Dua Minggu Lagi, Inggris Berencana Cabut Pembatasan COVID-19
6 Juli 2021
Inggris berencana untuk mengakhiri langkah-langkah pembatasan corona pada 19 Juli mendatang. Hal ini termasuk dihapusnya kewajiban penggunaan masker.
Iklan
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin (05/07) mengumumkan rencana untuk mengakhiri pembatasan sosial dan ekonomi COVID-19 dalam waktu dua minggu ke depan. Sebuah ujian apakah penyebaran vaksin yang cepat mampu menawarkan perlindungan yang cukup dari varian Delta yang sangat menular.
Johnson mengonfirmasi bahwa pemerintahnya menargetkan untuk mengakhiri langkah-langkah pembatasan pada 19 Juli 2021. Namun, keputusan akhir akan diambil minggu depan. Ia mengatakan bahwa langkah tersebut akan menghapus batasan formal dalam kontak sosial, instruksi bekerja dari rumah dan peraturan memakai masker.
Setelah menerapkan pembatasan paling berat dalam sejarah masa Inggris untuk melawan virus corona baru, Johnson percaya bahwa program vaksinasi dapat mencegah sektor kesehatan kewalahan oleh gelombang baru COVID-19.
Dalam peraturan tersebut, klub malam akan diperbolehkan untuk dibuka kembali dan tidak akan ada batasan kapasitas untuk tempat-tempat dalam industri perhotelan. Selain itu, pedoman pembatasan sosial akan dihapus.
Iklan
Vaksinasi di Inggris: 64% orang dewasa telah divaksinasi penuh
"Kita harus jujur pada diri sendiri bahwa jika kita tidak bisa membuka kembali masyarakat kita dalam beberapa minggu ke depan, di mana kita akan disambut oleh kedatangan musim panas dan libur sekolah, maka kita harus bertanya pada diri sendiri kapan kita akan bisa kembali ke keadaan normal?” kata Johnson dalam sebuah konferensi pers.
"Kami akan meniadakan pembatasan dan mengizinkan warga untuk menghadapi virus corona dengan caranya masing-masing.”
Pemerintahan Johnson menetapkan peraturan kesehatan untuk Inggris, tetapi tidak untuk Skotlandia, Wales atau Irlandia Utara.
Inggris memiliki angka kematian global tertinggi ketujuh akibat COVID-19, dan Johnson telah dikritik terlalu lambat dalam mengimplementasi tiga lockdown di Inggris.
Kendati demikian, tingkat vaksinasi di Inggris tinggi. Sebanyak 86% orang dewasa telah menerima dosis vaksin pertama dan 64% telah menerima dua dosis per Senin (05/07), menurut data pemerintah.
Data Publich Health England mengindikasikan bahwa vaksin sangat efektif dalam mencegah varian Delta menyebabkan penyakit parah atau admisi ke rumah sakit, terutama setelah dua dosis.
Kapan Inggris akhiri lockdown?
Johnson juga mengatakan bahwa warga berusia di bawah 40 tahun akan menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis kedua dalam kurun waktu delapan minggu setelah dosis pertama, bukan 12 minggu. Hal ini menjadikannya sejalan dengan peraturan bagi warga berusia di atas 40 tahun.
Vaksinasi COVID-19 Hingga ke Daerah Terpencil di Dunia
Tim medis menempuh perjalanan panjang dan sulit untuk memvaksinasi orang-orang di seluruh dunia. Pekerjaan itu membawa mereka melintasi pegunungan dan sungai, menaiki pesawat, perahu, bahkan juga berjalan kaki.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Mendaki gunung
Dibutuhkan fisik yang bugar bagi tenaga medis untuk memvaksinasi penduduk di daerah pegunungan di tenggara Turki. "Orang sering tinggal berdekatan dan infeksi bisa menyebar dengan cepat," kata Dr. Zeynep Eralp. Orang-orang di pegunungan tidak suka pergi ke rumah sakit, jadi "kita harus pergi ke mereka," tambahnya.
Foto: Bulent Kilic/AFP
Melintasi daerah bersalju
Banyak orang lanjut usia tidak dapat melakukan perjalanan ke pusat vaksinasi. Di Lembah Maira di Alpen Italia barat, dekat perbatasan dengan Prancis, dokter mendatangi rumah ke rumah untuk memberi suntikan COVID-19 kepada penduduk yang berusia lebih dari 80 tahun.
Foto: Marco Bertorello/AFP
Penerbangan ke daerah terpencil
Dengan membawa botol berisi beberapa dosis vaksin, perawat ini sedang dalam perjalanan ke Eagle, sebuah kota di Sungai Yukon di negara bagian Alaska, AS, daerah dengan penduduk kurang dari 100 orang. Masyarakat adat diprioritaskan dalam banyak program imunisasi.
