50 excavator mengeruk tepian sungai Tabir untuk menemukan emas, dan mengubah pemandangan indah kawasan pedesaan menjadi penuh lubang seperti permukaan bulan.
Iklan
Naiknya harga emas menyebabkan usaha penggalian emas tampak semakin atraktif. Di daerah pedesaan banyak warga meninggalkan profesinya di industri tradisional karena berharap akan mendapat pemasukan lebih banyak dari penambangan emas. Tambang emas ilegal juga muncul di mana-mana ibaratnya jamur. Contohnya di tepian sungai Tabir di Jambi.
Sekarang, pemerintah provinsi Jambi mengambil langkah-langkah jelas untuk membasmi tambang ilegal tersebut, sekaligus menetapkan regulasi. Jambi adalah salah satu provinsi Indonesia dengan jumlah penambangan ilegal paling banyak. Salah satu penyebab tertariknya warga pada bisnis ini adalah merosotnya harga karet, yang biasanya jadi sumber hidup banyak orang. Mereka biasanya bekerja di perkebunan karet.
Terdesak kemiskinan
Iwan (43) yang bekerja pada penambangan ilegal di sekitar sungai Tabir mengatakan, ia meninggalkan pekerjaannya di perkebunan karet dua tahun lalu. Tapi menurutnya hingga kini harapan hidup lebih baik belum terwujud. Bahkan, ia bercerita, tahun ini ada hari-hari di mana mereka tidak menemukan emas sama sekali. Tapi menurutnya, bekerja di penambangan ilegal tetap lebih baik, karena karet sangat murah sekarang.
Polemik Emas Ilegal dari Limbah Freeport
Ribuan penduduk mengais emas dari limbah tambang Freeport di Timika. Pemerintah ingin menutup kegiatan ilegal itu karena memicu kerusakan lingkungan. Tapi banyak oknum yang terlanjur menikmati bisnis gelap tersebut
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Tambang Ilegal di Aikwa
Penambang emas mendulang emas di sungai Aikwa di Timika, Papua. Meski banyak penduduk suku Kamoro yang masih berusaha mencari uang sebagai nelayan, kegiatan penambangan emas merusak dasar sungai yang kemudian memangkas populasi ikan di sungai Aikwa.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Emas Punya Siapa?
Sejumlah penduduk bahkan datang dari jauh untuk menambang emas di sungai Aikwa. Indonesia memproduksi emas yang mendatangkan keuntungan senilai 70 miliar Dollar AS setahun, atau sekitar 900 triliun Rupiah. Tapi hanya sebagian kecil yang bisa dinikmati penduduk lokal.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Buruh Papua Mencari Kerja
Kebanyakan penduduk asli setempat telah terusir oleh kegiatan perluasan tambang. Saat ini Freeport mengaku memiliki hampir 30.000 pegawai, sekitar 30% berasal dari Papua, sementara 68% dari wilayah lain di Indonesia dan kurang dari 2% adalah warga asing. Berkat tekanan dari Jakarta, Freeport berniat menambah komposisi pekerja Papua menjadi 50%.
Foto: Getty Images/AFP/O. Rondonuwu
Sumber Kemakmuran
Tambang Grasberg adalah sumber emas terbesar di dunia dan cadangan tembaganya tercatat yang terbesar ketiga di dunia. Dari sekitar 238.000 ton mineral yang diolah setiap hari, Freeport memproduksi 1,3% emas, 3,4% perak dan 0,98 persen tembaga. Artinya tambang Grasberg menghasilkan sekitar 300 kilogram emas per hari.
