Ingenuity Jajaki Penerbangan Berawak ke Planet Mars
20 April 2021
Helikopter mini Ingenuity sukses terbang di planet Mars. Langkah kecil ini membuka cakrawala lebih besar, yakni penerbangan ulang alik ke planet merah tetangga Bumi itu.
Iklan
Sukses terbang perdana helikopter mini di planet Mars Senin (19/04) menunjukkan teknologi ini juga bisa berfungsi di planet lain di luar Bumi. Dengan begitu, terbuka peluang untuk misi ulang alik ke planet merah tetangga kita ini.
"Data altimeter mengkonfirmasi, Ingenuity sudah melakukan terbang perdana sebuah wahana bermotor di planet lain”, demikian pengumuman para insinyur di ruang pengendali Jet Propulsion Laboratory.
Sebuah klip pendek yang dikirimkan oleh rover Perseverance ke ruang pengendali menunjukkan, helikopter mini itu mula-mula berada di tanah, lalu melayang setinggi 3 meter di atas permukaan Mars dan kemudian mendarat kembali. Ingenuity sendiri mengirim foto hitam putih dari kamera yang diarahkan ke bawah, menunjukkan bayangan drone itu di permukaan Mars.
"Kami sekarang bisa mengatakan, manusia telah menerbangkan wahana berbaling-baling di planet lain”, ujar MiMi Aung, manajer proyek Ingenuity kepada tim misi Mars 2020.
Perseverance Siap Menjelajah Planet Mars
Perseverance jadi rover Mars kelima yang diluncurkan NASA. Robot penjelajah ini menjadi yang paling besar dan berat, dilengkapi drone serta lebih banyak instrumen penelitian. Wahana sukses mendarat di Mars.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Perseverance mendarat di Planet Merah
Setelah menempuh perjalanan 480 juta kilometer selama 7 bulan, Rover Perseverance sukses mendarat di planet Mars. Team NASA di pusat pengendali di Pasadena, California memonitor gambar pertama yang dikrimkan wahana, beberapa saat setelah sukses mendarat di permukaan planet merah itu.
Foto: Bill Ingalls/NASA/AP Photo/picture alliance
Citra pertama permukaan Mars dari Perseverance
Inilah citra pertama yang dikirimkan rover pendarat Perseverance yang menunjukkan permukaan planet Mars yang direkam langsung dari kawah Jezero, lokasi pendaratan wahana. Robot riset itu dirancang untuk bekerja selama 10 tahun, meneliti dan mengirim data dari planet tetangga Bumi itu.
Foto: NASA/AP Photo/picture alliance
Performa lebih banyak dan canggih
Perseverance mampu mengangkut lebih banyak instrumen riset dan sensor dibanding rover Mars sebelumnya. Lengan robot lebih kuat dan kamera serta peralatan lain lebih canggih. Rover dilengkapi 23 kamera dan sejumlah alat bantu lain. Salah satu misinya mengujicoba, apakah mungkin mengekstraksi oksigen dari tanah dan batuan Mars.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Beragam peralatan canggih yang dioperasikan
Rover penjelajah Mars Preserverance dilengkapi banyak instrumen ilmiah teranyar untuk meneliti tanah maupun atmosfer planet merah itu. Ilustrasi dari NASA menunjukkan beberapa instrumen terpenting, seperti spektrometer Ultra Violet SHERLOC, spektrometer sinar-X PIXL, alat pembuat oksigen dari CO2 Mars MOXIE, perekam citra mikro laser SuperCam dan radar sub-permukaan RIMFAX.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Berbobot 1 ton lebih
Penjelajah NASA yang baru, MARS2020, akan mendukung rover Curiosity yang saat ini sudah beroperasi di Mars. Rover baru ini memiliki bobot lebih dari 1 ton, dengan panjang 3 meter. Rover ini bisa memuat lebih banyak peralatan penelitian dibanding rover Mars sebelumnya Curiosity.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Dilengkapi Drone
Perseverance juga dilengkapi sebuah drone, ini belum pernah terjadi dalam misi antar planet sebelumnya. Helikopter kecil ini untuk pertama kalinya akan mengumpulkan data penerbangan dalam kondisi atmosfer di planet merah yang berbeda dengan atmosfir Bumi. Juga gaya gravitasi di Mars hanya sepertiga gaya tarik di Bumi.
Foto: NASA/Cory Huston
Siap meluncur ke Mars dari Cape Canaveral
Semuanya sudah dipersiapkan untuk peluncuran ke planet merah tetangga Bumi pada 30 Juli 2020. Para insinyur NASA sudah memuat Perseverance ke dalam roket Atlas V. Tanggal peluncuran dipilih saat Bumi, Mars dan matahari berposisi segaris, untuk menghemat bahan bakar dan waktu perjalanan. Direncanakan wahana sudah tiba di Mars sekitar Februari 2021.
Foto: NASA
Robot besar
Curiosity hinnga kini adalah rover terbesar dan termodern yang dikirim ke Mars. Rover itu mendarat 6 Agustus 2012 dan sejak itu telah menjelajah lebih dari 21 kilometer. Berbagai penelitian dilakukan, karena Curiosity memang sebuah laboratorium yang lengkap.
Foto: picture-alliance/dpa/Nasa/Jpl-Caltech/Msss
Apa saja peralatannya?
