Indonesia dan Jerman Perkuat Kerja Sama Bisnis Startup
13 September 2018
Indonesia dan Jerman akan memperkuat kerjasama di bidang bisnis rintisan yang utamanya bergerak di bidang teknologi dan pengembangan laman internet atau biasa disebut dengan startup.
Iklan
“Saya melihat bahwa kerja sama antarkomunitas startup Indonesia dan Jerman sangat menjanjikan. Ini adalah bentuk baru people to people contact diplomacy di era milenial saat ini,” ujar Arif Havas Oegroseno, Duta Besar Indonesia untuk Jerman, saat membuka pertemuan kerja sama bisnis startup bagi Indonesia dan Jerman di Berlin, Rabu (12/09).
Pertemuan ini dihadiri oleh 33 orang pebisnis dari Indonesia dan Jerman, hadir pula tokoh perbankan, investor, serta wakil pemerintah kota Berlin.
Pengembangan bisnis startup memang menjadi perhatian khusus Indonesia dan Jerman. Kerja sama di bisnis ini dinilai sangat konkrit dan sejalan dengan kecenderungan yang berkembang saat ini, kata Dubes Oegroseno. Kerja sama startup juga akan menjadi salah satu fokus Sister City Jakarta–Berlin yang tahun 2019 nanti akan memasuki tahun ke-25.
“Saat ini Presiden RI Joko Widodo sedang berada di Vietnam dalam rangka menghadiri World Economic Forum on ASEAN. Dalam lawatannya ke Hannoi, Presiden RI juga akan membahas potensi perluasan pasar Gojek, salah satu startup terkemuka di Indonesia, untuk beroperasi di Vietnam,” tambah Dubes Oegroseno.
Indonesia punya potensi besar untuk mengembangkan bisnis startup. Dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 di dunia, menurut penelitian perusahaan media sosial Inggris, We are Social, pengguna media sosial di Indonesia mencapai 130 juta dengan penetrasi sebesar 49 persen.
Selain itu, Indonesia juga tercatat sebagai peringkat ke-4 pengguna Facebook terbesar di dunia dan peringkat kelima terbesar pengguna Twitter. Nilai transaksi online masyarakat Indonesia pada 2018 diperkirakan akan mencapai Rp 144 triliun.
Selah satu pembicara yang juga pebisnis startup dari Indonesia, Hari Tjahjono, mengatakan semula ia hanya memiliki omset awal Rp 1,8 miliar saat ini telah berkembang jadi Rp 300 miliar.
Tujuh Fakta Tentang Jack Ma, Pendiri Alibaba
Jack Ma merayakan ulang tahun ke-55 dengan mengumumkan lengser dari Alibaba. Perjalanannya merintis situs yang kelak akan menyaingi Amazon itu bukan tidak mudah. Inilah tujuh hal yang perlu Anda ketahui tentang Jack Ma.
Foto: Getty Images/AFP/J. Samad
Guru Bahasa Inggris
Lahir di keluarga miskin di Hangzhou, Jack Ma sering kesulitan belajar di sekolah. Kelak setelah lulus ia mencari nafkah dengan mengajar bahasa Inggris setelah 30 lamarannya ditolak, termasuk oleh Kentucky Fried Chicken. Ia membeli komputer pertama di usia 33 tahun dan terkejut ketika tidak bisa menemukan bir Cina yang dijual di internet. Dari situlah ia merangkai ide membuat Alibaba.
Foto: picture-alliance/dpa
Pemandu Wisata
Di Universitas tempat dia mengajar bahasa Inggris, Jack mendapat upah antara 100 hingga 120 renminbi atau sekitar 15$ per bulan. Dia mengajar di sana selama lima tahun. Pengetahuan bahasa didapatnya ketika bekerja sebagai pemandu wisata saat masih berusia 12 tahun. Secara keseluruhan Jack bekerja sampingan sebagai pemandu selama 8 tahun.
Foto: Getty Images/AFP/J. Samad
10 Kali Ditolak Harvard
Pada Forum Ekonomi Dunia 2015 lalu Jack Ma menceritakan pengalamannya ditolak oleh Universitas Harvard. "Saya melamar ke Harvard sepuluh kali dan ditolak sepuluh kali. Saya lalu berjanji pada diri sendiri akan mengajar di sana suatu saat nanti," katanya. Pada 2002 dia diundang memberikan ceramah di Harvard .
Foto: Getty Images
Dua Jam Mengubah Nasib
Pada 1999 Jack Ma mengundang 18 teman dan relasi di apartemennya untuk membahas konsep Alibaba. Dalam dua jam ia berhasil mengumpulkan dana investasi senilai $ 60.000. Kelak semua investor awal diundang untuk menyaksikan peluncuran situs Alibaba yang membutuhkan waktu hampir empat jam untuk ditampilkan secara utuh.
Foto: picture-alliance/Imaginechina/H. Lili
Mencintai Tai Chi
Selama 30 tahun Jack Ma mendalami olahraga Tai Chi. Menyusul kecintaannya pada dunia bela diri, Jack Ma tampil sebagai bintang tamu dalam sebuah film silat pendek, Gong Shou Dao, di mana ia bertanding melawan Jet Li. Menurut Alibaba, film yang dirilis pada 2017 silam itu ditonton oleh 170 juta orang hanya dalam beberapa bulan.
Foto: Reuters
Kekayaan Berlimpah
Ma adalah manusia terkaya ketiga di Cina dengan harta senilai 36,6 milyar Dolar AS, menurut laporan Forbes 2017 lalu. Ketika Alibaba masuk ke lantai bursa 2014 silam, perusahaan tersebut meraup dana segar senilai 25 miliar Dollar AS. Meski Ma hanya memiliki 9% saham Alibaba, nilainya saat ini mencapai 420 miliar Dolar AS.
Foto: picture alliance/AP Photo/M. Lennihan
Mimpi Filantropi
Jack Ma berniat pensiun sejak 10 tahun silam. Dia mengaku ingin mengabdikan diri membantu mengentaskan masalah sosial. Pada 2016 silam yayasan tersebut menyumbangkan 30 juta Dolar AS untuk membantu program pendidikan di daerah tertinggal di Cina. "Ada banyak hal yang ingin saya pelajari dari Bill Gates," ujarnya merujuk pada kedermawanan pendiri Microsoft. (rzn/yf - dari berbagai sumber)