Indonesia ikut berperan dalam meredakan konflik yang terjadi di Myanmar dengan mengutus menteri luar negeri menemui Aung Sang Suu Kyi. Indonesia akhirnya berhasil membuka akses bantuan bagi warga Rohingya.
Iklan
Indonesia Lancarkan Misi Diplomasi Damaikan Myanmar
02:03
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno LP Marsudi duduk bersama dengan pemimpin de facto Myanmar, Daw Aung San Suu Kyi, Senin (04/09) di ibu kota Myanmar, Naypyidaw untuk membicarakan peran Indonesia dalam meredam kekerasaan di Myanmar. "Saya hadir di Myanmar membawa amanah masyarakat Indonesia, yang sangat khawatir terhadap krisis kemanusiaan di Rakhine State dan agar Indonesia membantu. Saya juga membawa suara dunia Internasional agar krisis kemanusiaan di Rakhine State dapat segera diselesaikan," ucap Retno Marsudi usai menemui Suu Kyi.
Lawatan Menteri Luar Negeri Indonesia ini memang menjadi sorotan dunia, sebab menjadi bentuk respons pertama dimana wakil pemimpin negara turun langsung membahas isu kemanusiaan yang terjadi di negara bagian Rakhine tersebut.
Aksi Solidaritas untuk Rohingya
Ribuan umat muslim Indonesia berdemonstrasi menentang perlakuan militer Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya. Aksi solidaritas Rohingya ini berlangsung di sejumlah tempat, termasuk kedutaan besar Myanmar.
Foto: Getty Images/B.Ismoyo
Desakan Bagi Pemerintah Myanmar
Aksi unjuk rasa yang antara lain digalang oleh Front Pembela Islam itu berlangsung di depan kedutaan besar Myanmar. Perwakilan pengunjuk rasa sempat menemui Wakil Duta Besar Myanmar untuk Indonesia, Kyaw Soe Thien dan menyampaikan tuntutan mereka atas kondisi yang dialami Muslim Rohingya. Duta Besar Myanmar tidak berada di tempat karena menemani Menlu, Retno Marsudi saat berkunjung ke Naypyidaw.
Foto: Getty Images/B.Ismoyo
Tidak Sendirian
Dengan memegang spanduk "Save Muslim Rohingya", kelompok Muslim Indonesia ingin memperlihatkan bahwa kelompok minoritas Rohingnya tidak sendirian dalam menghadapi peristiwa yang mereka hadapi. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi berhasil menekan Mynamar untuk mengizinkan Aliansi Kemanusian Indonesia untuk Myanmar agar memberi bantuan kesehatan, makanan dan pendidikan bagi pengungsi.
Foto: Getty Images/G.Chai Hin
Indonesia Ambil Sikap
Peran pemerintah Indonesia disorot tajam karena dianggap menjalankan diplomasi yang lunak terhadap pemerintah yang dipimpin secara de facto oleh Aung San Suu Kyi tersebut. Mereka menyuarakan tiga hal yakni agar Duta Besar Myanmar dipulangkan, bendera Myanmar diturunkan, dan agar segala bentuk kekerasan dihentikan di Rakhine.
Foto: Getty Images/G.Chai Hin
Saling Melindungi
Salah satu demonstran sambil merurai air mata mencurahkan kesedihannya atas derita yang dialami kelompok minoritas Rohingya pasca bentrokan yang terjadi di Rakhine. Para demonstran meminta agar umat Buddha di Myanmar dapat menghormati umat Muslim Rohingya, sebagaimana dilakukan umat Muslim di Indonesia terhadap umat minoritas.
Foto: Getty Images/E.Wray
Siaga Satu
Polisi memblokade arus demonstrasi yang ingin mendekati kedutaan besar Myanmar. Selain blokade manusia, polisi juga menutup akses dengan membuat pembatas kawat duri dan kendaraan berat. Penjagaan ketat dilakukan menyusul terjadinya pelemparan bom molotov ke kedutaan Myanamar pada akhir pekan lalu.
