Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta mengatakan, sumber polutan terbesar di Jakarta berasal dari sektor industri dan transportasi. Tingkat emisi juga dipengaruhi oleh pola arah angin dan curah hujan.
Iklan
Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta membeberkan penyebab kualitas udara di Jakarta yang dilaporkan tak sehat. Salah satunya lantaran aktivitas warga menghasilkan emisi usai COVID-19 mengalami peningkatan.
"Kualitas udara selain dipengaruhi oleh sumber emisi di mana pada kondisi pasca COVID, saat ini aktivitas manusia yang menghasilkan emisi kembali meningkat," kata Kepala Dinas LH DKI Jakarta Asep Kuswanto dalam keterangannya, Kamis (8/6/2023).
Selain itu, faktor meteorologi turut mempengaruhi kualitas udara saat ini. Di mana, terjadi peningkatan konsentrasi polutan udara ketika memasuki musim kemarau di bulan Mei hingga Agustus. Asep menyampaikan kondisi ini akan mengalami penurunan ketika memasuki musim penghujan di bulan September-Desember mendatang.
"Hal tersebut terlihat dari tren konsentrasi PM2,5 tahun 2019 sampai 2023. Konsentrasi rata-rata bulanan PM2,5 bulan April 2023 sebesar 29,75 g/m3 menjadi 50,21 g/m3 di bulan Mei 2023, namun konsentrasi tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan Mei 2019 saat kondisi normal yaitu sebesar 54,38 g/m3," terangnya.
Suasana Jakarta Setelah Pemberlakuan PSBB
Taman-taman dan objek wisata di Jakarta tutup akibat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB sejak Jumat (10/04). Berikut suasana sebagian kota Jakarta setelah berlakunya PSBB.
Foto: DW/A. Muhammad
Taman Menteng tutup sementara
Kawasan Taman Menteng, Jakarta Pusat, ditutup sementara karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diberlakukan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Biasanya kawasan ini ramai dikunjungi warga sekitar khususnya saat akhir pekan.
Foto: DW/A. Muhammad
Harus tetap bertugas
Banyak pekerja yang tidak bisa merampungkan tugas mereka dari rumah, salah satunya adalah petugas penata taman kota ini. Meski taman ditutup sementara, petugas tetap bekerja seperti biasa selama 8 jam per hari.
Foto: DW/A. Muhammad
Jalan protokol rehat sejenak
Ruas jalan protokol Jakarta yang biasanya dipadati kendaraan, kini lengang. Jumlah penumpang kendaraan roda dua maupun roda empat juga dibatasi. Kendaraan hanya boleh diisi sebanyak 50 persen dari kapasitasnya. Sementara jalur pedestrian yang biasanya ramai dilalui orang kini juga sepi.
Foto: DW/A. Muhammad
Kota Tua beristirahat
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup seluruh tempat wisata di Jakarta. Salah satunya adalah kawasan Kota Tua. Museum Fatahillah di Kota Tua juga terlihat beristirahat sejenak dari ramainya kunjungan para wisatawan.
Foto: DW/A. Muhammad
Operasional MRT berkurang
Mulai Senin tanggal 20 April, Moda Raya Terpadu (MRT) mengurangi operasional MRT di ibu kota. Hal ini dilakukan dengan menutup tiga stasiun, yaitu Stasiun ASEAN, Stasiun Blok A, dan Stasiun Haji Nawi. Selain itu, selang waktu keberangkatan kereta juga menjadi setiap 30 menit.
Foto: DW/A. Muhammad
Pendapatan berkurang
Pengemudi ojek online menikmati makan siang di pinggir jalan di Cawang, Jakarta Selatan. Kebijakan PSBB berdampak pada pendapatan pengemudi ojek online karena mereka dilarang mengangkut penumpang. Pengemudi ojek online saat ini hanya bergantung dari pendapatan jasa mengantar makanan dan barang. Pedagang kaki lima yang juga biasanya ramai, kini sepi.
Foto: DW/A. Muhammad
Surat teguran
Seorang polisi memberi surat teguran kepada pengendara roda dua yang membawa penumpang. Pemerintah mendirikan sejumlah pos pemeriksaan di wilayah perbatasan DKI Jakarta untuk mengawasi pelaksaan PSBB.
Foto: DW/A. Muhammad
Langit biru di Jakarta
Seminggu setelah berlakunya PSBB di Jakarta, langit ibu kota terlihat lebih cerah dibandingkan dengan waktu sebelum PSBB diberlakukan. Sebelumnya, warga Jakarta lebih akrab dengan polusi udara yang menutupi langit. (ae)
Foto: DW/A. Muhammad
8 foto1 | 8
Dipengaruhi curah hujan dan pola arah angin
"Curah hujan akan membantu peluruhan polutan yang melayang di udara, sehingga ketika memasuki musim kemarau hal tersebut tidak terjadi," sambungnya.
