Kemacetan rantai pasokan dan perang di Ukraina menyebabkan inflasi di Eropa melonjak. Tapi banyak perusahaan yang juga mengambil kesempatan menaikkan harga untuk meraup untung besar.
Iklan
Raksasa minyak AS bulan Februari lalu mengumumkan rekor keuntungan. ExxonMobil misalnya, meraup untung besar sampai 56 miliar USD pada tahun 2022, ketika konsumen bergulat dengan kenaikan harga akibat inflasi, pandemi Covid-19 dan gangguan rantai pasokan, Bahkan Presiden AS Joe Biden mengaku terkejut dengan angka itu dan menyebutnya "keterlaluan".
Situasi di Eropa tidak berbeda. Banyak perusahaan menggunakan kesempatan menaikkan harga, jauh lebih tinggi di atas tingkat inflasi. Memang ini kesempatan baik, karena pemberitaan ramai tentang inflasi dan kenaikan harga, sehingga mereka bisa menaikkan harga dengan bebas tanpa perlu khawatir protes dari konsumen.
Pembukaan kembali ekonomi setelah pandemi COVID-19 dinyatakan berakhir, mengakibatkan permintaan barang meningkat cepat. Tingginya permintaan ditambah dengan masalah gangguan rantai pasokan pada gilirannya memicu inflasi.Ditambah lagi invasi Rusia ke Ukraina membuat harga energi ikut melonjak.
Setelah situasi pandemi mulai membaik dan hambatan pasokan mereda, inflasi ternyata tetap juga tinggi, antara lain karena banyak perusahaan tetap mempertahankan harga tinggi. Para pembuat kebijakan di Eropa sudah lama mempertimbangkan masalah ini dan merencanakan pajak khusus bagi perusahaan yang mengeruk keuntungan besar di tengah situasi sulit bagi masyarakat kebanyakan.
Keuntungan berlimpah, kenaikan gaji lemah
Menurut laporan kantor berita Reuters, perusahaan di Eropa rata-rata meningkatkan margin keuntungannya sampai 10,7% pada tahun 2022, naik sekitar 25 persen dibandingkan tahun 2019, yaitu sebelum pandemi.
Iklan
Di Eropa, "efek keuntungan… luar biasa dari perspektif sejarah," tulis ekonom dalam sebuah blog Bank Sentral Eropa, ECB. Pertumbuhan laba telah lama melampaui pertumbuhan upah, terutama di bidang pertanian, manufaktur, perdagangan, transportasi dan makanan serta pertambangan, menurut perhitungan ECB.
"Perusahaan di sektor tertentu telah memanfaatkan keadaan darurat pandemi dan perang untuk menaikkan harga dengan cara yang tidak mungkin dilakukan di waktu normal. Ketika harga naik jauh melebihi kenaikan biaya, margin keuntungan meningkat,” jelas Isabella Weber dari University of Massachusetts Amherst kepada DW.
Selanjutnya dia menerangkan, gangguan rantai pasokan telah mengubah dinamika persaingan. Biasanya, konsumen dapat beralih ke pemasok lain jika perusahaan menaikkan harga untuk memaksimalkan keuntungan. Tetapi jika semua konsumen menaikkan harga, tren perpindahan konsumen tidak akan terjadi.
Perang, Inflasi, Krisis Energi dan Kenaikan Harga Bebani 2022
Inflasi, krisis energi, ketakutan resesi - tahun 2022 ditandai dengan dampak perang Ukraina yang memicu krisis ekonomi hingga ambruknya bursa krypto. Ekonomi global sedang tidak baik, berikut kilas balik ekonomi 2022.
Foto: picture alliance / Inderlied/Kirchner-Media
Harga bahan bakar meroket
Dampak perang yang dilakukan Rusia di Ukraina terasa secara global. Harga bahan bakar di seluruh dunia naik drastis. Di Jerman, harga Solar tembus rekor baru, yakni 2,32 Euro (sekitar Rp38.000) per liter. Sejumlah negara mengambil langkah antisipasi dan penyelamatan, yang terbukti hanya aksi sementara.
Foto: Lennart Preiss/dpa/picture alliance
Krisis suplai chips komputer
Langkah AS dan Eropa melarang sebagian ekspor chips komputer dari Cina berdampak pada sektor industri. Suplai global turun drastis, sejumlah pabrikan mobil menjadwal ulang pasokan ke pelanggan. Samsung laporkan penurunan omset sekitar 30%. Intel memindahkan sebagian produksinya ke Eropa, tapi pabrik di Jerman dengan investasi 17 miliar Euro baru akan berproduksi 2027.
