1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Akan Bangun Reaktor Nuklir Baru

10 Januari 2008

Di tengah perdebatan internasional mengenai penggunaan energi nuklir, pemerintah Inggris memutuskan untuk membangun reaktor nuklir baru.

Salah satu reaktor nuklir Inggris di SellafieldFoto: AP

Sebelum masa jabatannya sebagai perdana menteri Inggris berakhir, Tony Blair memberikan isyarat mengenai penggunaan energi nuklir di negara itu.

"Jika kita tidak memperbarui reaktor nuklir yang kita miliki, bagaimana Inggris dapat mencapai sasaran dalam mengatasi perubahan iklim?“ Demikian diungkapkan Blair waktu itu.

Dan itulah yang menjadi isu utama perdebatan dalam Partai Buruh. Jika Inggris tidak menggunakan kembali pembangkit energi nuklir, maka emisi gas karbondioksida yang dikeluarkan pembangkit energi gas dan batubara tetap terlalu banyak.

Penerus Blair, Gordon Brown mengatakan, “Tanpa keputusan ini, Inggris akan tergantung dari pasokan energi dari luar negeri.“

Kamis (10/01) pemerintah Inggris menyatakan akan membangun reaktor nuklir baru. Sebenarnya keputusan ini akan diambil pada zaman pemerintahan Tony Blair, namun organisasi perlindungan lingkungan Greenpeace menuntut secara hukum agar dilakukan kembali konsultasi terlebih dulu dengan para ahli nuklir.

Reaktor nuklir di Inggris yang sudah ada saat ini memenuhi 20 persen keperluan energi negara itu. Masa berlakunya akan berakhir dalam 10 hingga 15 tahun mendatang. Keputusan strategis mengenai reaktor nuklir baru tidak hanya diumumkan oleh Brown di depan parlemen, tapi juga Menteri Perindustrian John Hutton. Hal itu dilakukan karena Brown tahu benar keputusan tersebut terus diperdebatkan.

Di depan parlemen di London, Menteri Hutton mengatakan pentingnya pembangunan reaktor nuklir baru. Dikatakan Hutton, pemerintah yakin bahwa pembangkit energi nuklir memegang peranan penting dalam penggunaan energi berganda di Inggris dengan sumber energi yang mengeluarkan emisi karbondioksida yang sedikit.

Greenpeace juga baru saja menyatakan akan kembali mengajukan tuntutan. Juru bicara Greenpeace Ben Ayliffe menjelaskan, "Walau pun Inggris membangun sepuluh reaktor baru, itu akan hanya mengurangi empat persen emisi karbondioksida. Terlambat bagi bagi perlindungan iklim. Energi nuklir sangat mahal dan mengeluarkan limbah radioaktif yang sangat banyak dan berbahaya, dan masalah pembuangan limbahnya pun masih belum diselesaikan.“

Secara teoritis, sektor industri di Inggris sudah mampu membangun reaktor nuklir baru dalam tahun-tahun belakangan ini, namun pemodal di sektor privat masih belum yakin mengenai persyaratannya. Pemerintah di London ingin memastikan rencana sudah rampung, salah satunya memendekkan birokrasi perizinan. Dalam waktu bersamaan Gordon Brown ingin keputusan mengenai reaktor nuklir baru memiliki kontrak yang di dalamnya juga menjanjikan dukungan terhadap energi alternatif.

Pada akhirnya diharapkan keamanan persediaan energi campuran dapat tercapai, yaitu paduan energi batu bara dan gas, tenaga nuklir dan energi terbarukan. Salah satunya ladang kincir angin yang rencananya dibangun di pesisir Inggris dan Skotlandia.

Pelindung lingkungan mengatakan, penghematan energi dan energi alternatif dalam porsi besar berarti tidak memerlukan energi atom. Namun sebagian besar warga Inggris sependapat dengan pemerintah. Dalam sebuah jajak pendapat November lalu, 65 persen warga Inggris mengatakan setuju pada pembangunan reaktor nuklir baru. Seperti halnya Peter Mann dari Badan Energi Atom Inggris, "Kita akan melihat generasi baru reaktor nuklir di Inggris dan kita memang memerlukan diversifikasi energi di negara ini.“