Indonesia Tamu Kehormatan Frankfurter Buchmesse 2015
11 Oktober 2015
Indonesia menjadi tamu kehormatan dalam pameran buku internasional Frankfurter Buchmesse 2015. Dapatkah Indonesia memanfaatkan kesempatan emas ini untuk berkiprah dalam kancah internasional?
Iklan
Dengan menjadi tamu kehormatan Frankfurter Buchmesse (Frankfurt Book Fair) literatur Indonesia memasuki terobosan baru. Selama ini, sastra Indonesia hampir tidak dikenal dalam industri literatur di dunia. Namun pasar buku Indonesia yang berpenduduk 240 juta orang ini sekarang diakui sebagai pasar menarik.
Sekjen Kemendikbud Prof Ainun Na'im mengatakan:"Kita ingin memperlihatkan kepada internasional kekayaan budaya kita lewat Frankfurt Book Fair ini."
Ditambahkannya, Indonesia memiliki beragam suku dan bangsa yang memberikan warna kebudayaan Indonesia. Sebagai negara multikultural, diyakini banyak negara yang tertarik untuk mempelajari Indonesia lebih jauh lagi.
"Dan yang lebih penting lagi kekayaan kebudayaan ini menampilkan banyak harmoni, hubungan antar umat beragama, antar budaya yang berbeda. Kita sebagai masyarakat multikultural dan multibudaya ini kan bisa hidup bersama dengan baik," imbuhnya.
Kesempatan Emas bagi Sastra Indonesia
Tahun 2015, menjadi terobosan baru dalam karya sastra Indonesia. Indonesia akan menjadi tamu kehormatan dalam Frankfurter Buchmesse, ajang pameran buku bergengsi di dunia, yang diselenggarakan tiap tahun di Frankfurt.
Foto: Frankfurter Buchmesse/A. Heimann
Acara Serah Terima
Serah terima Guest of Honour dari Finlandia kepada Indonesia Minggu, 12 Oktober 2014 di Pameran Buku Frankfurt.
Foto: Frankfurter Buchmesse/A. Heimann
Tarian Memukau
Penampilan musik dan tari Ayu Laksmi, Endah Laras dan Ariani, Minggu 12 Oktober 2014.
Foto: Frankfurter Buchmesse/A. Heimann
Tongkat Guest of Honour
Inilah tongkat Tamu Kehormatan yang diserahkan kepada Indonesia untuk 2015.
Foto: Frankfurter Buchmesse/A. Heimann
Dewi Dee Lestari
Dewi Dee Lestari bertukar pengalaman dengan penulis Finlandia Kjell Westo dalam acara serah terima.
Foto: Frankfurter Buchmesse/P. Hirth
Tamu Kehormatan
Indonesia akan menjadi tamu kehormatan di Frankfurter Buchmesse atau Frankfurt Book Fair pada tahun 2015 nanti. Dalam pameran buku akbar tahun ini dimana Finlandia menjadi tamu kehormatan, Indonesia mulai unjuk diri.
Foto: Frankfurter Buchmesse/Marc Jacquemin
17.000 Islands of Imagination
Indonesia mengemas keikutsertaan di FBF dalam tema "17.000 Islands of Imagination". Pulau dalam hal ini adalah semacam suatu imajinasi, kreativitas yang tidak terbatas yang lahir dan berkembang di 17.000 pulau di tanah air.
Foto: Frankfurter Buchmesse/Marc Jacquemin
Memperkenalkan Indonesia
Dalam pameran buku tahun ini pihak penyelenggara memperkenalkan peran serta Indonesia sebagai tamu kehormatan di Frankfurt Book Fair 2015. Hadir dalam konferensi pers, Direktur Frankfurt Book Fair Juergen Boos, Wakil Menteri Kebudayaan Indonesia, Wiendu Nuryanti, Goenawan Mohamad, penulis senior yang menjadi panitia delegasi Indonesia, dan Husni Syawie dari IKAPI.
Foto: Frankfurter Buchmesse/Marc Jacquemin
Banyak Peminat
Konferensi pers yang memperkenalkan Indoensia sebagai tamu kehormatan diserbu pengunjung. Menjadi tamu kehormatan sangat menguntungkan, karena mendapat kesempatan dalam menonjolkan Indonesia pada dunia. Bahkan, selama setahun sebelum penyelenggaraan, negara yang menjadi tamu kehormatan akan diperkenalkan ke publik dalam berbagai liputan media di Jerman.
Foto: Frankfurter Buchmesse/Marc Jacquemin
Ajang Penting
Pameran buku internasional di Frankfurt merupakan ajang yang sangat efektif dalam mengenalkan para penulis Indonesia yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Foto: Frankfurter Buchmesse/Marc Jacquemin
Mencari Penerjemah
Bukan perkara mudah untuk mencari penerjemah buku Indonesia ke dalam bahasa Jerman. Direktur Frankfurter Buchmesse Jürgen Boos mengatakan: "Ini merupakan tantangan besar, untuk mencari penerjemah sastra ke bahasa Jerman.“
Foto: Frankfurter Buchmesse/Marc Jacquemin
Terobosan Indonesia
Pada pertengahan tahun 1970-an, fokus pameran lebih bersifat tematik. Namun sejak tahun 1980-an, tiap tahun dipilih tamu kehormatan dari berbagai negara dalam pameran akbar itu. Setelah Indonesia menjadi tamu kehormatan tahun 2015, Belanda akan menyusul sebagai tamu kehormatan 2016.
Foto: Frankfurter Buchmesse/Marc Jacquemin
11 foto1 | 11
Indonesia memiliki tradisi narasi, puisi dan dongeng yang panjang. Unsur pemersatu kebudayaan tulisan ini adalah bahasa nasional Bahasa Indonesia. Penulis buku terkenal Indonesia yang diakui dunia, antara lain Pramoedya Ananta Toer, yang mengalami penganiayaan politik pada masa Orde Baru dan pernah dipertimbangkan untuk hadiah Nobel Sastra.
Tahun 2015, sekitar 70 penulis Indonesia akan diundang hadir mengisi berbagai acara selama Frankfurter Buchmesse. Penyair dan penulis terkemuka Goenawan Mohamad akan bertanggung jawab untuk program budaya dalam pameran akbar ini.
Kesempatan emas di dunia sastra
Pameran buku internasional di Jerman ini sudah menjadi tradisi sejak puluhan tahun. Seteleh perang dunia ke-2, pameran ini dihidupkan kembali dan merupakan peristiwa besar dalam dunia perbukuan. Dalam pameran di Frankfurt, penerbit, penulis, penjual dan agen buku dapat bertatap muka secara langsung.
Tahun 2014, Finlandia terpilih sebagai tamu kehormatan. Pameran tahun ini diramaikan oleh 7000 peserta pameran dari berbagai penjuru dunia. Dengan sekitar 280 ribu pengunjung.
Frankfurter Buchmesse mulai digelar sejak tahun 1949. Pada pertengahan tahun 1970-an, fokus pameran lebih bersifat tematik. Namun sejak tahun 1980-an, tiap tahun dipilih tamu kehormatan dari berbagai negara dalam pameran akbar itu. Setelah Indonesia menjadi tamu kehormatan tahun 2015, Belanda akan menyusul sebagai tamu kehormatan 2016.