Indonesia Masih Bebas Virus Corona, Menkes: Jaga Imunitas!
27 Januari 2020Pemerintah resmi melarang penerbangan dari Indonesia menuju Wuhan sebagai imbas wabah virus corona yang saat ini tengah melanda Cina. Wuhan adalah lokasi pusat menyebarnya virus corona jenis baru (2019-nCoV) yang sampai saat ini telah menewaskan setidaknya 80 orang dan menginfeksi lebih dari 2.700 warga di Cina.
Tidak hanya penerbangan dari Indonesia, penerbangan dari Wuhan menuju Indonesia juga resmi dilarang. Meski demikian, pemerintah tidak melarang penerbangan yang datang dari kota-kota lain di Cina.
"Hanya ke Wuhan saja, ke kota-kota lain tidak masalah," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah kementerian lain di Kementerian Perhubungan, Senin (27/01).
"Pertimbangannya tidak ada pernyataan kebahayaan dari WHO jadi kita bersandar kepada itu," tambah Budi.
Menurut Budi, sebelum virus corona muncul, penerbangan ke Wuhan dilayani oleh dua operator dengan jumlah penerbangan per minggu mencapai 4-7 penerbangan.
Meski penerbangan dari kota lain di Cina tidak dilarang, Budi menegaskan bahwa penumpang yang sampai di Indonesia tetap akan menjalani pemeriksaan tertentu.
"Kalau ada penumpang dari sana ke sini, ada satu pemeriksaan tertentu, prosedur tertentu, tapi kita sarankan karena negara lain juga welcome ya kita juga harus welcome dan harus santun melakukan itu," tutur Budi.
243 WNI di Wuhan dinyatakan sehat
Pada kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan Terawan menyatakan bahwa 243 WNI yang saat ini berada di Wuhan dinyatakan sehat. Menurut Terawan, imunitas tubuh menjadi kunci penting dalam mencegah paparan virus. "Virus itu mencari orang yang imunitas tubuhnya lemah," ujar Terawan, Senin (27/01).
"Kita ingat ya, bukti nyata 243 warga kita ada di pusat pertempurannya, ibaratnya di pusat kejadiannya di Hubei itu di Wuhan, itu mereka sehat. Artinya apa? Tidak semua orang bisa terkontak dengan begitu saja dan kuncinya di imunitas tubuh," jelasnya.
Meski WNI di Wuhan dinyatakan sehat, Presiden Joko Widodo menuturkan bahwa pemerintah terus menjalin kontak dengan para WNI serta berupaya mengirimkan bantuan kebutuhan logistik.
“Mudah-mudahan, pengiriman bantuan tersebut dapat berjalan dengan baik,” tulis Jokowi melalui akun twitternya.
Menjawab pertanyaan apakah evakuasi terhadap WNI di Wuhan dilakukan atau tidak, Terawan menjelaskan bahwa hal itu tidak bisa dilakukan karena kota Wuhan saat ini masih dinyatakan tertutup dan dikarantina.
“Caranya evakuasi bagaimana? Pertama kita harus tahu bahwa kota itu sudah di lockdown, tidak boleh ada yang masuk ndak boleh ada yang keluar, perlu koordinasi yang baik,” jelas Terawan.
“Kalaupun dia bisa keluar harus di-declare betul-betul diperiksa dengan lengkap bahwa ini sudah bebas. Itu pun harus diletakkan dulu di wilayah Cina sampai masa inkubasi dan sebagainya hilang, kalau memang itu dicurigai ada. Jadi kita semua sangat-sangat waspada tidak usah khawatir. Jaga imunitas!” ujarnya.
Indonesia ‘bebas’ virus corona
Sampai hari ini, Terawan menuturkan bahwa Indonesia masih bebas dari virus corona jenis baru. Meski demikian, pemerintah menurutnya telah melakukan langkah antisipasi untuk mencegah masuknya virus corona jenis baru ini ke tanah air.
Terawan menjelaskan pemerintah Indonesia akan memberlakukan sistem antisipasi berlapis, deklarasi kesehatan dari pemerintah Cina akan ditinjau kembali apakah sesuai dengan kondisi tubuh sebenarnya dari seseorang yang telah dinyatakan sehat di atas kertas. Setelah itu, menurutnya, akan ada pemeriksaan dengan pindai panas tubuh dan pengamatan fisik secara langsung oleh para petugas. "Kalau ada yang aneh kita bisa melihat,” tambahnya.
“Untuk datang ke Indonesia dimulai dari Cina dulu. (Jika) dari Cina sudah menyatakan bahwa ini sehat, sampai sini kita declare lagi. Kita lihat, kemudian kita amati jadi berlapis-lapis untuk sampai ke kita,” ungkap Terawan.
Imunitas tubuh jadi kunci penting
Presiden Jokowi melalui akun twitternya menyebutkan bahwa sebanyak 135 alat pemindai panas tubuh telah diaktifkan di 135 pintu masuk di Indonesia, dan 100 rumah sakit rujukan telah disiapkan untuk pasien dengan gejala terjangkit virus corona.
Lebih jauh, Terawan menuturkan setidaknya ada empat gejala yang dapat menjadi acuan seseorang diduga terkena virus corona atau tidak. Menurutnya, gejala-gejala seperti batuk, demam, sesak napas dan riwayat kontak dengan orang yang terkena virus corona harus dipenuhi sekaligus.
“Jadi kalau tiga hal saja (batuk, demam, sesak napas) ada tapi kontak di daerahnya tidak ada, jangan sedikit-sedikit semua dikatakan sebagai virus wuhan atau virus corona dari Wuhan,” tutur Terawan. Terawan menegaskan bahwa imunitas tubuh dan kesehatan masyarakat menjadi kunci penting untuk mencegah tubuh terpapar oleh virus.
gtp/ae (dari berbagai sumber)