Foto: Getty Images/B.Ismoyo
Demonstrasi (Tidak) di Semua Tempat
Aksi unjuk rasa di Jakarta juga dilakukan mahasiwa Muhammadiyah yang menyambangi kantor Kemlu sambil membawa poster tuntutan. Di Makassar, aksi umat Muslim sempat berlangsung tidak tertib karena massa melempari kelenteng Xian Ma dengan batu. Sementara itu, kepolisian menolak memberi izin aksi demonstrasi di candi Borobudur dan rencananya akan dialihkan ke mesjid di dekat situs bersejarah itu.
Foto: Getty Images/B. Ismoyo
Turun ke Jalan
Ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan saat menuju kedutaan Myanmar, akibatnya jalur utama di Jakarta Pusat seperti jalan Imam Bonjol menuju Bundaran Hotel Indonesia sempat ditutup. Sebelum membubarkan diri, massa sempat bersitegang dengan pihak kepolisian. Kericuhan dapat segera dihindari, massa pun bubar dengan tenang.
Foto: Getty Images/B.Ismoyo
7 foto1 | 7
Selain bertemu Suu Kyi, Retno LP Marsudi juga menemui Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Jenderal U Min Aung Hlaing dan tiga menteri yang menduduki jabatan strategis di Myanmar. "Dengan panglima angkatan bersenjata saya tekanan pentingnya stabilitas negara dan perlindungan bagi semua orang tanpa terkecuali, untuk melindungi semua orang yang ada di sana terutama perempuan dan anak-anak," ungkapnya seperti dikutip dari wawancara di Metro TV.
Rohingya: Genosida di Pelupuk Mata
Minoritas muslim di Myanmar hidup di bawah kezaliman mayoritas. Mereka terusir dari rumah sendiri, tidak memiliki kewarganegaraan dan selamanya dinistakan. Inilah potret kelompok etnis paling tertindas di dunia saat ini.
Foto: AP
Pelarian Kaum Terbuang
Sering disebut sebagai minoritas paling teraniaya di dunia, eksistensi Rohingya di Myanmar ibarat bertepuk sebelah tangan. Mereka tidak diakui sebagai warga negara, tidak punya hak sipil dan terjajah di tanah sendiri. Hingga kini ratusan ribu kaum Rohingya telah melarikan diri ke Bangladesh, Thailand, Malaysia dan Indonesia.
Foto: Getty Images/Afp/C. Archambault
Warisan Kolonialisme
Konflik antara etnis di Myanmar adalah warisan era kolonialisme. Sejak Inggris menduduki kawasan Arakan alias Rakhine 1825, ratusan ribu kaum muslim Bangali diangkut ke Rakhine untuk bekerja. Inggris juga membangun sistem Zamindari yang mengizinkan tuan tanah asal Bangladesh menduduki lahan-lahan milik masyarakat pribumi.
Foto: Reuters
"Buruh Ilegal"
Membanjirnya buruh migran asal Chittagong mendorong pertumbuhan perekonomian kolonial di Rakhine. Namun masyarakat pribumi kian tersisih. Sejahrawan mencatat, saat itu mayoritas Buddha di Rakhine meyakini lahan dan lapangan kerja buat mereka dirampas oleh "kaum pendatang ilegal."
Foto: Getty Images/Afp/C. Archambault
Separatisme Kelompok Islam
Pada dekade 1940an, sebagian warga muslim Rohingya mendeklarasikan kesetiaan pada Pakistan yang dipimpin Muhammad Ali Jinnah. Mereka bahkan mengundang Islamabad untuk menduduki Rakhine. Ketika ditolak, kelompok tersebut melancarkan gerakan jihad yang bertujuan membentuk negara Islam di utara Rakhine.
Foto: Getty Images
Pembantaian di Arakan
Ketegangan etnis di Rakhine meruncing setelah Inggris mempersenjatai kelompok muslim Rohingya untuk melawan pasukan Jepang selama Perang Dunia II. Celakanya pasukan yang diberi nama Chittagonian V Force itu lebih banyak meneror warga pribumi beragama Buddha yang cendrung mendukung Jepang. Puncaknya terjadi pada 1942 ketika warga Buddha terlibat saling bantai dengan gerilayawan Rohingya.
