkan, pemberontak Huthi berulangkali menembakkan roket ke wilayah Arab Saudi yang melukai sejumlah warga sipil.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali,
PBB Putuskan Resolusi Yaman
Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi untuk embargo pasokan senjata kepada pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Asset global pimpinan kaum Huthi juga akan dibekukan dan diterapkan larangan bepergian. Iran akan mengajukan proposal untuk solusi damai dan mengimbau koalisi Arab hentikan serangan udara.
Foto: REUTERS/L. Jackson
Iran Kirim Kapal Perang
Iran kirim dua kapal perangnya ke Teluk Aden. Alasannya untuk melindungi kapal dagangnya dari serangan perompak. Manuver Iran ini membuat situasi di kawasan konflik sektarian Yaman makin panas. Arab Saudi menuding kapal perang itu hendak menyuplai senjata dan amunisi kepada pemberontak Syiah Huthi.
Foto: Noroozi/AFP/Getty Images
Aden Dikuasai Huthi
Pemberontak Syiah Huthi berhasil menguasi kawasan pusat kota Aden dan sekitar istana presiden (2/3). Dengan jatuhnya Aden secara simbolis kaum Huthi berhasil merebut kubu terakhir dari presiden Mansour Hadi yang menyingkir ke kota ini setelah ibukota Sanaa berhasil direbut pemberontak Syiah Yaman itu
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wael Qubady
Serangan Udara Berlanjut
Asap tebal membumbung dari barak milisi di Jabal al-Jumaima kawasan perbukitan dekat ibukota Sanaa akibat serangan udara pesawat tempur koalisi Arab. Petinggi Arab Saudi menegaskan, gempuran lewat udara terhadap posisi pemberontak Syiah Huthi akan terus dilancarkan hingga mereka menyerah kalah dan stabilitas di Yaman kembali tercipta.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
Operasi Decisive Storm
Jet tempur koalisi Arab yang terdiri dari lebih 10 negara dipimpin angkatan udara Arab Saudi sejak 26 Maret 2015 terus melancarkan serangan udara ke kawasan yang dikuasai pemberontak Syiah Huthi yang diduga didukung Iran. Lebih dari 100 jet tempur dikerahkan untuk aksi 'Decisive Storm' ke Yaman.
Foto: AFP/Getty Images/F. Nureldine
Menangkis Serangan
Pemberontak Syiah Huthi di Yaman menggunakan artileri anti pesawat terbang untuk menangkis serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Jet tempur koalisi menggempur ibukota Sanaa serta gudang amunisi milik pemberontak di pinggiran ibukota yang dikuasai kelompok pemberontak Syiah itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Sinan Yiter / Anadolu Agency
Sanaa Luluh Lantak
Milisi Syiah Huthi menginspeksi kawasan bandar udara Sanaa yang nyaris hancur akibat gempuran pesawat pembom koalisi Arab. Perang itu diibaratkan antara jet tempur F-15 milik Arab Saudi lawan senapan Kalashnikov milik pemberontak. Kaum Syiah Huthi terus bergerak maju dan berhasil menguasai seluruh kawasan ibukota Sanaa serta kawasan lain di selatan Yaman.
Foto: Reuters/N. Rahma
10 foto1 | 10
Iran yang dituding mendukung pemberontak Huthi juga kembali mengimbau segera digelarnya perundingan damai. Seruan ini disampaikan menteri luar negeri Iran Mohammed Javad Zarif setelah melakukan percakapan telefon dengan sekjen PBB Ban Ki Moon. Iran telah mengajukan proposal rencana perundingan damai, yang harus dimulai dengan gencatan senjata dan dihentikannya serangan udara koalisi Arab.
PBB juga mulai menggelar program bantuan senilai US$ 275 juta untuk membantu 7,5 juta warga Yaman dalam 3 bulan ke depan. PBB melaporkan akibat perang sektarian di Yaman, lebih 150.000 warga mengungsi dan menghancurkan sejumlah infrastruktur penting seperti bandara, suplai air bersih, rumah sakit serta jembatan. Lebih 760 orang tewas dan ribuan cedera akibat konflik itu.
Sebelum konflik lebih 10 juta warga Yaman tergolong kekurangan pangan. Kini jumlahnya meningkat melebihi 12 orang. PBB menaksir setiap bulannya memerlukan bantuan 100.000 ton bahan pangan bagi warga Yaman yang sebelumnya juga sudah tergolong miskin,.