Indonesia Rajut Kerjasama Global Perangi Pencurian Ikan
11 Oktober 2016
Pemerintah Indonesia serukan kerjasama multilateral buat meredam maraknya praktik pencurian ikan. Namun praktik ilegal tersebut akan sulit diakhiri tanpa keterlibatan Cina.
Iklan
Pemerintah Indonesia berupaya menggandeng koalisi internasional untuk memerangi praktik penangkapan ikan ilegal. Presiden Joko Widodo mengklaim kerugian yang tercatat setiap tahun mencapai angka 20 milyar Dollar AS, "dan mengancam 65 persen terumbu karang kita."
"Sebab itu penting untuk kami agar memerangi sindikat kriminal lintas negara lewat kerjasama global," ujarnya saat membuka Simposium Internasional untuk Kejahatan Perikanan di Yogyakarta.
Indonesia sejauh ini masih mengandalkan kebijakan "shock therapy" dengan menenggelamkan kapal nelayan yang tertangkap beraktivitas secara ilegal. Kini Malaysia juga berniat mengikuti langkah serupa.
Menteri Pertanian Ahmad Shabery Cheek mengatakan pihaknya juga berencana menjadikan bangkai kapal sebagai terumbu buatan. Namun berbeda dengan Jakarta, Malaysia tidak akan menggunakan bahan peledak untuk menenggelamkan kapal agar tidak mengancam satwa laut.
Penangkapan ikan ilegal di Asia Tenggara mulai marak sejak Cina membentuk "milisi perikanan" di Laut Cina Selatan. Mereka adalah nelayan yang disokong negara dan didorong untuk mencari ikan di kawasan yang diperebutkan buat mengukuhkan klaim Beijing atas wilayah tersebut. Perairan Natuna adalah salah satu di antaranya.
Armada sipil yang berkekuatan hingga 2000 kapal nelayan itu berpusat di dua pelabuhan perikanan terbesar Cina, yakni Sanya dan Hainan. Fasilitas tersebut penting "untuk melindungi hak eksploitasi laut milik Cina di Laut Cina Selatan," kata Zhang Huazhong, Kepala Biro Perikanan Sanya kepada China Daily.
Para nelayan itu tidak cuma didampingi kapal penjaga pantai Cina, melainkan juga mendapat dukungan diplomatik saat mereka ditangkap. Beijing berulangkali mendesak Indonesia untuk membebaskan nelayan-nelayannya yang ditangkap.
Sejauh ini pemerintah Indonesia telah menenggelamkan lebih dari 200 kapal nelayan ilegal, sebagian besar berasal dari Cina.
Nelayan Tumpuan Negara
Sektor perikanan memegang peranan penting bagi Vietnam. Tetapi sektor ini sekarang menghadapi masalah besar akibat adanya pertikaian wilayah laut dengan Cina.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Negara Nelayan
Pagi hari, pelabuhan kota Danang di Vietnam tengah mulai aktif. Sektor perikanan sejak dulu pegang peranan penting dalam perekonomian negara tersebut.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Perusahaan Keluarga
Sebagian besar sektor perikanan merupakan bisnis keluarga. Awak kapal penangkap ikan ini baru saja menurunkan hasil tangkapan. Baru beberapa tahun belakangan ini industri penangkapan ikan berkembang.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Pasar Ikan
Dengan bantuan perahu kecil, hasil tangkapan dibawa ke darat dan diterima pedagang. Banyak pedagang membeli untuk restoran atau hotel besar di Danang.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Pedagang Besar
Pedagang besar, yang menerima tangkapan ikan dan mengangkutnya dengan truk besar tidak banyak di Danang. Tapi ekspor meningkat, misalnya ekspor makanan laut ke Uni Eropa.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Di Daratan
Di daratan, seperti di pelabuhan Sa Ky (foto) pedagang kecil menjual ikan dan udang terutama bagi warga setempat. Ketika pria melanjutkan pekerjaan di kapal, kaum perempuan kerap mengambil alih penjualan. Sebuah kapal bisa memberi makan bagi 15 keluarga.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Kerja Keras
Badan statistik Vietnam mencatat adanya 30.000 kapal nelayan. Di tiap kapal bekerja 10 sampai 15 pria, yang berada di laut sampai sebulan. Mereka hidup berdesak-desakan. Sebuah kamar besarnya hanya sekitar 15 meter persegi.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Perbaikan
Dalam pekerjaan berupa perbaikan peralatan yang sangat diperlukan, misalnya memperbaiki jala, biasaya seluruh keluarga diikutsertakan. Tanpa kerja sama sumber mata pencaharian tidak mungkin terjamin.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Cekcok Teritorial
Penempatan anjungan pengeboran lepas pantai HD981 oleh Cina di daerah perairan yang dipersengketakan, jelas memperburuk situasi nelayan. Kapal Cina dan Vietnam semakin sering bentrok.
Foto: picture-alliance/dpa
Korbannya
Di dok pelabuhan Danang ditambat kapal Vietnam berkode 90152. Kapal itu ditenggelamkan tanggal 27 Mei 2014 ketika bertabrakan dengan kapal pengawas pantai Cina. Pemerintah Vietnam membelinya dari pemilik kapal sebagai bukti agresi Cina di wilayah mereka.
Foto: DW/R. Ebbighausen
Patriotisme
Di daerah pantai Vietnam propaganda bisa dijumpai di mana-mana. Spanduk ini bertujuan jadi peringatan, bahwa pulau ini, yang berlokasi di dekat pantai Vietnam, adalah milik negara Vietnam. Akhir pertikaian sejauh ini belum terlihat.