Foto: Reuters/Soe Zeya Tun
Tanpa Pengakuan
Setelah kemerdekaan, Myanmar tahun 1948 menetapkan Undang-Undang kewarganegaraan yang tidak mencantumkan Rohingya sebagai salah satu etnis yang diakui negara. Buntutnya etnis minoritas itu tidak mendapat kewarganegaraan dan semakin rentan terhadap diskriminasi.
Foto: Reuters/M.P.Hossain
Petaka di Negeri Jiran
Situasi di negara bagian Rakhine kian runyam menyusul Perang Kemerdekaan Bangladesh 1971 yang mendorong eksodus pengungsi ke Myanmar. Tahun 1975 Duta Besar Bangaldesh di Myanmar, Khwaja Mohammed Kaiser, mengakui ada sekitar 500.000 pengungsi Bangladesh yang melarikan diri ke Rakhine.
Foto: Reuters/M.P.Hossain
Arus Balik
Negosiasi pemulangan pengungsi Bangladesh berlangsung alot antara dua pemerintah. Bangladesh ironisnya menolak mengakui sekitar 200.000 pengungsi yang telah dipulangkan oleh Myanmar. Setelah melewati perundingan panjang, Myanmar setuju menampung para pengungsi tersebut. Proses pemulangan pengungsi pada dekade 1990an yang berada di bawah pengawasan PBB itu berlangsung brutal.
Foto: DW/C. Kapoor
Genosida di Pelupuk Mata
Proses rekonsiliasi antara etnis Rohingya dan mayoritas Buddha di Rakhine berakhir pahit menyusul kerusuhan 2012. Dipicu oleh pemerkosaan dan pembunuhan perempuan Rakhine oleh tiga pria muslim, mayoritas Buddha menyisir kawasan muslim dan membantai 200 penduduk Rohingya. Lebih dari 100.000 ribu terpaksa mengungsi dan kebencian terhadap etnis Rohingya semakin membara di Myanmar.
Foto: picture-alliance/dpa
Bedil Menyalak
Jurang antara mayoritas di Myanmar dengan minoritas muslim melebar seiring perang kemerdekaan yang dilancarkan kaum radikal Islam. Berbagai kelompok, antara lain Rohingya Solidarity Organisation (RSO), mengimpikan negara Islam tanpa kaum Buddha Myanmar. November 2016 silam sekitar 69 gerilayawan separatis Rohingya dan 17 aparat keamanan Myanmar tewas dalam aksi baku tembak di utara Rakhine
Foto: AP
10 foto1 | 10
Presiden Joko Widodo, Jumat (01/09) menyebutkan Indonesia perlu melakukan upaya nyata untuk membantu mengatasi krisis kemanusian di Myanmar. Selain memberikan bantuan obat-obatan dan makanan, Indonesia juga turut membantu membangun sebuah rumah sakit di Myauk U, Rakhine yang akan rampung dibangun Oktober nanti. "Kita menyesalkan aksi kekerasaan yang terjadi di Rakhine, Myanmar. Perlu aksi nyata, bukan hanya pernyataan kecaman-kecaman. Pemerintah berkomitmen terus membantu krisis kemanusian, bersinegeri dengan kekuatan masyarakat sipil di Indonesia dan juga masyarakat internasional...Krisis kemanusian ini harus segera dihentikan,” ujar Joko Widodo dalam pernyataan resminya di Istana Kepresidenan.
Selain mendengarkan usulan yang disebut Formula 4+1 untuk Rakhine State yang disampaikan menteri luar negeri, Mynamar pun berjanji untuk membuka akses bagi Aliansi Kemanusiaan Indonesia untuk Myanmar (AKIM), 11 lembaga swadaya masyarakat yang berfokus memberi bantuan di bidang kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Nasib Pengungsi Rohingya di Perbatasan Bangladesh
Nasib ribuan warga Rohingya terkatung-katung di perbatasan Bangladesh. Mereka tak dapat melangkah maju sebab tentara Bangladesh menghalau langkah mereka. Namun, kembali mundur ke Myanmar juga bukan pilihan.
