Inggris ikut aksi serangan udara terhadap IS di Suriah, yang dipimpin AS. Sementara itu Rusia tuduh Presiden Turki terlibat penyelundupan minyak dengan IS.
Iklan
Inggris ikut dalam serangan udara terhadap Islamic State (IS) di Suriah. Serangan pertama dilancarkan Kamis (03/12). Yang jadi sasaran adalah sebuah lahan minyak yang dikuasai IS. Serangan tersebut dilaksanakan hanya beberapa jam setelah parlemen Inggris menyetujui rencana yang diajukan PM Inggris David Cameron. Pernyataan serangan diberikan juru bicara Departemen Pertahanan Inggris Kamis, setelah sidang parlemen Rabu malam.
Serangan tersebut dilancarkan oleh empat jet tempur tornado, dan dipusatkan pada enam sasaran di lahan minyak Omar yang berlokasi di bagian timur laut Suriah. Dua jet pertama lepas landas sekitar pukul setengah dua belas malam waktu Inggris, dan dua berikutnya lepas landas sejam setelahnya. Tiap jet membawa tiga bom Paveway.
"Serangan itu adalah pukulan berat atas sumber minyak yang sangat penting bagi teroris Daesh," kata Menteri Pertahanan Michael Fallon, yang menggunakan sebutan Daesh bagi IS. Pemerintah Perancis menyambut baik serangan udara pertama Inggris tersebut, dan mengatakan bahwa itu adalah tanda solidaritas Eropa, sesuai janji yang diberikan setelah terjadinya serangan teror di Paris 13 November lalu.
Jerman merencanakan pengiriman tentara tetapi tidak untuk ikut berperang, melainkan untuk menjalankan fungsi mata-mata. Presiden Perancis, Francois Hollande mengatakan, langkah Inggris dan Jerman jadi isyarat bahwa Eropa akan melangkah bersama menghadapi IS.
Presiden Turki terlibat perdagangan minyak dengan IS?
Rusia menyatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terlibat langsung dalam perdagangan minyak dengan organisasi teror Islamic State (IS). Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoli Antonov mengatakan Rabu (02/12) di Moskow, "Pembeli utama minyak yang dicuri IS di Suriah dan Irak adalah Turki. Ia menambahkan, pimpinan tertinggi Turki, yaitu presiden dan keluarganya juga terlibat dalam bisnis itu, tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.
18889296 Departemen Pertahanan Rusia menampilkan sejumlah foto yang katanya bisa jadi bukti penyelundupan minyak ke Turki oleh IS.
Tuduhan tajam terhadap Turki sudah dilontarkan sebelumnya oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Konferensi Iklim di Paris. Menurut Putin, ia memiliki informasi yang menunjukkan bahwa ada penyaluran minyak ke wilayah Turki oleh IS. Presiden Erdogan bereaksi dengan mengatakan, jika itu terbukti, ia bersedia mengundurkan diri. Demikian perkataan Erdogan yang dikutip kantor berita Turki Anadolu.
Sejauh ini AS menyatakan dukungan bagi Erdogan. Tuduhan itu tidak masuk akal. Demikian dikatakan juru bicara militer AS di Irak Steven Warren Rabu kemarin. "Kami menolak semua ide bahwa Turki bekerjasama dengan IS dalam bentuk apapun."
Inilah Aktor Utama Perang Suriah
Konstelasi konflik Suriah kini makin rumit. Perang dipicu ketidakpuasan rakyat atas rezim di Damaskus. Tapi di belakang layar juga ada negara lain yang ikut terlibat, baik yang punya kepentingan atau tunggangi konflik.
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Kots
Bashar al Assad
Presiden Suriah ini bersama rezim di Damaskus adalah penyebab utama pecahnya perang saudara yang dimulai 2011. Rakyat yang tak puas atas kepemimpinannya 4 tahun silam menggelar berbagai aksi protes yang dijawab dengan tembakan peluru tajam. Sumbu peledak perang adalah tewasnya beberapa remaja yang menggambar grafiti anti Assad di tahanan aparat keamanan.
Foto: AP
Pemberontak Suriah
Mereka menamakan diri kelompok oposisi. Dalam kenyataanya mereka adalah kelompok militan yang punya berbagai agenda, dan kebetulan punya satu sasaran, yaitu menumbangkan rezim Bashar al Assad. Kelompok paling menonjol adalah Free Syrian Army, serta Front al Nusra yang merupakan cabang al Qaida di Suriah. Akibat perang saudara, 300.000 tewas dan lebih 12 juta warga Suriah mengungsi.
Foto: Reuters
Islamic State (IS)
Walaupun baru muncul awal tahun 2014, IS merupakan kelompok bersenjata paling kuat dan ditakuti. Kelompok Sunni ini didukung pakar militer bekas pasukan elit Saddam Hussein dari Irak. Anggotanya berdatangan dari berbagai negara Eropa. Kebanyakan anak muda, militan, radikal, dan punya keahlian di bidang militer maupun teknologi informatika. IS kini menguasai kawasan luas di Suriah dan Irak.
Foto: picture-alliance/Balkis Press
Arab Saudi
Merupakan negara pendukung kelompok pemberontak Sunni di Suriah. Arab Saudi terutama ingin menumbangkan rezim Assad dan meredam hegemoni penunjang kekuasaanya, yaitu Iran. Mereka sekaligus juga memerangi IS agar tidak semakin kuat. Riyadh punya kepentingan agar Suriah tidak runtuh, yang akan menyeret Libanon dan Irak serta seluruh kawasan ke situasi chaos.
Foto: picture-alliance/AP/Manish Swarup
Iran
Sebagai negara pelindung kaum Syiah, Iran mendukung milisi Hisbullah di Libanon yang bertempur membela rezim Al Assad. Iran juga mengirim tentara serta penasehat milternya ke Damaskus. Mula-mula kehadiran Iran tidak dianggap. Tapi perkembangan situasi menyebabkan pemain besar lainnya kini mulai merangkul pemerintah di Teheran untuk solusi krisis Suriah.
Foto: AP
Turki
Ankara takut terbentuknya negara Kurdistan di Suriah. Karena itu dengan segala cara hal ini hendak dicegah. Turki juga "melatih" pemberontak Suriah dengan dibantu biaya AS. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga berseteru dengan Assad. Selain itu kaum Kurdi di Irak juga makin kuat karena mendapat dukungan Iran. Inilah yang membuat Turki mengerahkan militernya ke perbatasan atau melewatinya.
Foto: AP
Amerika Serikat
Keterlibatan Washington di kawasan dimulai 2003 dengan tumbangkan penguasa Irak, Saddam Hussein. Vakum kekuasaan picu runtuhnya Irak dan destabilisasi keamanan hingga ke Suriah. Kondisi ini yang juga ciptakan Islamic State (IS) yang mampu kuasai kawasan luas di Irak dan Suriah. AS juga membiayai pelatihan pemberontak "moderat" dengan dana 500 juta US Dolar, sebagian menyeberang ke Al Qaida.
Moskow dikenal sebagai pendukung rezim di Damaskus. Akhir 2015 Rusia memutuskan lancarkan serangan udara terhadap IS. Operasi militer ini memicu kecaman di kalangan NATO. AS dan Turki mengklaim serangan udara Rusia ditujukan ke kelompok pemberontak anti Assad. Insiden penembakan jet Rusia oleh militer Turki makin panaskan situasi.