Indonesia memberikan julukan bagi kota München sebagai “The Gamelan City of Europe”
Ada Suasana Indonesia di Kota Bonn, Jerman
Di sebuah akhir pekan awal bulan Juni, 2018, ada suasana Indonesia di Bad Godesberg, Bonn, Jerman, yang merupakan domisili internasional saat ibukota Jerman Barat berada di Bonn.
Menghidupkan kembali Paviliun Minum Bad Godesberg
Banyak bangunan pemerintahan lama di Bonn yang terbengkalai sejak bersatunya Jerman Barat dan Timur, seiring ibukota Jerman dipindahkan ke Berlin. Salah satunya adalah ruang publik Trinkpavillion (Paviliun Minum) yang merupakan bagian dari Balai Kota Bad Godesberg. Trinkpavillion diperbaharui dan diretavilisasi atas inisiatif penduduk setempat. Kawasan ini banyak dihuni kaum migran.
Indonesia ikut ambil bagian
Masyarakat Indonesia di Kota Bonn ingin ikut berpartisipasi dalam menghidupkan kembali ruang publik tersebut. Untuk itu beberapa organisasi Indonesia di Bonn, Toko Rani, Perhimpunan Pelajar Indonesia di Bonn (PPI Bonn) dan lainnya melalui Bürger Bad Godesberg e.V. memilih Trinkpavillion sebagai tempat pelaksanaan “Indonesian Night Market” dengan mengusung tema pesta kultur budaya Indonesia.
Memperkenalkan budaya Indonesia
Tujuan utama dari acara ini adalah memperkenalkan budaya Indonesia tidak hanya untuk penduduk lokal Bonn dan sekitarnya, tetapi juga untuk khalayak internasional. Dalam acara tersebut ditampilkan berbagai tarian daerah, atraksi seni bela diri, kesenian serta permainan tradisional khas Indonesia untuk diperkenalkan ke pengunjung terutama warga Jerman.
Menjalin kerjasama
Selain untuk memperkenalkan keanekaragaman budaya Indonesia ke khalayak internasional di daerah Bonn dan sekitarnya, acara ini juga bertujuan untuk menjalin kerja sama antara organisasi Indonesia dengan organisasi Jerman setempat. Bagi pemerintah kota Bonn dan penduduk Bad Godesberg kegiatan ini juga penting untuk memperkenalkan pariwisata Bonn.
Pementasan tari tradisional
Berbagai pertunjukan yang ditampilkan di acara ini di antaranya: Pementasan tari tradisional Indonesia, mulai dari tari Bali, Saman, dan lain-lain. Termasuk pementasan lagu-lagu daerah dan pagelaran busana tanah air, Indonesia.
Kerajinan tangan Indonesia
Pengunjung juga dapat melihat langsung kerajinan tangan yang dipamerkan dan dijual di acara ini, mulai dari dompet, tas, kain, baju batik, kipas, dekorasi rumah dan lain sebagainya.
Atraksi pencak silat
Atraksi Pencak Silat dari perguruan Tapak Suci dan Perisai Diri menarik perhatian pengunjung. Di depan pengunjung acara, Chandrasa Sedyaleksana, pemimpin dan pelatih silat perguruan Perisai Diri di Bonn, Jerman menunjukkan kepiawaiannya. Mulai dari jurus tangan kosong hingga penggunaan sampai penggunaan senjata seperti clurit.
Tapak Suci di Bonn
Para murid pendekar silat Joko Suseno dari perguruan silat Tapak Suci di Bonn, Jerman, menunjukkan kebolehannya dalam seni bela diri.
Penganan ala Indonesia
‘Dari perut turun ke hati‘, sajian kuliner nusantara dapat dinikmati pengunjung acara “Indonesian Night Market”. Mulai dari nasi rames, bakso, hingga kue lupis, laris manis tanjung kimpul.
Ajang silaturahmi
Dengan beragam kesibukan masyarakat Indonesia di Bonn, Jerman, acara kebudayaan Indonesia ini menjadi kesempatan untuk ajang silaturahmi. Meski berbeda profesi, suku, agama, pandangan politik, dan lainnya- jalinan toleransi tetap terpelihara.
Bergoyang bersama sambil menyumbang
Acara ditutup dengan musik dangdut persembahan grup Bonnindo, Bonn. Tidak ketinggalan dalam kegiatan ini juga diadakan pengumpulan dana untuk Yayasan Sosial di Indonesia yang disalurkan oleh Yayasan Tanah Air. (ap/vlz)