Inflasi 10%, Jerman Luncurkan Paket Bantuan 200 Miliar Euro
30 September 2022
Pemerintah Jerman kembali meluncurkan paket bantuan guna meredam dampak kenaikan harga energi terhadap konsumen dan bisnis. Inflasi September capai 10 persen, rekor tertinggi dalam 70 tahun.
Paket tersebut diumumkan pada konferensi pers di ibu kota Berlin oleh Kanselir Olaf Scholz, Menteri Ekonomi Robert Habeck dan Menteri Keuangan Christian Lindner.
Langkah bantuan terbaru ini termasuk penetapan batas harga gas maksimal yang akan dibiayai lewat program Dana Stabilisasi Ekonomi (WSF). Program ini pada awalnya dibentuk untuk meredam dampak ekonomi dan sosial akibat pandemi virus corona. Meskipun WSF resmi berakhir pada musim panas 2022, sekarang program ini akan tetap dilanjutkan dengan dana tambahan.
Paket bantuan terbaru ini termasuk rencana pengenaan pajak atas keuntungan tak terduga yang diterima oleh perusahaan energi yang tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga gas.
Pembiayaan subsidi gas memang menjadi tantangan besar bagi pemerintah Jerman. Menteri Keuangan Christian Lindner bersikeras bahwa pada tahun depan Jerman kembali perlu menerapkan batas utang pemerintah, yang selama pandemi dicabut untuk sementara.
Bagaimana Perang Putin Mempengaruhi Ekonomi Dunia
Efek perang Rusia terhadap Ukraina dirasakan di seluruh dunia. Harga makanan dan bahan bakar meningkat di mana-mana. Di beberapa negara kerusuhan pecah akibat naiknya harga barang kebutuhan utama.
Foto: Dong Jianghui/dpa/XinHua/picture alliance
Belanja Semakin Mahal di Jerman
Konsumen di Jerman merasakan kenaikan biaya hidup. Konsekuensi dari perang di Ukraina dan sanksi terhadap Rusia mulai terasa. Pada bulan Maret, tingkat inflasi Jerman mencapai level tertinggi sejak 1981. Pemerintah Jerman ingin segera mengembargo batubara Rusia, tetapi masih memperdebatkan pelarangan impor gas dan minyak dari Rusia.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
Antrian Mengisi Bahan Bakar di Kenya
Antrian panjang mobil di SPBU Nairobi. Di Kenya, warga juga merasakan dampak perang di Ukraina. Bahan bakar kian mahal, dan pasokannya terbatas, belum lagi krisis pangan. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani dalam sidang Dewan Keamanan menyatakan keprihatinannya, dan membandingkan situasi di Ukraina timur dengan perubahan yang terjadi di Afrika setelah berakhirnya era kolonial.
Foto: SIMON MAINA/AFP via Getty Images
Siapa Amankan Suplai Gandum ke Turki?
Rusia adalah produsen gandum terbesar di dunia. Karena larangan ekspor dari Rusia, harga roti sekarang naik di banyak tempat, termasuk di Turki. Sanksi internasional telah mengganggu rantai pasokan. Ukraina juga merupakan salah satu dari lima pengekspor gandum terbesar di dunia, tetapi perang dengan Rusia membuat mereka tidak dapat mengirimkan barang dari pelabuhannya di Laut Hitam.
Foto: Burak Kara/Getty Images
Harga Gandum Melonjak di Irak
Seorang pekerja tengah menumpuk karung-karung tepung tergu di pasar Jamila, pasar grosir terpopuler di Baghdad. Harga gandum telah meroket di Irak sejak Rusia menginvasi Ukraina, karena kedua negara tersebut menyumbang setidaknya 30% dari perdagangan gandum dunia. Irak tetap netral sejauh ini, tetapi poster-poster pro-Putin sekarang telah dilarang di negara itu.
Foto: Ameer Al Mohammedaw/dpa/picture alliance
Unjuk Rasa di Peru
Para demonstran bentrok dengan polisi di ibukota Peru, Lima. Mereka memprotes kenaikan harga pangan, satu di antara rangkaian kenaikan harga. Krisis semakin diperburuk dengan adanya perang di Ukraina. Presiden Peru, Pedro Castillo memberlakukan jam malam dan keadaan darurat untuk sementara. Tapi jika peraturan tersebut dicabut, protes akan terus berlanjut.
