1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Ikut Serangan Udara terhadap IS

3 Desember 2015

Inggris ikut aksi serangan udara terhadap IS di Suriah, yang dipimpin AS. Sementara itu Rusia tuduh Presiden Turki terlibat penyelundupan minyak dengan IS.

Zypern Britische Luftwaffe greift Stellungen des IS in Syrien an
Foto: Reuters/D. Staples

Inggris ikut dalam serangan udara terhadap Islamic State (IS) di Suriah. Serangan pertama dilancarkan Kamis (03/12). Yang jadi sasaran adalah sebuah lahan minyak yang dikuasai IS. Serangan tersebut dilaksanakan hanya beberapa jam setelah parlemen Inggris menyetujui rencana yang diajukan PM Inggris David Cameron. Pernyataan serangan diberikan juru bicara Departemen Pertahanan Inggris Kamis, setelah sidang parlemen Rabu malam.



Serangan tersebut dilancarkan oleh empat jet tempur tornado, dan dipusatkan pada enam sasaran di lahan minyak Omar yang berlokasi di bagian timur laut Suriah. Dua jet pertama lepas landas sekitar pukul setengah dua belas malam waktu Inggris, dan dua berikutnya lepas landas sejam setelahnya. Tiap jet membawa tiga bom Paveway.

"Serangan itu adalah pukulan berat atas sumber minyak yang sangat penting bagi teroris Daesh," kata Menteri Pertahanan Michael Fallon, yang menggunakan sebutan Daesh bagi IS. Pemerintah Perancis menyambut baik serangan udara pertama Inggris tersebut, dan mengatakan bahwa itu adalah tanda solidaritas Eropa, sesuai janji yang diberikan setelah terjadinya serangan teror di Paris 13 November lalu.

Jerman merencanakan pengiriman tentara tetapi tidak untuk ikut berperang, melainkan untuk menjalankan fungsi mata-mata. Presiden Perancis, Francois Hollande mengatakan, langkah Inggris dan Jerman jadi isyarat bahwa Eropa akan melangkah bersama menghadapi IS.

Presiden Turki terlibat perdagangan minyak dengan IS?

Rusia menyatakan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terlibat langsung dalam perdagangan minyak dengan organisasi teror Islamic State (IS). Wakil Menteri Pertahanan Rusia Anatoli Antonov mengatakan Rabu (02/12) di Moskow, "Pembeli utama minyak yang dicuri IS di Suriah dan Irak adalah Turki. Ia menambahkan, pimpinan tertinggi Turki, yaitu presiden dan keluarganya juga terlibat dalam bisnis itu, tetapi tidak memberikan perincian lebih lanjut.

18889296 Departemen Pertahanan Rusia menampilkan sejumlah foto yang katanya bisa jadi bukti penyelundupan minyak ke Turki oleh IS.

Foto: Reuters/S. Karpukhin

Tuduhan tajam terhadap Turki sudah dilontarkan sebelumnya oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam Konferensi Iklim di Paris. Menurut Putin, ia memiliki informasi yang menunjukkan bahwa ada penyaluran minyak ke wilayah Turki oleh IS. Presiden Erdogan bereaksi dengan mengatakan, jika itu terbukti, ia bersedia mengundurkan diri. Demikian perkataan Erdogan yang dikutip kantor berita Turki Anadolu.

Sejauh ini AS menyatakan dukungan bagi Erdogan. Tuduhan itu tidak masuk akal. Demikian dikatakan juru bicara militer AS di Irak Steven Warren Rabu kemarin. "Kami menolak semua ide bahwa Turki bekerjasama dengan IS dalam bentuk apapun."


ml/hp (twitter, dpa, rtr)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait