Dengan resmi dilarangnya ekspor batu bara sejak 1-31 Januari 2022, apakah Cina yang menjadi salah satu importir batu bara terbesar dari Indonesia terkena dampaknya? Cina kini meningkatkan produksi batu bara domestiknya.
Iklan
Pemerintah resmi melarang ekspor batu bara sejak 1-31 Januari 2022. Langkah ini ditempuh untuk mengamankan stok batu bara untuk kebutuhan pembangkit listrik nasional.
Apakah aturan ini akan berpengaruh ke Cina? Mengingat Cina adalah salah satu importir batu bara terbesar dari Indonesia.
Dikutip dari Bloomberg disebutkan, larangan ini diprediksi hanya berdampak kecil untuk Cina. Karena sebelumnya Cina juga sudah meningkatkan produksi batu bara domestik untuk mencegah kekurangan pasokan pada tahun lalu.
Jumlah produksi di Cina sudah mampu memenuhi kebutuhan pembangkit listrik. Apalagi saat ini permintaan listrik sangat besar karena musim dingin dan banyak masyarakat yang menggunakan penghangat atau pemanas.
Analis Morgan Stanley Sara Chan mengungkapkan langkah yang sudah ditempuh Cina ini akan membantu negara tersebut untuk menjaga kondisi pasokan di tengah krisis energi.
"Bahkan larangan batu bara dari Indonesia mulai berlaku pada bulan Januari, dampak secara keseluruhan untuk pembangkit listrik domestik ini masih bisa dikendalikan," kata Cina Fengkuang Coal Logistics dalam sebuah catatan, dikutip dari Bloomberg, Selasa (04/01).
Lingkaran Setan Energi Batu Bara
Batu bara adalah energi murah yang dibutuhkan setiap negara berkembang untuk menggerakkan roda produksi dan menjamin pertumbuhan ekonomi. Tapi ironisnya batu bara juga bisa menggerogoti kemakmuran yang telah dicapai.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
Energi Murah
Energi adalah syarat utama kemakmuran. Terjaminnya pasokan listrik dan bahan bakar tidak cuma menggerakkan roda produksi, tetapi juga menambah kualitas hidup masyarakat. Tidak ada negara yang menikmati kemajuan pesat tanpa mengandalkan energi murah di fase awal pertumbuhan. Pada saat itulah batu bara berperan besar.
Foto: picture-alliance/AP/M. Meissner
Kilau Batu Bara
Batu bara adalah jenis sumber energi paling murah saat ini. Produksinya yang padat karya dan menyediakan banyak lapangan kerja membuat batu bara sering dilirik negara-negara berkembang dan bahkan industri maju. Selama lebih dari satu abad Cina menggerakkan roda produksinya dengan mengandalkan batu bara. Energi dan tenaga kerja yang murah adalah kunci keberhasilan negeri tirai bambu itu.
Foto: Getty Images/K. Frayer
Dahaga Batuan Hitam
Sejak tahun 2001, Cina menggandakan produksi batu bara dari satu milyar ton menjadi hampir empat miyar ton per tahun. Sebagian besar cadangan batu bara Cina digunakan untuk pembangkit listrik, industri dan buat energi panas untuk rumah tangga. Saat ini lebih dari 60% produksi listrik di Cina mengandalkan batu bara.
Foto: Getty Images/K. Frayer
Dua Wajah Batu Bara
Tapi energi murah ibarat dua sisi mata uang. Pembakaran bahan bakar fossil di Cina menciptakan masalah polusi udara yang ironisnya mengancam kemakmuran yang telah tercapai. Sebuah studi tahun 2004 menyebut polusi di Cina mencatat kerugian sebesar 3% dari ekonomi nasional. Penelitian University of California tahun 2015 bahkan menyebut 1,6 juta orang meninggal dunia setiap tahun akibat polusi udara
Foto: Reuters/A. Song
Energi Menjawab Kemiskinan
Kini India berniat mengambil jalan serupa. Lebih dari 300 juta penduduk India hidup tanpa akses listrik dan 840 juta orang masih menggunakan bahan bakar organik untuk memasak semisal kayu bakar atau kotoran sapi yang telah dikeringkan. Pertumbuhan ekonomi juga cendrung terhambat oleh minimnya infrastruktur energi dan transportasi. Saat ini perekonomian India cuma tumbuh 5% per tahun.
