1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Indonesia Siapkan Pulau buat Pengungsi Australia?

23 November 2015

Indonesia mempertimbangkan ide menyediakan pulau buat pengungsi Australia. Negeri jiran itu kemudian harus membiayai pembangunan kamp. Gagasan tersebut diusulkan buat meralat kebijakan bekas PM Tony Abott yang agresif

Australien Flüchtlinge Auffanglager Weihnachtsinseln
Kamp pengungsi di pulau Christmas, Australia.Foto: picture-alliance/dpa/A. Hayward


Indonesia acap berseteru dengan jiran Australia perihal arus pengungsi. Sebab itu muncul gagasan baru buat meminjamkan pulau buat menampung pengungsi yang ingin ke Australia. Kendati telah dibantah, ide yang pertama kali digagas Menko Keamanan Politik, Hukum dan Keamanan, Luhut Panjaitan itu belakangan justru menguat.

"Kita bisa menyiapkan sebuah pulau, tapi Australia wajib membiayai kamp sepenuhnya," kata Luhut kepada harian berbahasa Inggris, The Jakarta Post, yang kemudian dibantahnya sendiri. Bahkan Kementerian Kordinator Bidang Polhukam sudah menyiapkan "tim kecil," untuk memperdalam usulan tersebut, ujar seorang jurubicaranya kepada Reuters.

Tidak jelas apakah ide itu akan ditindaklanjuti setelah munculnya bantahan dari Luhut Panjaitan. Tapi menurut Kemenko Polhukam, wacananya akan diagendakan pada pertemuan Indonesia dan Australia pada 22 Desember mendatang.

Ide itu sendiri kurang mendapat sambutan dari Wakil Presiden Yusuf Kalla. Menurutnya penampungan sementara bukan solusi. "Imigran itu tujuannya tak semua ke Indonesia. Tujuannya sebenarnya mau ke Australia atau ke Malaysia. Jadi kalau dikasih pulau, kerjanya akan kerja apa," katanya seperti dilansir Kompas.

Kalla menghimbau agar negara tujuan pengungsi membuka lapangan kerja buat mereka sebagai bagian dari solusi kemanusiaan. "Solusi terbaiknya mendapat pekerjaan di beberapa negara yang ada lapangan kerja," imbuhnya lagi.

Hubungan Indonesia dan Australia menegang awal tahun menyusul kebijakan pengungsi PM Tony Abott yang membayar penyelundup untuk memulangkan kapal pengungsi ke Indonesia. Pengantinya, Malcolm Turnbull, bertemu Presiden Joko Widodo pekan lalu di Jakarta, antara lain membahas solusi masalah pengungsi.

Australia selama ini menggunakan pulau Nauru, Christmas atau Papua Nugini buat menampung pengungsi yang datang dengan kapal. Kamp-kamp milik Australia itu berulangkali mendapat sorotan karena kasus pelecehan seksual atau kerusuhan.

Solusi serupa pernah diterapkan Indonesia untuk pengungsi Vietnam yang ditahan di kamp di pulau Galang. Namun kondisi fasilitas yang buruk membuat situasi pengungsi semakin runyam. "Dengan pengalaman kami di Aceh dan Pulau Galang, ujung-ujungnya yang menderita adalah rakyat Indonesia," kata Luhut.

Aktivis kemanusiaan di Australia berulangkali berdemonstrasi menuntut pemerintah menutup kamp pengungsi yang sering diliputi skandal kematian.Foto: Reuters/D. Gray

rzn/yf (rtr,ap)