Industri Militer Jepang Mulai Dilirik, Juga Oleh Indonesia
14 Oktober 2016
Dulu, penampilan wakil-wakil industri dengan delegasi militer dari dalam dan luar negeri bisa memicu debat panjang di Jepang. Tapi sekarang publik mulai terbiasa. Jepang ingin mendongkrak industri militernya.
Iklan
Pameran Dirgantara Japan Aerospace 2016 di Tokyo kali ini tampak agak lain. Delegasi militer dari berbagai negara, baik berseragam resmi maupun dengan pakaian sipil, tampak lalu lalang.
Di anjungan Shinmaywa Industries, beberapa pejabat militer Indonesia ingin informasi rinci tentang pesawat amfibi yang dikembangkan perusahaan itu. Di sudut lain, para perwira militer Arab Saudi mempelajari brosur pesawat patroli militer yang di anjungan Kawasaki Heavy Industries.
"Orang Indonesia sangat tertarik dengan pesawat kami," kata seorang salesman Shinmaywa yang tidak ingin disebut namanya, sementara seorang rekannya terlibat pembicaraan serius dengan enam pejabat militer dari TNI AU tentang spesifikasi pesawat amfibi US-2.
Pesawat penyelamat amfibi US-2 memang sedang dipromosikan pemerintah Jepang untuk dijual ke luar negeri. Tahun 2014, Perdana Menteri Shinzo Abe mencabut larangan penjualan senjata ke luar negeri.
Japan Aeropace di Tokyo adalah pameran kedirgantaraan besar pertama yang digelar Jepang sejak Abe berkuasa. Ada sekitar 800 perusahaan yang menampilkan produk unggulannya, disaksikan oleh banyak delegasi militer dari luar negeri.
"Kami tadi dikunjungi delegasi militer lain juga, selain militer Saudi," kata seorang salesman Kawasaki, yang juga menolak disebut namanya. "Pengunjung pameran ini sebagian besar masih warga sipil, tapi sudah lebih banyak delegasi militer dibanding empat tahun yang lalu."
Dengan mengakhiri tujuh dekade isolasi industri militer dari pasar internasional, Shinzo Abe sekarang berharap bisa memperluas produksi senjata dengan biaya yang lebih rendah dan bekerjasama dengan negara-.negara lain dalam mengembangkan teknologi militer.
Ketertarikan Indonesia bisa membuka peluang bagi perusahaan-perusahaan Jepang merambah pasar internasional. Tapi sejauh ini, Indonesia masih bersikap tertutup.
"Kami melihat-lihat semua anjungan," kata seorang jenderal anggota delegasi Indonesia.
Sampai sekarang, rakyat Jepang tetap peka menanggapi isu militer. Gejala militerisme dianggap sebagai salah satu hal utama yang ikut menghancurkan Jepang selama Perang Dunia Ke-II.
Kawasaki, yang lebih dikenal sebagai produsen motor, punya model pesawat transportasi C-2 untuk mengakut peralatan militer berat. Selain itu ada juga pesawat ptroli dan pemburu P-1. Selama ini, pembelinya adalajh militer Jepang sendiri. Tapi pemerintah Jepang percaya, kedua produk ini mampu bersaing di pasar dunia.
"Delegasi militer luar negeri kebanyakan tertarik pada C-2, dan mereka ingin tahu berapa harganya," kata salesman Kawasaki.
Fuji Heavy Industries, yang lebih dikenal dengan mobil Subarunya, juga membuat helikopter militer. Di Japan Aerospace 2016 mereka menunjukkan model helikopter transportasi terbaru UH-X, dan jet pengintai tanpa awak yang masih dalam tahap percobaan. Kedua alat ini sudah dipesan militer Jepang.
"Kami tidak ingin produk-produk militer merusak citra merek utama kami, Subaru. Tapi sejak ada perubahan aturan ekspor, memang banyak hal berubah" kata seorang pejabat Fuji Heavy Industries. "Sekarng delegasi militer asing juga datang ke sin," tambahnya.
Perusahaan lain yang menghindari iklan untuk produk-produk militer adalah AC Daikin Industries, yang memproduksi peluncur granat. Ada juga perusahaan Komatsu Ltd yang membuat kendaraan militer lapis baja, selain excavator dan truk.
Karena puluhan tahun terisolasi dari pasar internasional, industri militer Jepang masih terdiri dari ratusan perusahaan kecil, berbeda dengan produsen-produsen militer barat yang sudah lama melakukan fusi untuk bisa bersaing sebagai perusahaan besar.
Kekuatan Militer Terbesar 2015
Amerika Serikat masih menempatkan diri sebagai kekuatan militer terbesar sejagad. Jauh di belakangnya menguntit Cina dan Arab Saudi. Secara umum negara-negara di Asia mencuat berkat kenaikan anggaran sebesar 40 persen.
Foto: Reuters
1. Amerika Serikat - 581 Milyar USD
Anggaran pertahanan AS tahun ini menyumbang sekitar 39 persen dari total anggaran semua negara di dunia untuk militer, menurut studi International Institute for Strategic Studies di London. Tercatat AS memiliki sekitar 1,3 juta personil, lebih dari 30.000 kendaraan lapis baja, 13.000 pesawat dan helikopter tempur, 10 kapal induk, 72 kapal selam dan puluhan kapal perang lain.