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Ribuan orang mengungsi
Satu keluarga Rohingya menangis di perbatasan Bangladesh, Ghumdhum. Mereka terpaksa meninggalkan seluruh harta milik mereka untuk menyelamatkan diri dari bentrokan yang terjadi di Rakhine. Selama sepekan terakhir, pasca bentrokan di Rakhine, Lembaga Migrasi Internasional (IOM) mencatat sekitar 18.000 warga Rohingya mengungsi ke negara tetangga mereka, Bangladesh.
Foto: picture-alliance/dpa/M.Alam
Kawasan tanpa tuan
Lembaga Migrasi Internasional (IOM) juga menyebutkan ribuan warga sipil dari kelompok minoritas Muslim asal Myanmar terkatung-katung di "daerah tanpa tuan", kawasan di antara perbatasan Myanmar dan Bangladesh. Pemerintah Bangladesh menginstruksikan agar pengungsi tidak diizinkan memasuki Bangladesh.
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Anak-anak turut menggungsi
Tiga anak kecil ini berusaha meninggalkan "kawasan tanpa tuan" dan melewati air agar semakin mendekat ke perbatasan Bangladesh, pasca tembakan senjata terdengar kembali di udara. Sekjen PBB, Antonio Guterres mendesak pemerintah Bangladesh untuk menolong warga sipil yang melarikan diri. Ia menegaskan "sebagian besar pengungsi adalah perempuan dan anak-anak, sebagian dari mereka bahkan terluka".
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Nekat melompati bahaya
Seorang remaja Rohingya melompati pagar kawat yang menjadi pembatas wilayah Myanmar dan Bangladesh. Sekitar 1,1 juta Rohingya tinggal di negara bagian Rakhine di Myanmar, namun ditolak kewarganegaraannya dan menghadapi pembatasan perjalanan yang berat. Banyak umat Buddha di Myanmar menganggap mereka sebagai imigran ilegal dari negara tetangga Bangladesh.
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Bersiaga menghalau penggungsi
Petugas penjaga perbatasan bersiaga untuk mencegah penggungsi Rohingya memasuki wilayah Bangladesh. Pemerintah Bangladesh menolak gelombang pengungsi Rohingya yang baru dengan alasan telah menampung lebih dari 400.000 warga Rohingya sejak konflik terjadi pada tahun 1990-an.
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Menghalau dengan segala cara
Pemerintah Bangladesh menginstruksikan tentara perbatasan untuk mencegah ribuan warga sipil kelompok minoritas Muslim Rohingya memasuki Bangladesh dengan segala cara. Kepada AFP, seorang anak perempuan bernama Marium bercerita bahwa ia terpisah dari orangtuanya saat petugas mengusir mereka.
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Bersembunyi di hutan
Akibat dihalau di perbatasan Bangladesh, ribuan warga Rohignya pun terdampar dan bersembunyi di perbukitan maupun di dalam hutan. Mereka tak mungkin kembali ke desa, sebab kantor pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, mengatakan militer akan meluncurkan 'operasi pembersihan' sebagai tanggapan atas serangan militan Rohingya pada Jumat (25/08).
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Menyelamatkan masa depan
Ibu ini menangis putus asa sambil menggendong bayinya, ketika tentara perbatasan menghalaunya memasuki Bangladesh di Cox Bazar. Beredar informasi bahwa tentara Myanmar melakukan serangan balasan akibat aksi militan Rohingya di Rakhine. Salah satu saksi mata kepada Al Jazeera mengaku tentara membunuh "siapapun yang bergerak", baik perempuan, anak-anak, bahkan bayi. Ed: ts/yp (afp, reuters)
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
8 foto1 | 8
Misi ke Bangladesh
Bentrokan di Rakhine yang dipicu oleh serangan militan Rohingya ke pos keamanan Myanmar menyebabkan 400 orang tewas dari kedua belah pihak. Kalkulasi terbaru yang dilakukan PBB di perbatasan Bangladesh, Cox Bazar memperkirakan 150.000 orang telah mengungsi sejak Oktober ke negara tetangga mereka, Bangladesh.
