Kementerian Kesehatan menyangkal penilaian WHO yang menyebut Indonesia sebagai episentrum COVID-19 dunia. Dokter Siti Nadia Tarmizi menyebut pernyataan itu keliru dan tidak berdasar.
Iklan
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) angkat bicara soal Indonesia dinilai menjadi episentrum COVID-19 dunia. Ia menepis penilaian tersebut dengan dalih Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak pernah mengungkap suatu negara menjadi episentrum COVID-19.
"Jadi WHO tidak pernah mengatakan sebuah negara episenter penyebaran COVID-19, bahkan varian saja dari nama negara, angka lalu huruf yunani," jelas dr Nadia kepada detikcom, Senin (19/07).
Makanan Gratis Inisiatif Warga bagi Mereka yang Membutuhkan
Komunitas di Yogyakarta dan Bali membantu warga kurang mampu seperti pengamen dan pedagang kaki lima yang tidak lagi leluasa bekerja di luar rumah selama PPKM Darurat. Inisiatif serupa mulai bermunculan.
Foto: Bali Caring Community
Nasi baru setiap hari
Relawan komunitas Tempat Nasi Gratis di Yogyakarta mengisi etalase dengan 10 nasi bungkus gratis setiap hari untuk warga yang membutuhkan. Orang-orang di luar komunitas juga boleh mengisi etalase ini. Syaratnya: makanan yang didonasikan harus halal, bergizi, dan tidak gampang basi. Di Yogyakarta, komunitas ini memiliki total 14 etalase di berbagai lokasi, seperti Gejayan dan Jl. Kaliurang.
Foto: Tempat Nasi Gratis Jogja
Nasi bungkus gratis untuk semua
Etalase nasi bungkus gratis milik komunitas Tempat Nasi Gratis Jogja berada di titik-titik strategis yang sering dilewati oleh orang-orang yang membutuhkan, seperti pemulung, tukang parkir, dan pengemudi ojek. Siapa pun boleh mengambil nasi ini dengan syarat satu orang hanya boleh mengambil satu bungkus, agar banyak yang juga bisa menikmati.
Foto: Tempat Nasi Gratis Jogja
Penyandang disabilitas tidak dilupakan
Komunitas tersebut juga memberi paket nasi dan sembako gratis untuk penyandang tunanetra. Relawan langsung mengantar bantuan tersebut ke rumah mereka. Penyandang disabilitas yang sebagian besar bekerja di sektor-sektor informal juga ikut terimbas kebijakan pengetatan aktivitas yang dilakukan pemerintah di masa pandemi ini.
Foto: Tempat Nasi Gratis Jogja
Berderma nasi bungkus
Sementara di Bali, pemulung menerima paket makanan gratis dari Komunitas Peduli Bali atau Bali Caring Community di tengah pembatasan kegiatan masyarakat yang dilakukan pemerintah. Pada 29 Juni, komunitas ini membagikan 235 bungkus, yang terdiri dari 200 nasi bungkus, 15 lontong sayur, dan 20 porsi mangkuk nasi.
Foto: Bali Caring Community
Satu orang satu bungkus
Menurut pendiri Komunitas Peduli Bali, Kadek Sudarsana, program berbagi nasi bungkus gratis untuk orang-orang yang membutuhkan telah berjalan sejak 5 November 2020. Bantuan berupa nasi bungkus atau air mineral kemasan gelas atau botol bisa langsung diserahkan ke kantor pusat BCC di Denpasar paling lambat 1 jam sebelum kegiatan dimulai.
Foto: Bali Caring Community
Donatur juga ikut salurkan bantuan
Relawan Komunitas Peduli Bali sedang membagi-bagikan nasi bungkus gratis kepada warga yang bekerja di sekitar tempat pembuangan sampah di Denpasar. Komunitas ini melibatkan sekitar 50 relawan, dan ketika mereka menyalurkan bantuan, donatur juga ikut menemani agar ikut merasakan kenikmatan berbagi.
Foto: Bali Caring Community
Renovasi rumah warga miskin
Selain membagikan makanan gratis, mereka juga merenovasi rumah warga tidak mampu di Bali. Pada 16 Februari, misalnya, komunitas ini bekerja sama dengan Komunitas Sosial Bali (BSC) merenovasi rumah Made Kaler (dua dari kiri) di Dusun Mumbul, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Setiap hari, ia bekerja memelihara sapi milik tetangga untuk menyambung hidup. (ae)
Foto: Bali Caring Community
7 foto1 | 7
"Pernyataan yang keliru dan tidak berdasar"
Alih-alih ditetapkan sebagai episentrum COVID-19, dr Nadia menjelaskan kegawatan situasi setiap negara didefinisikan dengan level transmisi atau penularan COVID-19 di masing-masing negara. Berdasarkan pedoman WHO, dijelaskan dalam situational level 0 hingga 4.
Penilaian tersebut yang juga diterapkan di Indonesia. Maka dari itu, ia kembali menegaskan pernyataan Indonesia sebagai episentrum COVID-19 dunia keliru dan tidak berdasarkan pernyataan WHO.
"Tingkat kegawatdaruratan WHO dijelaskan dalam situational level 0-4 yang diadopsi menjadi transmisi komunitas 0-4 di Indonesia," tutur dr Nadia.
"Panduan penyesuaian respons kesehatan masyarakat dan mobilitas tersebutlah yang menjadi ukuran penerapan PPKM darurat di Jawa Bali dan 15 kab/kota di luar Jawa Bali. Jadi istilah tersebut tidak pernah digunakan WHO," pungkas dr Nadia.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu dr Nadia menyebut seluruh provinsi Jawa dan Bali berada di level 4 transmisi komunitas kasus COVID-19. Artinya kasus penularan corona sangat tinggi.
Ramai diberitakan media internasional
Sebelumnya, media asing ramai-ramai menyoroti Indonesia sebagai episentrum COVID-19 dunia baru. Misalnya, laporan yang dimuat surat kabar Amerika Serikat yaitu The New York Times berjudul The Pandemic Has a New Epicenter: Indonesia.
Menurut mereka, catatan infeksi harian COVID-19 dan kasus kematian sudah melampaui India dan Brasil. Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman juga pernah mengutarakan hal serupa.
"Kita sekarang sudah menjadi epicentrum di Asia, bahkan menurut saya, sudah di dunia karena namanya epicentrum itu adalah negara, wilayah, yang memiliki kasus pertambahan kasus aktif paling tinggi pada hari itu, pada waktu itu," jelas Dicky kepada detikcom Kamis (15/07). (Ed: ha/gtp)