Foto: Dibyangshu Sarkar/AFP/Getty Images
India Haus Bahan Bakar
Sebab itu pemerintah India menggenjot konsumsi batu bara untuk memproduksi energi. Tahun 2012 silam sekitar 45% kebutuhan energi dan 75% produksi listrik mengandalkan batu bara. Diyakini selama 25 tahun ke depan permintaan energi India akan meningkat sebanyak 4% setiap tahun. International Energy Agency memperkirakan konsumsi energi India akan menyamai Eropa tahun 2040.
Foto: picture-alliance/dpa/Jaipal Singh
Rencana Besar New Delhi
India tercatat sebagai negara pengimpor batu bara terbesar kedua di dunia setelah Cina. Oktober silam pemerintah memublikasikan peta energi berbasis batu bara paling agresif di dunia. Sebanyak 600 pembangkit listrik berbasis batu bara dengan kapasitas 300 Gigawatt akan dibangun. Hingga tahun 2020 mendatang, India ingin menggenjot kapasitas produksi batu bara menjadi satu milyar ton per tahun
Foto: MANAN VATSYAYANA/AFP/Getty Images
Racun di Udara
Saat ini pun India telah kelimpungan menghadapi polusi udara. Awal November, New Delhi misalnya mencatat kualitas udara terburuk dalam sejarah. Catatan serupa bisa ditemukan di Chandrapur, sebuah kawasan industri berbasis batu bara. Studi WHO 2014 silam menyebut hingga 627.000 kematian prematur di India disebabkan oleh penyakit pernafasan akibat polusi udara.
Foto: Getty Images/D.Faget
Arus Balik di Cina
Sejak 2005 silam pemerintah Cina mulai melirik energi terbarukan sebagai motor ekonomi. Tahun lalu saja Beijing mengucurkan dana investasi senilai 103 milyar Dollar AS ke sektor energi terbarukan. Saat ini produksi energi hijau di Cina mampu menutupi sekitar 23% kebutuhan energi nasional. Tidak ada negara lain yang lebih agresif menggenjot produksi energi hijau ketimbang Cina.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Chinatopix
Siklus Maut
India masih mengandalkan batu bara seperti Cina 10 tahun silam. Pasalnya dengan harga energi terbarukan yang masih tinggi, New Delhi tidak punya pilihan selain membakar batu bara untuk menjamin pasokan energi buat penduduk. Tapi cepat atau lambat, polusi yang disebabkan konsumsi batu bara akan mulai menggerogoti kemakmuran, dan hingga saat itu India sudah harus menyiapkan sumber energi alternatif
Foto: Getty Images/AFP/P. Paranjpe
10 foto1 | 10
Pro kontra larangan ekspor batu bara
Dengan larangan ekspor batu bara ini, masih ada pro dan kontra. Karena masih banyak produsen yang ingin menjual ke luar negeri karena harga saat ini sedang bagus-bagusnya.
Namun, Kementerian ESDM menyebut jika langkah ini dilakukan demi mengamankan pasokan energi nasional yang stoknya makin menipis. Memang Cina merupakan pengguna dan importir batu bara terbesar di dunia. Indonesia adalah salah satu negara pemasok untuk Cina yang paling besar.
Sebelumnya Cina juga bermitra dengan Australia untuk pemenuhan batu bara ini. Namun, adanya konflik geopolitik membuat Indonesia menjadi negara sumber batu bara Cina. Dari data Bea Cukai Cina, sejak akhir November 2021 impor batu bara dari Indonesia ke Cina lebih dari 60%.
Selain itu, Cina juga merupakan penambang bahan bakar terbesar di dunia. Dengan kurangnya pasokan batu bara ini akan berpotensi membuat pasokan listrik terbatas. Pada Oktober lalu, pemerintah langsung merespon dengan kebijakan untuk mendorong produksi domestik. (Ed: pkp/ha)