Inflasi di Jerman dan AS Sedikit Turun, Bursa Optimistik
12 Agustus 2022
Tingkat inflasi di Jerman dan AS pada bulan Juli sedikit turun. Bursa saham di kedua negara langsung menyambut dengan kenaikan indeks saham. Namun, pengamat mengingatkan situasi perekonomian global tetap kritis.
Iklan
Data-data yang dirilis di Jerman dan Amerika Serikat pada hari Rabu (10/08) memberi sedikit kelegaan dan langsung disambut di pasar saham. Di kedua negara, data menunjukkan bahwa lonjakan inflasi sedikit mereda pada bulan Juli, meskipun tetap ada tekanan harga pada konsumen karena pemerintah dan bank sentral mencoba untuk meredam inflasi.
Di Jerman, inflasi turun sedikit menjadi 7,5% di bulan Juli, dibandingkan dengan 7,6% pada bulan Juni, menurut data badan statistik Jerman, Destatis. Pengamat ekonomi mengatakan penurunan ini salah satunya karena berbagai program bantuan pemerintah, antara lain tiket kereta api 9 euro sebulan dan subsidi bahan bakar.
Namun, biaya energi dan makanan akan tetap tinggi akibat perang di Ukraina dan kemacetan pasokan. Jika biaya energi dan bahan makanan dikeluarkan dari data, inflasi Jerman pada bulan Juli akan berada di 3,2%, menurut Destatis.
Joe Biden puji kebijakan pemerintahannya
Di Amerika Serikat, indeks harga konsumen CPI pada bulan Juli naik 8,5%, turun dari level tertinggi 9,1% yang tercatat pada bulan Juni. Penurunan di AS dikaitkan dengan penurunan harga gas dan bahan bakar lain.
Iklan
Presiden AS Joe Biden mengatakan setelah data-data dirilis, ada tanda-tanda bahwa "inflasi mulai moderat." Biden memuji kebijakan pemerintahannya dengan meringankan beban rumah tangga AS sambil meningkatkan lapangan kerja.
Dalam pemilihan paruh waktu Kongres AS mendatang, inflasi tinggi tetap menjadi sorotan utama. Peringkat persetujuan terhadap Presiden Joe Biden menurut jajak pendapat sedang merosot tajam. Namun, kecenderungan turunnya popularitas presiden yang berkuasa menjelang pemilihan paruh waktu adalah hal biasa di AS.
Bank Sentral Federal Reserve di AS dan Bank Sentral Eropa ECB telah mengadopsi kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan terakhir untuk memerangi inflasi.
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Inflasi di Jerman akan naik lagi atau terus melemah?
Di Jerman, penerapan tiket kereta api 9 euro dan subsidi harga bahan bakar akan berakhir pada akhir Agustus. Para pengamat memperkirakan setelah program-program bantuan itu berakhir, tekanan inflasi akan kembali naik.
Pakar ekonomi di yayasan Hans Böckler Stiftung, Sebastian Dullien mengatakan inflasi di Jerman akan meningkat lagi pada bulan September.
"Secara keseluruhan, tingkat inflasi bisa mencapai angka 10% pada musim dingin ... Kebutuhan untuk menargetkan bantuan lebih lanjut bagi rumah tangga, bahkan dengan langkah-langkah non-konvensional, harus tetap menjadi prioritas utama," katanya kepada kantor berita AFP.
Namun, lembaga penelitian ekonomi ifo-Institut mengatakan inflasi di Jerman memang sudah mencapai puncaknya pada akhir Juli, dan akan terus turun pada paruh kedua tahun 2022.
Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner hari Rabu (10/08) mengumumkan rencana bantuan ekonomi berikutnya dengan langkah-langkah pemotongan pajak.