Indonesia Yakin Persiapan Asian Games 2018 Tetap Lancar
8 Maret 2017
Indonesia menegaskan siap melaksanakan Asian Games 2018, sekalipun ada kritik mengenai kelambatan proyek dan dugaan kasus korupsi dana sosialisasi.
Iklan
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani menyatakan, Asian Games XVIII tahun 2018 tetap berjalan dan tidak akan terganggu kasus korupsi.
Saat ini, Polda Metro Jaya menetapkan tiga tersangka terkait korupsi dana sosialisasi Asian Games 2018 yang nilainya lebih dari Rp. 60 miliar.
Ketiga tersangka itu adalah Sekjen Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Dody Iswandi, Bendahara Umum Anjas Rivai, dan penyedia jasa kegiatan sosialisasi Asian Games Ikhwan Agus Salim.
Menurut Polda Metro Jaya, kasus korupsi tersebut merugikan negara sekitar Rp. 31 miliar. Dalam waktu dekat, polisi akan memeriksa jajaran pimpinan KOI, termasuk Ketua Umum Erick Thohir.
Namun Erick Thohir menyatakan, penyidikan kasus korupsi yang dilakukan oleh individu tak akan membuat persiapan Asian games terganggu. Hal itu ditegaskan oleh jurubicara KOI Raja Pane.
"Semuanya masih ditangani dengan baik, lancar seperti biasa," kata juru bicara KOI Raja Pane kepada kantor berita AFP.
Asian Games ke-18 akan berlangsung dari 18 Agustus sampai 2 September 2018 di dua kota, yaitu Jakarta dan Palembang.
Harin Senin lalu (6/3) Dewan Olimpiade Asia (Olympic Council of Asia - OCA) memperingatkan, Indonesia masih menghadapi "tantangan besar" dalam persiapan Asian Games.
Direktur Jendral OCA Husain Al-Musallam, setelah melakukan kunjungan tiga hari ke Indonesia, menyatakan keprihatinan tentang kurangnya koordinasi antara badan-badan terkait dalam melaksanakan tugasnya.
"Tantangannya adalah kerjasama antara mereka, antara departemen-departemen yang berbeda," kata Husain Al-Mussalam.
Jakarta diserahi pelaksanaan Asian Games 2018 pada tahun 2014. Seharusnya penyelenggara adalah Vietnam, namun negara itu setelah dua tahun persiapan kemudian mengundurkan diri karena masalah keuangan. Karena itu masa persiapan Indonesia hanya empat tahun, tidak seperti biasanya enam tahun.
Tahun 2018, Asian Games 2018 akan mempertandingkan 484 nomor dalam 42 cabang olahraga. Indonesia terakhir kali menggelar pesta olahraga Asia itu pada tahun 1962.
Momen Terbaik Olahraga 2016
Catatan rekor, lusinan drama dan berbagai kejutan mewarnai tahun olahraga yang telah lewat. Inilah momen terbaik olahraga untuk tahun 2016.
Foto: REUTERS
Penantian Panjang
Selama 12 tahun Portugal menunggu gelar Piala Eropa setelah dikalahkan kuda hitam Yunani pada laga final 2004 di kandang sendiri. Kini situasinya berbalik. Portugal harus berhadapan dengan tuan rumah Perancis yang jauh diunggulkan. Kendati Christiano Ronaldo harus keluar karena cedera di menit-menit awal, Portugal berhasil menggondol gelar prestisius itu berkat gol Éder di penghujung laga.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Gambarini
Sumringah Jelang Finish
Kedigdayaan atlet Jamaika, Usain Bolt, di cabang olahraga lari seakan tak mengenal batas. Pada Olympiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil, ia mencetak rekor sebagai pelari pertama yang memenangkan tiga turnamen lari di tiga olympiade berturut-turut. Saking hebatnya, ia bahkan sempat menyunggingkan senyum ke arah fotografer saat melakoni semifinal kejuaraan lari 100 meter.
Foto: Getty Images/C. Spencer
Ganda Emas
Pasangan ganda campuran Tantowi Ahmad dan Liliyana Natsir sukses menyumbangkan satu-satunya medali emas untuk Indonesia pada Olimpiade 2016 di Brazil. Keduanya mengalahkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying di final. Pencapaian tersebut memperpanjang tradisi medali emas Indonesia di cabang ganda campuran sejak Olmpiade 1992 yang sempat terputus pada 2012 silam di London.
Foto: picture-alliance/Photoshot/L. S. Wai
Rekor Baru El Real
Mencatatkan diri sebagai tim pertama yang merengkuh gelar Liga Champions Eropa sebanyak 10 kali pada 2014 silam ternyata tidak cukup buat Real Madrid. Bersama Christiano Ronaldo, jawara Spanyol itu membukukan gelar ke-sebelas dengan menumbangkan klub Spanyol lain, Atletico Madrid, di laga final Liga Champions 2016.
Foto: Reuters/C. Recine
Roda Berganti Kaki
Tidak ada yang menyangkal bahwa pembalap sepeda Inggris, Chris Froome, bakal menggondol gelar paling prestisius dalam olahraga balap sepeda, yakni Tour de France. Namun gelar tersebut bukan tanpa jerih payah. Pada etape ke12 di gunung Ventoux, Froome harus berlari sejauh 3 kilometer untuk mencapai garis finish setelah sepedanya mengalami kerusakan menyusul insiden dengan sepeda motor.
Foto: Reuters/J.P.Pelissier
Rosberg di Ujung Jalan
Tidak mudah menjadi putra seorang juara dunia Formula 1. Sebab itu keberhasilan Nico Rosberg menjuarai musim balap 2016 menjadi lebih manis. Namun kesuksesan itu tidak diraih dengan mudah. Seusai musim, Rosberg menyatakan diri pensiun lantaran kelelahan akibat persaingan ketat.
Foto: picture-alliance/dpa/V.Xhemaj
Mimpi Sesaat
Di tengah perpecahan yang merongrong menyusul gejolak politik di Jakarta, tim nasional Indonesia menebar mimpi dengan mengalahkan Thailand 2:1 di leg pertama final Piala Suzuki AFF. Sayangnya mimpi itu berakhir prematur dengan kekalahan 0:2 di Thailand. Meski begitu sepak terjang Evan Dimas dkk. berhasil menghidupkan kembali semangat keindonesiaan, walau cuma buat sesaat.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Murray Geser Djokovic
Selama 2016 dua raksasa tenis dunia, Andy Murray (gambar) dan Novak Djokovic saling beradu ketangkasan berebut gelar dan angka. Namun Murray berhasil menohok rival terkuatnya itu di turnamen pamungkas, ATP World Tour Finals, di London dan sekaligus melengserkan Djokovic dari posisi teratas dalam daftar petenis terbaik dunia.