Foto: Intel Corporation
Bank Sentral Eropa naikkan suku bunga
Bank Sentral Eropa untuk pertamakalinya sejak 11 tahun pada bulan Juli menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,5%, yang lebih tinggi dari prediksi. Dengan begitu tingkat suku bunga acuan di Eropa pada bulan itu mencapai 2,5%. Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde mengumumkan, sehubungan dengan inflasi yang tinggi, akan ada kenaikkan berikutnya.
Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS
Harga energi naik drastis
Konsumen di Eropa terutama menjerit, karena harga gas dan tarif listrik naik drastis. Pasokan gas murah dari Rusia diembargo Uni Eropa, gara-gara invasinya ke Ukraina. Konsumen di Inggris, Jerman dan Spanyol harus membayar harga gas dua kali lipat lebih mahal. Toko-toko roti di Jerman juga mengeluh, karena ongkos produksi naik drastis, dan terpaksa menaikkan harga jual.
Foto: Davide Bonaldo/Zuma/picture alliance
Jaringan pipa gas Rusia disabotase
Jaringan pipa gas Rusia Nord Stream 1 dan 2 di laut Baltik dekat Bornholm, Denmark meledak dan mengalami kebocoran. NATO dan Uni Eropa menuding ada sabotase, tetapi akhirnya menghentikan pengusutan. Saat ledakan, jaringan gas sudah lama tidak dioperasikan oleh Rusia untuk memasok gas ke Eropa.
Foto: Danish Defence Command/AP/picture alliance
Bos Tesla Elon Musk akuisisi Twitter
Twitter resmi jadi milik milyarder Elon Musk. Pemilik Tesla ini membeli si burung biru seharga 44 miliar Dollar setelah proses yang alot berbulan-bulan. Setelah pembelian menyusul kekacauan. Musk mengurangi jumlah pegawai separuhnya, pengiklan menyetop order, sejumlah akun kontroversial kembali muncul dan pembersihan akun dengan centang biru dilakukan secara ugal-ugalan.
Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Bursa mata uang Krypto bangkrut
Bursa Krypto FTX bangkrut dan pengusahanya Sam Bankman-Fried mengajukan proteksi dari para kreditor. Perusahaan yang oleh investor ditaksir bernilai 32 miliar Dollar itu ambruk hanya dalam hitungan hari. Krisis di platform perdagangan mata uang digital seperti Bitcoin, menarik pasar krypto makin dalam ke pusaran krisis.
Foto: Jonathan Raa/NurPhoto/picture alliance
Inflasi mencapai tingkat tertinggi
Jerman yang jadi lokomotif ekonomi Eropa, mencatat kenaikan harga tertinggi sejak 70 tahun terakhir. Inflasi yang diseret kenaikan harga energi dan bahan pangan, tembus angka 10%. Pemerintahan negara-negara di Asia, Eropa dan Afrika berjuang untuk mengerem inflasi, agar tidak menyeret ke krisis ekonomi yang memicu resesi. Tahun 2023 tingkat inflasi global diprediksi akan tetap tinggi. (as/pkp)
Foto: Boris Roessler/dpa/picture alliance
8 foto1 | 8
Kapan inflasi akan turun lagi?
ECB memperkirakan, inflasi yang tinggi di Eropa baru akan berakhir tahun ini, dan inflasi 2 persen yang selama ini menjadi target stabilitas ECB dan berhasil dipertahankan selama bertahun-tahun lalu, baru akan kembali dicapai pada 2025.
Bagi Isabela Weber, mudahnya perusahaan memanfaatkan situasi untuk menaikkan harga sesuai keinginan mereka adalah situasi yang "mengkhawatirkan dan perlu diperiksa." Dia mengatakan, harus ada undang-undang yang membatasi kenaikan harga yang berlebihan oleh korporasi. Aturan seperti itu akan melarang perusahaan mengambil keuntungan berlebihan dari suatu krisis dan membebankan semuanya pada konsumen. Ini penting terutama untuk barang-barang yang menjadi kebutuhan pokok warga.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck hari Rabu (5/4) mengatakan, pemerintah sudah memperkuat badan antimonopoli Jerman Bundeskartellamt untuk memeriksa mengapa harga bensin di Jerman tetap tinggi, sementara harga minyak mentah di pasaran dunia sudah turun jauh,