Foto: Getty Images/AFP
Berjuta Limbah
Grasberg berada di dekat Puncak Jaya, gunung tertinggi di Indonesia. Setiap hari, tambang tersebut membuang sekitar 200.000 ton limbah ke sungai Aikwa. Pembuangan limbah tambah oleh Freeport ujung-ujungnya membuat alur sungai Aikwa menyempit dan dangkal.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Nilai Tak Seberapa
Setiap tahun sebagian kecil dari jutaan gram emas yang ditambang di Grasberg terbuang ke sungai Aikwa dan akhirnya didulang oleh penduduk. Semakin ke hulu, maka semakin besar kemungkinan mendapatkan emas. Rata-rata penambang kecil di Aikwa bisa mendulang satu gram emas per hari, dengan nilai hingga Rp. 500.000.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Simalakama Penambangan Ilegal
Pertambangan rakyat di sungai Aikwa selama ini dihalangi oleh pemerintah. Tahun 2015 silam TNI dan Polri berniat memulangkan 12.000 penambang ilegal. Pemerintah Provinsi Papua bahkan berniat mengosongkan kawasan sungai dengan dalih bahaya longsor. Namun kebijakan tersebut dikritik karena menyebabkan pengangguran dan memicu ketegangan sosial.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Kerusakan Lingkungan
Asosiasi Pertambangan Rakyat Papua sempat mendesak pemerintah untuk melegalisasi dan menyediakan lahan bagi penambangan rakyat di sungai Aikwa. Freeport juga diminta melakukan hal serupa. Ketidakjelasan status hukum berulangkali memicu konflik antara kelompok penambang. Mereka juga ditengarai menggunakan air raksa dan menyebabkan kerusakan lingkungan yang dampaknya ditanggung penduduk setempat
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Persaingan Timpang
Konflik antara penambang antara lain disebabkan persaingan yang timpang. Ketika penduduk lokal masih mengais emas dengan kuali atau wajan, banyak pendatang yang bekerja dengan mesin dan alat berat. Berbeda dengan penambang kecil, penambang berkocek tebal bisa meraup keuntungan hingga 10 juta Rupiah per hari.
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
Bisnis Gelap di Timika
Pertambangan rakyat di sungai Ajkwa turut menciptakan struktur ekonomi sendiri. Karena banyak pihak yang diuntungkan, termasuk bandar yang menampung hasil dulangan emas penduduk di Timika dan oknum pemerintah lokal yang menyewakan lahan penambangan secara ilegal. Situasi tersebut mempersulit upaya penertiban pertambangan rakyat di Papua. Penulis: Rizki Nugraha/ap (dari berbagai sumber)
Foto: Getty Images/U. Ifansasti
10 foto1 | 10
Penggalian emas ilegal di Jambi awalnya hanya ada di beberapa lokasi dan dalam skala kecil. Tapi dalam tahun-tahun belakangan sudah merambat hingga sekitar seratus lokasi. Karena pemerintah selama ini tambak ragu untuk mengambil tindakan penghentian, para penambang ilegal jadi tambah berani dan secara terbuka menggunakan excavator atau mesin pengeruk.
Penambangan di provinsi itu biasanya dilaksanakan di lokasi terbuka dekat sungai. Pekerja menggali di tepian sungai yang biasanya jadi lokasi tempat emas ditemukan. Akibatnya bukan saja lingkungan hidup yang rusak, para penambangpun melakukan pekerjaan berisiko tinggi. Untuk membersihkan emas biasanya digunakan air raksa yang dicampur dengan bahan lain. Ini bisa menyebabkan kerusakan saraf serius. Penambang biasanya mengalami kejang-kejang dan batuk berat karena menghidup racun tersebut.
7 Fakta Menarik Di Balik Kemilau Emas
Hobi mengumpulkan emas? Tergila-gila dengan perhiasan emas? Atau punya gigi emas? Tahukah Anda bahwa di balik kemewahan logam mulia ini, terdapat banyak fakta menarik tentang emas.
Foto: Fotolia/Scanrail
Selain perhiasan juga untuk pengobatan
Salah satu metode pengobatan rheumatoid arthritis adalah dengan menyuntikkan garam berbasis emas langsung ke sendi. Partikel nano emas juga digunakan untuk mendiagnosa kanker prostat, HIV dan tes malaria. Selain itu, isotop radioaktif emas dimanfaatkan sebagai radioterapi untuk beberapa jenis kanker. Ribuan tahun lalu bahkan sudah ada gigi palsu emas.
Foto: picture-alliance/ dpa
Berasal dari angkasa luar
Emas di Bumi dan banyak logam mulia lain diduga kuat berasal dari meteor yang jatuh ke planet kita 4 miliar tahun yang lalu. Salah satu penelitian tentang ini dilakukan oleh tim dari Universitas Bristol, Inggris. Saat hujan batu angkasa terjadi, kerak bumi telah mengeras sehingga serpihan logam yang terkandung di dalam meteorit saat menghujam bumi menyangkut di lapisan-lapisan tanah.