Inilah yang menyebabkan, usai menemui pemimpin Myanmar, Retno Marsudi akan bertolak ke Dhaka, Selasa (05/09) untuk membahas bantuan kemanusian bagi pengungsi Rohingya sekaligus mendesak pemerintah Bangladesh agar melindungi para pengungsi yang berada di perbatasan. Selama ini, Bangladesh menutup perbatasannya karena merasa kesulitan menampung lebih banyak lagi pengungsi. 400.000 warga Rohingya berlindung di tempat pengungsian di Bangladesh sejak ketegangan di Rakhine terjadi tahun 1990-an.
Pengungsi Rohingya - Ditindas dan Diperas
Pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh sering terdampar di Malaysia dan Indonesia, setelah menjadi korban pemerasan dan penipuan sindikat perdagangan manusia.
Foto: Reuters
Pelayaran Maut
Setiap tahun, ribuan pengungsi Rohingya asal Myanmar dan pencari suaka asal Bangladesh berlayar menuju Malaysia dan Indonesia dengan kapal-kapal dari sindikat perdagangan manusia. Dalam tiga bulan pertama 2015, PBB memperkirakan ada 25.000 pengungsi yang berangkat, kebanyakan dari kamp-kamp gelap di Thailand.
Foto: Asiapics
Lemah dan Kelelahan
Para pedagang manusia membawa pengungsi dengan kapal lalu meninggalkan mereka di laut, sering tanpa makanan dan minuman. Kelompok ini terdampar 10 Mei 2015 di daerah pesisir Aceh Utara, lalu diselamatkan otoritas Indonesia dan ditampung di sebuah stadion. Kebanyakan dalam kondisi lemah dan kelelahan.
Foto: Reuters/R: Bintang
Perempuan dan Anak-Anak
Sekitar 600 pengungsi tiba di Aceh Utara dengan empat kapal. Pada saat yang sama, lebih 1000 pengungsi ditahan polisi Malaysia dekat Pulau Langkawi. Diantara pengungsi yang berhasil diselamatkan, banyak anak-anak dan perempuan.
Foto: Reuters/R. Bintang
Tertindas dan Tanpa Kewarganegaraan
Myanmar menganggap warga Rohingya sebagai imigran ilegal dari Bangladesh dan menolak memberi mereka status warga negara, sekalipun mereka telah tinggal puluhan tahun di negara itu. Banyak warga Rohingya melihat pengungsian sebagai satu-satunya jalan untuk mendapat suaka politik di tempat lain. Tujuan akhir mereka adalah Australia.
Foto: Reuters/R: Bintang
Perbudakan Modern
Para pengungsi Rohingya harus membayar sampai 200 dolar AS untuk sampai ke Malaysia kepada pedagang manusia. Mereka lalu dibawa dengan kapal yang penuh sesak, sering tanpa makanan dan minuman. Mereka biasanya dibawa lebih dulu ke kamp-kamp penampungan gelap di Thailand dan diperlakukan seperti budak.
Foto: picture-alliance/AP Photo/S. Yulinnas
Gelombang Pengungsi
Asia Tenggara selama beberapa tahun terakhir menjadi salah satu kawasan transit pengungsi, dipicu oleh konflik dan penindasan di beberapa tempat. Di kawasan Asia Pasifik diperkirakan ada sekitar 11,7 juta pengungsi yang jadi korban sindikat perdagangan manusia, terutama di kawasan Mekong Besar, Kamboja, Cina, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam.
Aksi protes terhadap kekerasaan yang dialami kelompok minoritas Rohingya juga disuarakan di depan kedutaan Myanmar di Jakarta. Demonstrasi yang diusung oleh "Sahabat Muslim Rohingya" tersebut mendapat penjagaan yang lebih ketat menyusul insiden pelemparan bom molotov yang terjadi pada Minggu (03/09) kemarin. Demonstrasi turut dilakukan untuk mendesak pemerintah agar mengambil langkah tegas dalam menghentikan krisis kemanusian di Myanmar. "Indonesia tak seharusnya melakukan diplomasi yang lunak. Ini saatnya, kita memutus hubungan dengan Mynamar dengan memanggil pulang diplomat Indonesia dan mengusir diplomat mereka," kata Ifah Rohma, salah peserta aksi demonstrasi.