Misalnya spectrometer khusus, yang bisa menganalisa komponen kimia dari jarak jauh dengan bantuan sinar laser. Lalu ada stasiun cuaca lengkap yang bisa mengukur suhu udara, tekanan atmosfer, radiasi, kelembaban dan kecepatan angin. Selain itu yang juga penting adalah laboratorium kimia yang bisa menganalisa komponen organik, untuk mengetahui apakah mungkin ada kehidupan di planet.
Foto: NASA/JPL-Caltech/MSSS
Sebelumnya hanya robot ukuran kecil
Pendahulu Curiosity adalah Sojourner, yang ukurannya jauh lebih kecil. Pada 4 Juli 1997, Sojourner pertama kali melakukan penjelajahan di planet merah. Itulah untuk pertama kalinya sebuah robot melakukan perjalanan secara mandiri di planet Mars. Sojourner dilengkapi dengan spectrometer sinar-X untuk melakukan analisa kimia.
Foto: NASA/JPL
Perbandingan ukuran
Inilah tiga generasi rover untuk planet Mars: Sojourner beratnya 10,6 kg, ukurannya tidak lebih besar darpada mobil mainan anak-anak. Kecepatannya sekitar 1 cm per detik. Opportunity beratnya 185 kg, sedangkan Curiosity sudah sebesar mobil kecil, dengan bobot 900 kg. Robot ukuran besar bergerak dengan kecepatan sampai 5 cm per detik.
Foto: NASA/JPL-Caltech
Merintis teknologi hari esok
Dengan pengalaman dari Sojourner, NASA bisa mengembangkan robot-robot yang lebih baru. Pada 2004, NASA pernah merilis dua robot kembar di Mars: Spirit dan Opportunity. Spirit bertahan selama enam tahun dan menempuh jarak 7,7 km. Sedangkan kembarannya, Opportunity, hilang kontak dengan stasiun bumi sejak 13 Februari 2019. (hp/ha)
Foto: picture alliance/dpa
12 foto1 | 12
Ingenuity lebih tepat disebut drone ketimbang helikopter. Bobotnya 1,8 kilogram (di Bumi) atau hanya sekitar 680 gram di planet Mars yang gaya gravitasinya hanya sekitar sepertiga gravitasi Bumi. Drone dilengkapi, antenna, sel surya dan kamera serta sensor termodern untuk penelitian planet merah itu.
Rotornya memiliki panjang total dari ujung ke ujung 1,2 meter. Ingenuity punya daya jelajah hingga lebih 300 meter pada ketinggian sekitar 3 meter. Helikopter mini ini bergerak otonom dan tidak tergantung lagi pada rover Perseverance.
Targetnya mandiri, untuk menunjukkan teknologi helikopter juga berfungsi di planet merah tetangga Bumi itu. Dengan begitu, akan terbuka cakrawala baru penelitian terestrial Mars, karena cakupan ekplorasi di masa depan akan jauh lebih luas dari wahana penjelajah darat.
Misi Spektakuler Kumpulkan Tanah dari Mars
03:38
Waktu untuk penerbangan perdana Ingenuity diperhitungkan dengan memperhatikan cuaca di Mars. Pasalnya, angin di permukaan planet merah itu bisa bertiup sangat kencang, hingga kecepatan 400 km/jam yang bisa menggagalkan misi. Juga udara di permukaan Mars amat tipis, hanya sekitar satu persen dari tekanan di atmosfer Bumi. Kondisi ini makin menyulitkan "take off” walaupun drone dibantu oleh lebih rendahnya gravitasi.
Iklan
Memperluas cakrawala hingga ujung alam semesta
Nama Ingenuity dipilih dari 28.000 nama yang diusulkan siswa sekolah di AS dalam sebuah kontes penulisan essay terkait misi ke planer Mars yang digelar NASA tahun 2019. Ingenuity diusulkan oleh Vaneeza Rupani seorang siswa sekolah menengah atas dari Alabama.
Dalam essaynya Rupani menulis: "Kecerdasan adalah hal yang memungkinkan kita meraih hal yang menakjubkan, dan memungkinkan kita memperluas cakrawala hingga ke ujung alam semesta”
Jajaki misi berawak ulang alik di masa depan
NASA menyebutkan, misi Ingenuity di planet tetangga bumi itu, sebagai upaya untuk mendemonstrasikan dan mengujicoba penerbangan bermesin perdana di dunia lain. Sukses terbang perdana di Mars ini, ibaratnya menjadi langkah kecil untuk sebuah langkah raksasa yang akan menyusul berikutnya.
Ekspedisi ke Mars sejauh ini hanya mendaratkan wahana di permukaan planet merah itu. Tidak ada satupun wahana yang kembali mengangkasa, atau lebih jauh lagi, kembali ke Bumi. Dengan penerbangan Ingenuity, para insinyur ingin menunjukkan, bahwa teknologi ulang alik ke Mars sudah siap diterapkan.
Ingenuity dirancang melakukan rangkaian ujicoba penerbangan, dalam kerangka waktu eksperimental "30 hari Mars” mulai hari Senin (19/4). Rencana terbang perdana tanggal 11 April lalu dimundurkan waktunya, karena para operator NASA di Bumi mengidentifikasi masalah perangkat lunak pada rotor drone.
Impian para ilmuwan sejak lama adalah, mengangkut batuan Mars ke Bumi untuk diteliti lebih lanjut. Targetnya, dalam 10 tahun mendatang hal itu bisa menjadi kenyataan. Langkah berikutnya adalah mengirim misi penelitian berawak atau robotika ke Mars, dan tentu saja bukan misi "one way” melainkan misi ulang alik ke Bumi.