Industri Otomotif Jerman Berjaya Tahun 2011
9 Juli 2011Harga bahan bakar minyak di Jerman sejak awal tahun ini mencapai level tertinggi sepanjang masa. Setiap pengendara mobil harus merogoh kocek sebesar 1,52 Euro untuk satu liter bensin premium. Tahun lalu harganya masih 11 sen lebih murah. Namun tingginya harga BBM ternyata tidak mampu membendung kecintaan warga Jerman akan mobil. Jumlah registrasi mobil baru di Jerman dalam paruh pertama tahun 2011 naik sebesar 10 persen.
Presiden Asosiasi Industri Otomotif VDA, Matthias Wissmann, menjelaskan, "Kami memprediksi volume registrasi di Jerman sepanjang tahun 2011 akan mencapai lebih dari 3,1 juta mobil. Prediksi ini kami dapat dengan perhitungan yang sangat hati-hati. Untuk mencapai angka tersebut pada paruh kedua tahun ini, dibutuhkan pertumbuhan pasar sebesar 2 persen."
Produksi mobil Jerman memecahkan rekor
Dengan adanya tingkat pemesanan mobil baru yang sangat tinggi, mungkin saja peningkatan penjualan bisa lebih tinggi lagi. Tentunya berujung pada tren profit yang cukup signifikan bagi industri otomotif Jerman. Produksi hingga pertengahan tahun memecahkan rekor dan hingga akhir tahun diperkirakan angka produksi mencapai lebih dari 5,9 juta mobil. Sebagian besar dari angka tersebut lari ke ekspor. Tepatnya sekitar 4,5 juta mobil. Permintaan terhadap mobil produksi Jerman di luar negeri mencapai level tertinggi. Di Eropa Barat, setengah dari total mobil yang terjual adalah produksi Jerman. Di Cina, satu dari lima mobil di jalanan adalah keluaran Jerman.
"Masih ada potensi pertumbuhan yang cukup besar di Cina. Saat ini tingkat kepadatan mobil hanya 30 mobil setiap seribu warga. Masih jauh jika dibandingkan dengan Jerman yang mencapai 517 mobil per seribu warga. Bahkan kalau angka tersebut tidak tercapai, intinya potensinya masih sangat besar. Cina menjadi pasar ekspor paling penting bagi produsen otomotif Jerman. Pangsa pasar Jerman di Cina terus meningkat dalam 3 tahun terakhir. Itupun Jerman sudah merebut hampir 20 persen pangsa pasar," ujar Wissmann.
Cina mendongkrak angka penjualan
BMW melaporkan angka penjualan di Cina naik sekitar 61 persen selama periode Januari hingga Juni tahun ini. Sementara rival BMW yang juga sesama produsen Jerman, Audi, mengumumkan angka penjualan melonjak 28 persen atau lebih dari 140 ribu unit. Grup Mercedes Benz juga mengalami peningkatan penjualan sebesar 52,3 persen. Jumlah mobil keluaran Volkswagen yang terjual di Cina pada periode yang sama hampir mencapai 28 ribu unit.
Laporan kesuksesan industri otomotif Jerman tidak hanya datang dari Cina, namun juga India, Brasil, Rusia dan Amerika Serikat. Seiring dengan meningkatnya harga BBM, segmen semi-truk seperti SUV, van dan pickup dengan mesin diesel yang efisien bahan bakar sedang naik daun. Sepertiga dari mobil diesel dari kategori ini yang terjual di Amerika adalah merek Jerman. Padahal dulunya produsen mobil Jerman bisa dibilang ketinggalan jaman dalam memproduksi mobil rendah emisi CO2. Kini sudah jauh lebih baik.
Mobil Jerman semakin efisien BBM
Menurut Matthias Wissmann, rata-rata 148 gram CO2 per kilometer yang dikeluarkan mobil Jerman keluaran baru. Sedangkan mobil-mobil impor di Jerman masih lebih rendah, sekitar 145,4 persen. "Sebelumnya kami 5, 6, 7 poin tertinggal. Kini kami merangkak mengejar, meski masih ada mobil-mobil yang kapasitasnya lebih besar. Seninya bukan mengubah mobil kecil menjadi 4 liter, namun membawa S-Class Daimler atau BMW seri 7 mendekati kapasitas 5 liter. Itu baru ilmu teknik," lanjutnya.
Karoseri yang lebih ringan, komponen kerangka mobil yang efisien energi, pengembangan mesin, transmisi, serta sistem propulsi alternatif menjadi kata kuncinya disini. Secara keseluruhan, kemajuan industri otomotif Jerman juga menelan banyak biaya. Setiap tahun sekitar 10 miliar Euro dialokasikan bagi riset dan pengembangan di bidang otomotif. Jumlah yang jauh di atas industri lainnya di Jerman.
Sabine Kinkartz/Carissa Paramita
Editor: Andriani Nangoy