Meski menghadapi desakan demikian, pemerintah bersikukuh memilih jalur diplomasi dengan satu tujuan. "Kita ingin mengambil pendekatan yang berbeda, tidak dengan berteriak-teriak, tapi membantu. Fokus utama kita adalah agar bantuan kemanusian dapat terwujud," ucap Retno Marsudi, menteri luar negeri usai menjalani pertemuan dengan Daw Aung San Suu Kyi, Senin (04/09)
ts/ rn (reuters, afp, RTRE, kemlu.go.id, metro tv)
Rohingya di Myanmar: Apa yang Perlu Diketahui
Apa yang membuat Muslim Rohingya jadi salah satu komunitas paling teraniaya di dunia? Apa latar belakang konflik antara mayoritas Buddha dan minoritas Rohingya, dan apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?
Foto: picture-alliance/dpa/M.Alam
Siapakah Rohingya?
Rohingya adalah etnis minoritas di Myanmar. Mereka hidup terutama di negara bagian barat Rakhine. Mereka tidak secara resmi diakui oleh pemerintah sebagai warga negara dan selama beberapa dasawarsa mayoritas Buddha di negara itu dituding berbagai kalangan telah melakukan diskriminasi dan kekerasan terhadap mereka.
Foto: picture-alliance/dpa/M.Alam
Kemana mereka lari dari ancaman kekerasan?
Ribuan orang Rohingya dari Myanmar dan Bangladesh melarikan diri dari negara setiap tahunnya, dalam keadaan putus asa ke negara-negara mayoritas Muslim seperti Bangladesh, Malaysia dan Indonesia.
Foto: Getty Images/R.Asad
Mengapa Rohingya tidak memiliki kewarganegaraan?
Sekitar 10 persen orang tanpa kewarganegaraan di dunia tinggal di Myanmar dan Rohingya. 1,1 juta jiwa imigran ilegal kini berada di Bangladesh. Pemerintah Myanmar mengatakan bahwa pihaknya siap untuk memberikan kewarganegaraan Muslim Rohingya jika mereka mengidentifikasi diri mereka sebagai orang Bengali. Rohingya keberatan.
Foto: picture-alliance/dpa
Apa yang sudah dilakukan PBB?
2014, PBB menyambut reformasi politik dan ekonomi di Myanmar namun menyatakan "keprihatinan serius" atas penderitaan masyarakat Rohingya dan menuntut "kewarganegaraan penuh untuk minoritas Rohingya" dan mendesak agar mereka punya akses yang sama terhadap semua layanan negara. Myanmar, sejauh ini masih menolak memberikan kewarganegaraan kepada Rohingya.
Foto: picture alliance/AP Photo
Bagaimana laporan komisi penasihat Rakhine?
Komisi Penasehat Rakhine yang dipimpin mantan sekjen PBB, Koffi Annan mencatat hambatan terbesar untuk perdamaian di Rakhine adalah masalah kewarganegaraan. Komisi itu meminta pemerintah Myanmar untuk "menetapkan strategi dan garis waktu yang jelas untuk proses verifikasi kewarganegaraan." Selain itu, pihak berwenang harus mengklarifikasi status orang-orang yang kewarganegaraannya belum diterima.
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Kapan konflik berubah dengan kekerasan?
Pada tahun 2012, bentrokan antara kaum nasionalis Rohingya dan Buddhis menyebabkan puluhan orang tewas, memaksa puluhan ribu etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh, Malaysia, Thailand dan Indonesia. Sekitar 200.000 orang - kebanyakan Rohingya - telah tinggal di kamp-kamp di Rakhine sejak bentrokan tahun 2012.
Foto: Getty Images/AFP
Bagaimana kekerasan berlanjut?