Foto: ERNESTO BENAVIDES/AFP via Getty Images
Keadaan Darurat di Sri Lanka
Di Sri Lanka, warga turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka. Beberapa hari lalu, ada yang mencoba menyerbu kediaman pribadi Presiden Gotabaya Rajapaksa. Memuncaknya protes terhadap kenaikan biaya hidup, kekurangan bahan bakar, dan pemadaman listrik, mendorong presiden mengumumkan keadaan darurat nasional, sekaligus meminta bantuan pengadaan sumber daya dari India dan Cina.
Warga di Skotlandia juga memprotes kenaikan harga makanan dan energi. Di seluruh Inggris, serikat pekerja telah mengorganisir demonstrasi untuk memprotes kenaikan biaya hidup. Brexit telah mengakibatkan kenaikan harga di banyak area kehidupan, dan perang di Ukraina makin memperburuk keadaan.
Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images
Harga Ikan Goreng di Inggris Melonjak
Warga Inggris punya alasan untuk khawatir terkait hidangan nasional tercinta mereka "fish and chips". Sekitar 380 juta porsi goreng ikan dan kentang dikonsumsi di Inggris setiap tahun. Tetapi sanksi keras saat ini, berarti harga ikan putih dari Rusia, minyak goreng dan energi, semuanya melonjak naik. Pada Februari 2022, tingkat inflasi Inggris mencapai 6,2%.
Foto: ADRIAN DENNIS/AFP via Getty Images
Peluang Ekonomi bagi Nigeria?
Seorang pedagang di Ibafo, Nigeria, tengah mengemas tepung untuk dijual kembali. Nigeria telah lama ingin mengurangi ketergantungannya pada makanan impor, dan membuat ekonominya lebih tangguh lagi. Orang terkaya di Nigeria Aliko Dangot, baru-baru ini membuka pabrik pupuk terbesar di negara itu, dan berharap memiliki banyak pembeli. Apakah itu sebuah peluang? (kp/as)
Foto: PIUS UTOMI EKPEI/AFP via Getty Images
9 foto1 | 9
Harga gas harus turun
Kanselir Scholz berpendapat, penting untuk menurunkan harga energi di tingkat konsumen dan pelaku bisnis, dan menegaskan bahwa harga gas harus turun. "Pemerintah Jerman akan melakukan segalanya agar harga (gas) turun," katanya.
Iklan
Olaf Scholz menyebut paket terbaru ini sebagai "perisai pertahanan ekonomi," dan mengatakan bahwa langkah mengambil pinjaman baru ini adalah penting "untuk membantu kita melewati masa sulit ini." Kanselir mengatakan bahwa keuangan publik Jerman saat ini ada dalam kondisi stabil.
Sementara Menteri Ekonomi Robert Habeck mengatakan situasi energi masih kritis dan menekankan pentingnya mengurangi konsumsi gas. Dia juga mengatakan, langkah-langkah bantuan akan tetap berlaku hingga Maret atau April 2024.
Menteri Keuangan Christian Lindner menerangkan, paket bantuan baru ini tidak akan memicu inflasi lebih lanjut, dan menambahkan bahwa Jerman "secara tegas tidak mengikuti langkah (yang diambil) Inggris" dalam mengatasi krisis ini. Pemerintah Inggris baru-baru ini mengumumkan pemotongan pajak yang dibiayai dari dana pinjaman, meskipun sebelumnya telah ada paket bantuan yang menghabiskan miliaran poundsterling untuk melindungi rumah tangga dan bisnis dari kenaikan harga energi.
Lindner mengatakan Jerman saat ini harus unjuk kekuatan dalam apa yang ia sebut sebagai "perang energi."
Inflasi di Jerman naik menyentuh 10% pada bulan September, menurut perkiraan resmi. Ini adalah tingkat inflasi tingkat tertinggi dalam 70 tahun terakhir.