Foto: Nasa/Getty Images
Bisa dimakan
Emas murni tak menimbulkan reaksi beracun ketika masuk ke dalam tubuh. Logam mulia tidak mengoksidasi, berkarat atau bereaksi dengan unsur-unsur kimia lain. Serpihan emas murni, bahkan dapat dimakan, meskipun tak membawa nutrisi apapun. Yang jelas harga makanan itu membuat kantung kempes. Ini foto coklat yang ditaburi emas.
Foto: picture-alliance/Photocuisine
Logam multiguna
Tujuh puluh delapan persennya digunakan sebagai perhiasan. Industri elektronik juga memanfaatkan emas, karena logam ini merupakan konduktor listrik yang sangat baik dan tidak menimbulkan karat (korosi). Emas pun sangat mudah dibentuk, sehingga proses manufaktur jadi lebih mudah dibandingkan dengan logam lainnya.
Foto: picture-alliance/Pixsell/F. Brala
Telefon genggammu ada emasnya
Semakin murah harga gadget dan semakin mudah di-upgrade, maka limbah elektronikpun makin banyak. Di dalam barang-barang elektronik ini ada emasnya. Menurut laporan UNEP tahun 2009, dalam tiap satu ton tumpukan gadget terdapat 340 gram emas. Mungkin kalau banyak ponsel rusak di rumah, bisa kumpulkan emasnya.
Foto: Reuters
Limbah pengolahannya berbahaya
Bijih emas digali, dilarutkan dengan sianida dan kemudian ditempa. Emas memang mengagumkan, tetapi limbah beracun akibat pengolahannya harus diperlakukan sama dengan limbah radioaktif. Banyak metode pengolahan emas yang menimbulkan limbah berbahaya. Belum lagi, penggalian emas secara besar-besaran, bisa menimbulkan pencemaran racun sianida yang membunuh spesies di sekitar lokasi penggalian.
Foto: picture-alliance/dpa
Satu ons emas seluas kamar tidur kecil
Satu ons emas jika ditempa bisa menjadi lembaran super tipis yang luasnya menutupi sebuah kamar tidur kecil. Emas dapat dibuat menjadi kawat yang tipisnya sepertiga dari ketebalan rambut manusia. 1 ons emas bis dibuat menjadi benang sepanjang 8 kilometer.
Foto: Fotolia/Victoria Andreas
7 foto1 | 7
Upaya yang dilaksanakan pemerintah
Belakangan ini pihak berwenang meningkatkan upaya mereka untuk menindak penambangan ilegal. Polisi merazia tambang dan pemerintah menawarkan pengajaran cara bertani bagi warga setempat. Selain itu pemerintah juga mengangkat orang-orang yang menentang penambangan ilegal sebagai kepala desa.
Mengingat tindakan tegas bagi penambangan ilegal bukan satu-satunya solusi yang harus ditempuh, pemerintah juga menawarkan kepada penambang, kemungkinan untuk bekerja secara legal. Lewat cara itu, mereka bisa meminta ijin untuk menambang, setelah itu menambang di kawasan yang memang dibuka untuk penambangan. Pihak berwenang juga akan mengadakan pengawasan di daerah tersebut, sehingga perusakan lingkungan bisa dibatasi.
Demam Emas di Lombok
Pertambangan emas ilegal di Lombok menjamur. Meski membantu perekonomian warga setempat, dampak negatifnya pun tidak sedikit bagi masyarakat dan lingkungan.
Foto: Elisabetta Zavoli
Memburu emas
Booming emas di pulau Lombok telah secara radikal mengubah perekonomian wilayah yang pernah bergantung pada sektor perikanan dan pertanian itu. Industri yang berkembang ini membantu penduduk setempat seperti Rizki (foto) dalam mencari nafkah. Di tokonya, perhiasan emas dijual sekitar 250.000 rupiah per gram.
