Indonesia Luncurkan Program Digitalisasi Pertanian
10 Juli 2018
Platform digital yang dikembangkan PT Telkom diharapkan bisa membantu petani meningkatkan hasil panen, mempermudah penjualan dan menerapkan metode bercocok tanam yang lebih modern.
Iklan
Pemerintah meluncurkan proyek "digitalisasi" pertanian di Jawa Barat yang diyakini bakal meningkatkan hasil panen padi sebanyak setidaknya 20 persen. Proyek ini sedang diujicoba terhadap ribuan petani di sembilan kabupaten.
"Tujuannya mentransformasi pertanian yang saat ini masih tradisional agar menjadi lebih modern dan mendidik petani menjadi pengusaha agrobisnis," kata Wahyu Kuncoro, Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi di Kementerian BUMN.
Menurut catatan pemerintah, kapasitas produksi beras nasional menyusut dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu rata-rata hasil panen juga menurun menjadi 5,15 ton padi per hektar pada 2017, dari 5,34 ton per hektar pada 2015. Tahun ini pemerintah mengimpor 1 juta ton beras untuk membantu menjaga fluktuasi harga di pasar domestik.
Platform Digital
Saat ini PT Telekomunikasi Indonesia dikabarkan telah mengembangkan platform digital yang mengumpulkan data dari petani dan lahan pertanian, serta menggunakannya untuk mempercepat proses distribusi pinjaman lunak bagi petani dan aplikasi asuransi pertanian. Daerah yang ikut serta dalam ujicoba digitalisasi ini adalah Kabupaten Indramayu, Karawang, Purwakarta, Majalengka, Sumedang, Cianjur, Garut, Ciamis, dan Tasikmalaya.
Seperti dilaporkan Kompas, aplikasi racikan Telkom bisa dipakai buat mengakses layanan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di empat masa tanam; yakni pra tanam, tanam, pasca panen, dan panen. Platform ini nantinya juga akan memiliki pasar digital, di mana petani bisa memesan pupuk atau menjual hasil panennya secara online.
Kementerian BUMN juga mengklaim akan membangun kantor perwakilan di sembilan Kabupaten untuk melatih petani memahami metode pertanian modern, memfasilitasi distribusi langsung pupuk dan kelengkapan pertanian, serta penjualan ke Badan Urusan Logistik atau Bulog. Semakin banyak data yang dikumpulkan, semakin mudah memprediksi hasil panen di masa depan, kata David Bangun, Direktur Digital & Strategic Portfolio Telkom.
"Jika model ini terbukti bermanfaat buat petani, kami akan menggunakannya untuk sentra produksi lain di seluruh negeri," kata Kuncoro. Ia juga menambahkan proyek digitalisasi ini juga bisa diterapkan di sektor pertanian lain.
Memberi Makan Dunia Masa Depan. Apakah Hidroponik Jawabannya?
Jumlah populasi dunia tambah tinggi, itu berarti makanan yang dibutuhkan juga bertambah. Di lain pihak perubahan iklim menyebabkan pertanian di banyak kawasan tambah sulit. Mungkin bertani tanpa tanah jadi solusinya.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Mengatasi kekurangan pangan dengan hidroponik
Tantangan menyediakan makanan bagi planet yang tahun 2050 penduduknya akan bertambah 3 milyar orang, artinya tekanan besar untuk mencari jalan cara memberi makan planet. Jadi pertanian harus lebih produktif dan areal lebih luas harus ditemukan, terlebih di daerah beriklim kering. Salah satu solusi: hidroponik.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Menanam di air
Menanam di lahan sempit tapi hasilnya banyak. Itu bisa dipenuhi hidroponik. Walaupun kedengarannya seperti ide dari masa depan. Sebenarnya bangsa Aztec di Meksiko sudah membuat pertanian mengambang di sekitar kota Tenochtitlan. Hidroponick artinya membesarkan tanaman tanpa tanah, dan hanya menggunakan campuran kaya nutrisi, mineral dan air.
Foto: Getty Images/AFP/P. De Melo Moreira
Memberikan dorongan tumbuh
Dengan hidroponik, tanaman tidak ditanam di tanah, melainkan ditempatkan pada penopang. Nutrisi diberikan ke akar-akar yang menggantung, dengan menggunakan sejumlah metode, termasuk menyemprot. Ditambah cahaya artifisial, pemanas dan peralatan lain, campuran nutrisi membantu tanaman tumbuh lebih cepat, memberi hasil yang lebih banyak, sepanjang tahun.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Hirodroponic efisien
Hidroponik bisa mengolah kembali air. Artinya, air yang digunakan hanya 10% dari air yang digunakan pertanian konvensional. Itu membuatnya jadi opsi ideal untuk kawasan yang kering. Karena sistemnya tertutup, nutrisi tidak menyebar ke tempat lain, melainkan diserap tanaman. Oleh sebab itu pupuk yang dibutuhkan hanya seperempat dari pertanian konvensional.
Foto: Getty Images/AFP/T. Schwarz
Menanam vertikal
Jika menanam secara datar bukan opsi karena lahan sempit, menanam ke atas juga bisa. Baki pembiakan hidroponik bisa ditumpuk satu di atas lainnya. Oleh sebab itu lebih efisien dari segi lahan, daripada ditanam di tanah. Dengan demikian, pertanian hidroponik bisa diadakan di pencakar langit.
Foto: picture-alliance/dpa/ Photoshot
Sisi negatif hidroponik
Pertanian hidropohik bisa rumit, butuh tenaga intensif dan mahal. Tanaman butuh nutrisi esensial dalam jumlah besar, dan pertanian perlu peralatan dalam jumlah besar. Panas dan cahaya diberikan secara bebas dari matahari pada pertanian konvensional. Untuk hidroponik bentuknya artifisial dan mahal. Jika aliran energi terputus, tanaman mungkin rusak sepenuhnya jika terlalu lama tanpa air dan cahaya.
Foto: Imago/View Stock
Hidroponik sedang naik daun
Hidroponik secara teoretis bisa digunakan untuk semua tanaman, walaupun dari segi teknik paling baik untuk tanaman mentimun, selada hijau, tomat, lada dan berbagai rempah-rempah. Sejauh ini hidroponik belum banyak digunakan. Tapi tren mulai berubah. Pertanian hidroponik global diperkirakan bernilai $21.2 milyar 2016. Diperkirakan akan bertambah 7% setiap tahunnya. Penulis: Melanie Hall (ml/ap)