Ikatan Dokter Indonesia mendorong pemerintah untuk memperbanyak tes virus corona seperti di Korea Selatan. Tujuannya agar Indonesia berhasil menangani wabah virus corona tanpa melakukan karantina wilayah atau lockdown.
Iklan
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Mohammad Adib Khumaidi, mendorong pemerintah melakukan tes virus corona secara besar-besaran bagi semua warga. Adib mencontohkan Korea Selatan yang telah mampu melakukan rapid screening untuk mencegah proses penularan virus corona COVID-19.
"Korea Selatan kenapa berhasil dan tidak melakukan lockdown karena di awal sudah dilakukan rapid screening," kata Adib kepada wartawan, Rabu (18/03).
Adib mengatakan peta sebaran penularan virus corona saat ini sudah diumumkan oleh beberapa provinsi di Indonesia. Dia berharap data itu lebih dijabarkan lagi ke tingkat kota dan kabupaten.
Adib lantas mengingatkan pemerintah terus mendata kapasitas rumah sakit di setiap daerah jika terjadi lonjakan kasus. Jangan sampai, kata Adib, perawatan dilakukan tak maksimal karena rumah sakit tak siap menampung pasien positif corona.
"Cuma ada special treatment ini yang harus dipahami juga, special treatment untuk coronavirus karena memang kita membutuhkan isolasi, ruangan yang artinya dia tidak bisa kemudian dirawat di ruangan yang bisa berkumpul dengan pasien-pasien lain. Jadi dia memang harus ada ruangan isolasi khusus, dan jika memang itu perlu, perlu ada standar yang berbeda dibandingkan perawatan-perawatan kasus outbreak yang lain," ujar dia.
Pemerintah akan perluas kriteria pemeriksaan corona
Sementara itu, pemerintah mengatakan akan memperluas kriteria pemeriksaan COVID-19 guna mencegah penularan virus semakin luas. Masyarakat nantinya bisa menilai dirinya memiliki risiko terjangkit virus corona atau tidak.
"Pemerintah sudah membahas itu kemarin, jadi pada prinsipnya memang untuk orang-orang yang berasal dari luar negeri tentunya juga harus berusaha untuk diawasi sehingga potensi kontak-kontaknya bisa terjaga kemudian masyarakat tentunya bisa melakukan pengetesan, kami akan berusaha keras sehingga bisa menilai dirinya mempunyai risiko atau tidak, ini khusus masyarakat yang sehat," kata Tim Pakar Gugas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, dalam konferensi pers, Rabu (18/03).
Sistem pemetaan daerah berisiko penularan
Selain itu, Wiku juga mengatakan saat ini pemerintah sedang mengembangkan sistem untuk mendeteksi penyebaran virus corona di beberapa daerah. Alat itu nantinya bisa memetakan daerah yang berisiko menyebarkan virus corona.
Nantinya alat yang dibuat dari sistem IT tersebut bisa mendeteksi contact tracing pasien positif corona, tanpa menanyakan riwayat kontak pasien.
Alat itu juga nantinya terhubung dengan fasilitas kesehatan yang disediakan pemerintah untuk tangani COVID-19. Wiku berharap alat ini bisa membatasi penyebaran corona.
"Jadi kami menerapkan teknologi IT. Sehingga kita juga bisa dapatkan itu, dan nanti berhubungan dengan fasilitas kesehatan, baik tempat puskesmas dan RS. Sehingga kita semuanya bisa memastikan proses penyebarannya untuk dibatasi," katanya. (Ed: pkp/rap)
Di Mana Sebenarnya Virus Corona Mengintai?
Khawatir tertular virus corona dari hewan peliharaan, kentang, atau bahkan kartu ulang tahun di samping tempat tidur? Anda tidak sendirian. Virus corona seolah ada di mana-mana. Benda apa saja yang aman dipegang?
Foto: picture-alliance/dpa/S. Gollnow
Gagang pintu bisa terkontaminasi?