Foto: Nathan Howard/REUTERS
Beberapa warga perlu diyakinkan
Setiap hari, Anselmo Tunubala keluar masuk pemukiman di pegunungan Kolombia barat daya untuk meyakinkan warga tentang pentingnya vaksinasi. Banyak warga meragukan vaksin dan cenderung mengandalkan pengobatan tradisional, serta bimbingan para pemuka agama.
Foto: Luis Robayo/AFP
Jalan kaki selama berjam-jam
Pria dan wanita dalam foto di atas berjalan hingga empat jam untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 di desa terpencil Nueva Colonia di Meksiko tengah. Mereka adalah penduduk asli Wixarika, atau lebih dikenal dengan nama Huichol.
Foto: Ulises Ruiz/AFP/Getty Images
Vaksinasi di sungai
Komunitas Nossa Senhora do Livramento di Rio Negro di Brasil hanya dapat dijangkau melalui sungai. "Cantik! Hampir tidak sakit," kata Olga Pimentel setelah disuntik vaksin. Dia tertawa dan berteriak "Viva o SUS!" - "panjang umur pelayanan kesehatan masyarakat Brasil!"
Foto: Michael Dantas/AFP
Hanya diterangi cahaya lilin
Presiden Brasil Jair Bolsonaro menentang vaksinasi COVID-19. Namun, di sisi lain kampanye itu telah berjalan. Penduduk asli keturunan budak Afrika, termasuk di antara yang kelompok pertama yang divaksinasi. Raimunda Nonata yang tinggal di daerah tanpa listrik, disuntik vaksin dibantu penerangan cahaya lilin.
Foto: Tarso Sarraf/AFP
Rela mendayung jauh
Setelah vaksinasi, seorang wanita tua dan putrinya mendayung menjauhi Bwama, pulau terbesar di Danau Bunyonyi di Uganda. Pemerintah negara Afrika tengah sedang mencoba untuk memasok daerah terpencil dengan vaksin COVID-19.
Foto: Patrick Onen/AP Photo/picture alliance
Medan yang berat
Perjalanan lain melintasi perairan tanpa perahu. Dalam perjalanan menuju desa Jari di Zimbabwe, tim medis harus melewati jalan yang tergenang air. Menurut badan kesehatan Uni Afrika, CDC Afrika, kurang dari 1% populasi di Zimbabwe telah divaksinasi penuh.
Foto: Tafadzwa Ufumeli/Getty Images
Dari rumah ke rumah
Banyak orang di Jepang tinggal di desa terpencil, seperti di Kitaaiki. Warga yang tidak bisa ke kota, dengan senang hati menyambut dokter dan tim medis di rumah mereka untuk mendapatkan suntikan vaksin COVID-19.
Foto: Kazuhiro Nogi/AFP
Barang yang sangat berharga
Indonesia meluncurkan kampanye vaksinasi pada Januari 2021. Di Banda Aceh, tim medis melakukan perjalanan menggunakan perahu ke pulau-pulau terpencil. Vaksin di dalam kotak pendingin merupakan barang yang sangat berharga sehingga perjalanan tim medis didampingi petugas keamanan.
Foto: Chaideer Mahyuddin/AFP
Tanpa masker dan tidak menjaga jarak
India menjadi negara terdampak parah pandemi COVID-19. Pada pertengahan Maret 2021, petugas medis mendatangi desa Bahakajari di Sungai Brahmaputra. Sekelompok wanita mendaftar untuk mendapatkan vaksin. Tidak ada yang memakai masker atau menjaga jarak aman. (ha/hp)
Foto: Anupam Nath/AP Photo/picture alliance
12 foto1 | 12
Johnson juga menambahkan bahwa walaupun ia percaya ini merupakan waktu terbaik untu mengakhiri restriksi, orang-orang masih harus tetap berhati-hati, dan tindakan pengendalian wabah dapat diberlakukan kembali jika dibutuhkan.
"Saya tidak mau orang-orang merasa bahwa ini adalah momen untuk merasa senang … ini masih sangat jauh dari akhir dalam mengatasi virus ini,” kata Johnson.
"Tentu saja, jika kita menemukan varian lain yang tidak merespon terhadap vaksin … maka kita harus mengambil langkah apapun yang dibutuhkan untuk melindungi publik.”
Pemimpin Partai Buruh yang beroposisi Keir Starmer mengeritik rencana tersebut dan mengatakan bahwa beberapa tindakan, seperti persyaratan mengenakan masker dalam transportasi umum, tetap perlu diberlakukan. "Menyingkirkan semua perlindungan ketika tingkat infeksi meningkat adalah tindakan yang ceroboh,” kata Starmer.