Foto: Reuters/Jason Reed
2. Cina - 129 Milyar USD
Beijing aktif meningkatkan anggaran pertahanan dari tahun ke tahun. Proyek terbesar militer Cina saat ini adalah peremajaan kapal induk milik Rusia yang diberi nama Liaoning dan pengembangan pesawat tempur siluman Shenyang J-31 yang bentuknya menyerupai F35 Lightning II milik militer AS. Secara umum Cina memiliki lebih dari 9000 tank, 3000 pesawat dan helikopter tempur serta 70 kapal perang
Foto: picture alliance/ZUMA Press
3. Arab Saudi - 81 Milyar USD
Kekuatan terbesar militer Arab Saudi berada di udara. Negeri para Emir itu saat ini tercatat memiliki 500 pesawat tempur modern yang dibeli dari Amerika Serikat dan Eropa. Belakangan Arab Saudi juga sedang mengupayakan pembelian 800 tank Leopard 2 dari Jerman. Saat ini negara kaya minyak itu sudah memiliki lebih dari 7000 kendaraan lapis baja dan sekitar 230 ribu tentara.
Foto: AFP/Getty Images
4. Rusia - 70 Milyar USD
Sejak beberapa tahun terakhir, Moskow aktif meningkatkan anggaran pertahanannya. Rusia saat ini fokus pada peremajaan alutista, antara lain untuk pesawat tempur modern, kapal perang dan peluru kendali berdaya jelajah tinggi. Militer Rusia saat ini memiliki 800 ribu tentara, sekitar 45 ribu kendaraan lapis baja, 3000 pesawat dan helikopter tempur serta sebuah kapal induk dari tipe Admiral Kuznetsov
Foto: AP
5. Inggris - 62 Milyar USD
Inggris adalah satu-satunya negara di Eropa barat yang meningkatkan anggaran pertahanannya. Konflik di Ukraina dan Rusia adalah faktor utama yang mendorong negara kepulauan itu untuk melakukan ekspansi. Secara umum kekuatan militer Inggris tergolong moderat, dengan sekitar 200 ribu serdadu, 330 pesawat dan helikopter tempur serta dua kapal induk dari kelas Queen Elizabeth.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
6. Perancis - 53 Milyar USD
Sejak Francois Hollande berkuasa, Perancis menghentikan tren pemotongan anggaran pertahanannya sejak krisis ekonomi 2007. Kekuatan utama militer Perancis terletak di udara dan darat, dengan 600 pesawat dan helikopter tempur, 228 ribu tentara dan lebih dari 8000 kendaraan lapis baja. Sementara di laut negeri di jantung Eropa ini memiliki sebuah kapal induk bertenaga nuklir, Charles de Gaulle (R91).
Foto: dapd
7. Jepang - 48 Milyar USD
Sejak 1945, Jepang hanya memiliki angkatan bersenjata yang bersifat pasif dan cuma diturunkan untuk misi damai. Namun menyusul konflik dengan Cina, Jepang memperkuat diri dengan membeli selusin pesawat pengintai dan enam pesawat tempur siluman F-35 dari AS. Selain itu Jepang sejak 2013 memiliki kapal induk Izumo. Angkatan laut Jepang disebut sebagai yang paling canggih dan terlatih di Asia
Foto: Reuters
8. India - 45 Milyar USD
Senjata nuklir adalah kekuatan terbesar India yang tidak jengah berkonflik dengan jirannya, Pakistan. Layaknya Cina, India mencuat lewat jumlah alutista yang tinggi, tapi berteknologi lawas. Tercatat India memiliki lebih dari 1000 pesawat dan helikopter tempur, 15 ribu kendaraan lapis baja dan dua kapal induk, antara lain bekas Uni Sovyet kelas Kiev, INS Vikramaditya yang baru selesai diremajakan
Foto: Getty Images
9. Jerman - 44 Milyar USD
Jerman adalah negara terbesar Eropa yang secara perlahan mengurangi anggaran pertahanannya dari tahun ke tahun. Saat ini Bundeswehr mendapat sekitar 44 milyar USD. Kekuatan terbesar militer Jerman terletak di darat dengan lebih dari 5000 kendaraan lapis baja, antara lain Leopard 2 yang berteknologi modern. Namun militer Jerman dinilai berdaya gempur rendah dibandingkan Inggris atau Perancis.
Foto: imago
10. Korea Selatan - 34 Milyar USD
Musuh utama Korea Selatan adalah jirannya di utara yang diperkuat dengan senjata nuklir. Sebab itu Seoul tidak tanggung-tanggung berbelanja alutista, terutama untuk angkatan darat dan udara. Tercatat Korea Selatan memiliki lebih dari 5000 tank, 650 ribu pasukan, serta 750 pesawat dan helikopter tempur. Kebanyakan persenjataan Korsel berteknologi teranyar yang dibeli dari Eropa dan Amerika Serikat