Penelitian saat ini menyebukan, virus corona dapat bertahan hidup selama empat hingga lima hari pada permukaan benda seperti gagang pintu. Virus SARS-CoV-2 penyebab wabah corona juga dapat menyebar melalui tangan dan permukaan yang sering disentuh. Meski masih perlu dipelajari lebih lanjut, para ahli meyakini bahwa wabah COVID-19 mirip dengan virus corona jenis lainnya.
Perlu juga kewaspadaan ekstra sewaktu makan siang di kantin, jika kantin masih buka. Pada dasarnya, virus corona juga dapat menempel di peralatan makan seperti sendok dan piring lewat bersin atau batuk orang yang terinfeksi. Namun, Institut Federal Jerman untuk Penanganan Risiko, BfR, mengatakan bahwa sampai saat ini "belum diketahui ada infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebar lewat cara ini."
Foto: picture-alliance/dpa/J. Kalaene
Ragu terhadap barang impor?
Haruskah orang tua khawatir adanya kemungkinan infeksi dari mainan impor? Tidak, kata BfR. Sejauh ini, belum ada bukti adanya kasus penularan lewat mainan impor atau barang lainnya. Para ahli sejauh ini berasumsi bahwa virus sangat sensitif terhadap kondisi lingkungan. Namun patogen masih bisa menginfeksi selama beberapa hari, terutama dalam cuaca dingin dan kelembaban tinggi.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Gollnow
Paket pos penuh virus?
Secara umum, virus corona yang menginfeksi manusia tidak bisa bertahan lama pada permukaan kering. Hidupnya virus di luar organisme manusia tergantung pada banyak faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban. BfR memperkirakan infeksi melalui pos "agak tidak mungkin." Namun, institut ini juga mengakui bahwa data yang lebih tepat tentang SARS-CoV-2 belum tersedia.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
Bisakah saya terinfeksi dari hewan peliharaan?
Dapatkah anjing saya menginfeksi saya atau saya menginfeksi anjing saya? Para ahli menganggap risiko hewan peliharaan terinfeksi virus corona sangat rendah, tetapi tidak menutup kemungkinannya. Hewan-hewan itu sendiri mungkin tidak menunjukkan gejala, sehingga tidak sakit. Namun, jika hewan terinfeksi, mungkin saja mereka menularkan virus corona melalui udara atau lewat kotoran.
Foto: picture-alliance/dpa/AP/A. Tarantino
Apakah buah-buahan berbahaya?
BfR mengatakan bahwa makanan yang terkontaminasi kemungkinan tidak mentransmisikan virus SARS-CoV-2. Sejauh ini, tidak ada kasus yang terbukti. Tentu saja orang harus mencuci tangan dengan teliti sebelum menyiapkan makanan, bahkan juga jika tidak ada wabah corona. Karena virus peka terhadap panas, memanaskan makanan dapat mengurangi risiko infeksi lebih lanjut.
Foto: picture-alliance/Kontrolab/IPA/S. Laporta
Kontaminasi dari makanan beku?
Meski virus corona penyebab SARS dan MERS dikenal tidak suka panas, patogen ini bisa bertahan di suhu dingin. Virus dapat tetap menular pada suhu -20 derajat Celsius, dan bertahan dalam status beku hingga dua tahun. Namun, BfR tetap menegaskan bahwa sejauh ini, belum ada bukti rantai infeksi SARS-CoV-2 melalui konsumsi makanan, termasuk makanan beku.
Foto: picture-alliance /imageBROKER/J. Tack
Jangan makan binatang liar!
Wabah COVID-19 setidaknya menghasilkan satu hal yang positif: Cina melarang konsumsi hewan liar. Bukti telah menunjukkan bahwa virus corona jenis baru ini ditransmisikan ke manusia oleh kelelawar. Kelelawar, tentu saja, tidak bisa disalahkan atas wabah ini. Mungkin, sebenarnya hewan ini juga tidak mau jadi santapan. (ae/as)