Oktober 2016, militan Rohingya menyerang beberapa pos pemeriksaan keamanan dan membunuh sejumlah petugas polisi. Pasukan keamanan Myanmar kemudian meluncurkan operasi kontra-terorisme melawan gerilyawan. Kelompok HAM seperti Human Rights Watch dan Amnesty International menuding operasi ini melibatkan pembunuhan, pemerkosaan sistematis, pembakaran rumah dan pengungsian penduduk setempat.
Foto: Reuters/M.P.Hossain
Kapan gelombang baru kekerasan meletus?
25 Agustus 2017, kekerasan pecah di Rakhine ketika sekitar 100 gerilyawan Muslim bersenjata menyerang petugas keamanan di perbatasan dengan Bangladesh. Pasukan keamanan Myanmar dan minoritas Muslim Rohingya saling tuduh. Desa-desa dibakar dan terjadi pembunuhan massal. Hampir 400 orang tewas, sebagian besar dari mereka adalah gerilyawan.
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Mengapa Bangladesh mengambil garis keras terhadap Rohingya?
150.000-an orang Rohingya yang tinggal di kamp-kamp di Bangladesh, kebanyakan dalam kondisi kumuh. Namun semakin banyak pengungsi baru tiba. Banyak pengungsi terdampar di sungai Naf sepanjang perbatasan. Pihak berwenang Bangladesh mencegat, menahan dan memaksa warga sipil Rohingya kembali ke Myanmar meskipun pertempuran sedang berlangsung antara pasukan keamanan Myanmar dan milisi Rohingya.
Foto: Reuters/M. Ponir Hossain
Apakah Rohingya menjadi radikal?
International Crisis Group (ICG): Rohingya yang menyerang penjaga perbatasan Myanmar Oktober 2016 memiliki hubungan dengan Harakah al-Yakin (HaY), yang bertalian dengan Arab Saudi dan Pakistan. ICG mengatakan milisi Pakistan dan Afghanistan melatih penduduk desa Rakhine selama dua tahun sebelum serangan Oktober 2016. Kelompok ISIS menyerukan jihad melawan pihak berwenang dan mayoritas umat Buddha
Foto: picture-alliance/dpa/Y. Pruksarak
Mengapa pemenang Nobel Perdamaian, Suu Kyi, 'diam' atas nasib Rohingya?
Suu Kyi menghadapi dilema. Sebagai ikon hak asasi manusia - adalah tugasnya untuk meningkatkan suaranya untuk mendukung Rohingya dan mencela tindakan pemerintah dan mayoritas umat Buddha. Tapi Suu Kyi, yang merupakan pemimpin de facto Myanmar, tidak ingin kehilangan dukungan dari mayoritas umat Buddha karena menaikkan suaranya untuk mendukung Rohingya.
Foto: Reuters/E. Su
Bagaimana negara-negara tetangga Myanmar bereaksi terhadap konflik?
Indonesia dan Bangladesh telah meminta masyarakat internasional untuk mengambil tindakan.Beberapa demonstrasi telah dilakukan di Malaysia dan Indonesia terhadap dugaan "genosida Rohingya" di Myanmar. Selama beberapa tahun terakhir, perlakuan terhadap Rohingya juga menjadi isu utama di dunia Islam.
Foto: AP
Apakah Myanmar melakukan genosida Rohingya?
Sejarawan Boris Barth menyebutkan: istilah "genosida" harus digunakan dengan hati-hati: "Saya hanya akan menggunakannya jika jelas bahwa pemerintah bermaksud untuk melenyapkan sekelompok orang, atau bagian darinya."
Foto: AFP/Getty Images
Apakah latar belakang konflik Rohingya?
Persepsi umum tentang konflik Rohingya di Myanmar adalah bahwa ini adalah masalah agama. Namun beberapa analis mengatakan bahwa krisis tersebut lebih didorong secara politis dan ekonomi. Siegfried O. Wolf, seorang direktur penelitian di Forum Demokrasi Asia Selatan (SADF) mengatakan ada aspek ekonomi dan politik untuk masalah ini juga. (Ed:Shamil Sham/ap/vlz)