Foto: Elisabetta Zavoli
Substansi berbahaya
Meskipun penggunaan merkuri dalam penambangan emas tergolong sebagai aktivitas ilegal di Indonesia, masih saja orang-orang menggunakannya secara rutin untuk mengekstraksi emas di Lombok. Setiap tahun, puluhan ton merkuri terlepas ke alam. Pemakaian merkuri adalah tahap yang paling berbahaya dari proses pertambangan, karena merkuri dapat terserap ke dalam tubuh.
Foto: Elisabetta Zavoli
Menggali bukit
Di bukit di Sekotong ini, penuh dengan galian lubang pertambangan. Gubuk kecil yang ditutupi dengan terpal biru menandai pintu masuk ke terowongan di lereng ini, yang terletak di dekat desa Pelangan. Ratusan meter dari lorong-lorong yang digali dengan tangan dan peralatan seadanya, tanpa menggunakan teknik pertambangan.
Foto: Elisabetta Zavoli
Hidup di pertambangan
Menggunakan pahat kecil, penambang bernama Saiful, berusia 48 tahun, menghabiskan hari-harinya mengisi tas dengan bijih mentah. "Saya mulai kerja pada pagi hari dan saya tidak berhenti bekerja sampai matahari terbenam," katanya. "Semakin banyak tas ynag Anda isi, semakin ingin terus rasanya menggali´, karena Anda tidak tahu berapa banyak emas akan berada dalam satu tas."
Foto: Elisabetta Zavoli
Sempitnya terowongan galian
Terowongan hanya cukup memungkinkan seorang pria untuk merangkak ketika melaluinya. "Kadang-kadang, ketika kita menggali terowongan, sudah ada seorang teman lain di jalur terowongan, jadi kami harus mundur sedikit dan mulai menggali ke arah lain," kata Saiful. Satu-satunya cahaya berasal dari senter dikenakan oleh para penambang di kepala. Suhu di sini bisa mencapai 38 derajat Celcius.
Foto: Elisabetta Zavoli
Harapan emas
Banyak keluarga miskin telah mencoba peruntungan dalam bisnis emas di Lombok. Di desa Pelangan, Dewi yang berusia 29 tahun mengekstrasi bijih dari penggilingan, setelah tiga jam menghancurkan bijih mentah dan mengubahnya menjadi lumpur. Penggiling disimpan di tempat yang sama di mana keluarga tidur, makan dan hidup. Anak Dewi, tiba di rumah dari sekolah, memperhatikan ibunya bekerja.
Foto: Elisabetta Zavoli
Bahaya Merkuri
Di desa lain yang disebut Telage Lebur, Mashur, berusia 18 tahun memisahkan lumpur dari merkuri yang terkait dengan emas. Dia telah bekerja sebagai penambang emas sejak berusia 14 tahun. Baik dia, atau keluarganya, sadar akan risiko merkuri cair. Merkuri dapat membahayakan saraf, pencernaan dan sistem kekebalan tubuh manusia, serta paru-paru , ginjal, kulit dan mata mereka.
Foto: Elisabetta Zavoli
Kontroversi sianida
Menggunakan sianida untuk mengekstrak emas dari bijih halus merupakan proses yang kontroversial, karena sianida adalah senyawa kimia yang sangat beracun. Di Desa Tawun, sedimen yang dicampur dengan air secara langsung akan berubah menjadi bubur lagi dan diproses.
Foto: Elisabetta Zavoli
Ongkos ekologis
Hutan gambut di sini tidak mampu menjadi perlindungan atau menjadi penghambat untuk mencegah pencemaran lingkungan. Air di pulau ini terkontaminasi dengan merkuri dan sianida, serta sangat beracun bagi satwa liar di daerah tersebut.
Foto: Elisabetta Zavoli
Mengorbankan kesehatan
Bahan kimia yang digunakan untuk menambang emas tidak hanya berbahaya bagi lingkungan - tapi juga menimbulkan risiko serius bagi kesehatan masyarakat di pulau itu. Agis, 12 tahun, berdiri di bekas tempat pabrik sianida di desa Gili. Sawah desa dan tanah yang tercemar oleh racun. Pada tahun 2012, konsentrasi merkuri di rambut Agis adalah dua kali lipat standar Organisasi Kesehatan Dunia.