Iklan
Lebih lanjut, kecepatan angin yang rendah di Jakarta berimbas pada stagnasi pergerakan udara sehingga polutan udara akan terakumulasi. Tak hanya itu, kondisi ini dapat memicu produksi polutan udara lain seperti ozon permukaan 03, yang keberadaannya dapat diindikasikan dari penurunan jarak pandang.
"Pola arah angin permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di Jakarta," ucapnya.
Kemudian, kelembapan udara relatif yang tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi dekat permukaan. Lapisan inversi merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.
Robot Penyedot Plastik Bersihkan Kali Jakarta
Sebuah perusahaan Belanda membawa robot pembersih sungai ke salah satu titik episentrum polusi sampah plastik di dunia, yakni Indonesia. Proyek ujicoba pertama dilakukan di Kali Cengkareng Drain, Jakarta Barat.
Foto: The Ocean Cleanup
Ditertawakan, Lalu Dirayakan
Hampir satu dasawarsa silam dunia menertawakan gagasan seorang remaja Belanda membersihkan samudera Bumi secara pasif dengan memanfaatkan gelombang laut. Kini Boyan Slat menjadi pionir usaha pembersihan samudera dan sungai di dunia. Dan dia membawa temuan terbarunya ke Indonesia.
Foto: theoceancleanup.com
Penyedot Plastik Raksasa
Interceptor adalah sebuah wahana nirawak yang mampu menyedot hingga 100 ton sampah plastik per hari. Ia digerakkan oleh energi matahari dan bisa bekerja siang malam tanpa memproduksi polusi suara atau udara. The Interceptor juga tercatat memiliki kapasitas penampungan hingga 50 meter kubik plastik.
Foto: The Ocean Cleanup
"Semudah penyedot debu"
Setelah penuh, sistem komputer di dalam kapal akan mengirimkan pesan ke operator untuk menepi dan mengosongkan muatan. Slat berjanji prosesnya "semudah seperti mengosongkan kantung penyedot debut," kata dia seperti dilansir Jakarta Post. Wahana buatannya itu dijadwalkan beroperasi selama 24 jam penuh.
Foto: The Ocean Cleanup
Episentrum Polusi Plastik
Sebagai proyek pertama The Ocean Cleanup memilih Indonesia lantaran tercatat sebagai salah satu negara penyumbang polusi plastik terbesar di dunia. Untuk itu Boyan menurunkan The Interceptor serta sekelompok insinyur untuk membersihkan Kali Cengkareng Drain di Jakarta Barat.
Foto: The Ocean Cleanup
Pertama di Dunia
"Ini adalah sungai kotor pertama yang ingin kami bersihkan," kata Sjoerd Drenkelford, pakar instalasi The Ocean Cleanup di Jakarta. Sebelum diterjunkan ke Jakarta, The Interceptor sempat diujicoba di Belanda, kisahnya. Namun di sana anggota tim harus ekstra membuang sampah lantaran kondisi sungai yang terlalu bersih.
Foto: The Ocean Cleanup
Seribu Masalah Polusi
Bersama The Interceptor, Boyan Slat berambisi ingin membersihkan 1.000 sungai paling kotor di Bumi" dalam waktu lima tahun. Sungai-sungai tersebut berkontribusi sebanyak 80% terhadap polusi plastik global. Selain Indonesia, satu unit Interceptor juga sudah diterjunkan di Malaysia dan yang ketiga sedang disiapkan untuk Vietnam.
Foto: The Ocean Cleanup
Mimpi di Siang Bolong?
Namun upaya terbaru Boyan bukan tanpa kritik. Ilmuwan terutama menyayangkan bahwa The Ocean Cleanup menjual mimpi yang mustahil terwujud dan akan menyedot dana yang biasanya digunakan untuk metode pembersihan sungai yang sudah teruji. Minimnya penelitian terkait jumlah plastik juga membuat upaya pembersihan menjadi percuma.
Foto: picture-alliance/AP/The Ocean Cleanup
Pencegahan Ketimbang Pembersihan
Sebab itu pemerhati lingkungan dan ilmuwan lebih menitikberatkan kampanye anti plastik untuk mendorong penduduk agar tidak membuang plastik di sungai atau laut, ketimbang upaya pembersihan yang menurut Dianna Cohen, Direktur Plastik Pollution Coallition, tidak akan ada habisnya, tutur dia kepada Mongabay. (rzn/as, dari berbagai sumber)
Foto: The Ocean Cleanup
8 foto1 | 8
Sektor industri sumber polutan terbesar di Jakarta
"Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan PM2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain, dan mengakibatkan akumulasi konsentrasinya yang terukur di alat monitoring," ucapnya.
Sejauh ini, sumber polutan S02 terbesar di Jakarta berasal dari sektor industri yaitu sebesar 61,96%. Sementara sumber polutan lainnya seperti NOX, CO, PM10 dan PM2,5 mayoritas berasal dari sektor transportasi.
Lebih lanjut Asep menjelaskan sumber emisi di suatu wilayah pasti akan mempengaruhi wilayah angin karena adanya pergerakan polutan oleh angin. "Sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi di lokasi tersebut," terangnya.