1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Inggris Ratifikasi Traktat Lisabon

19 Juni 2008

Inggris akhirnya meratifikasi Traktat Lisabon. Pembahasan ketiga dan yang menentukan mengenai Traktat Reformasi Uni Eropa berhasil lolos di Majelis Tinggi Inggris. 93 persen anggota menyetujui traktat tersebut.

PM Inggris Gordon Brown, menandatangani Traktat Reformasi UE di Lisabon, 13 Desember 2007.Foto: AP

Yang dinamakan pembahasan ketiga sebuah undang-undang di Inggris, biasanya tidak menarik perhatian khalayak ramai. Proses itu dipandang sebagai masalah formal saja dan merupakan titik terakhir. Namun kali ini Majelis Tinggi Inggris tampak sibuk sekali. Perdebatan antara anggotanya berlangsung kontroversial, sampai-sampai terjadi keributan. Sejumlah demonstran yang mengamati jalannya sidang, berteriak menuntut dilaksanakannya referendum di London. Mereka memperingatkan bahwa negaranya berdasarkan demokrasi dan menolak wewenang para anggota Majelis Tinggi untuk memutuskan soal itu. Kemudian, setelah keributan itu, para demonstran dikeluarkan polisi dari ruang sidang.

Sebelum di Majelis Tinggi, perdebatan mengenai Traktat Lisabon di parlemen Inggris juga berlangsung sengit. Perdana Menteri Gordon Brown dan pemimpin oposisi David Cameron bertikai mengenai langkah-langkah selanjutnya. Cameron menuntut dihentikannya proses pengambilan keputusan:

"Bukankah perjanjian itu sudah gagal total setelah penolakan Irlandia?"

Sedangkan Perdana Menteri Gordon Brown menyatakan bahwa "tidak" dari Irlandia tidak punya pengaruh pada pembentukan UU di Inggris:

"Warga Irlandia juga tidak menuntut agar negara lainnya menghentikan proses pengesahannya. Juga tidak menuntut untuk menunda proses secara keseluruhan. Sama seperti kita menghormati keputusan Irlandia, votum negara lain juga harus kita perhatikan. Dan keputusan parlemen ini yang menyetujui pelaksanaan Traktat Lisabon, juga harus kita hormati."

Argumentasi di parlemen Inggris tersebut pada akhirnya juga dipakai oleh Majelis Tinggi. Kubu Partai Buruh dan Demokrat Liberal menunjukkan sikap yang sama. Mereka juga berhasil menarik sejumlah pembelot dari kubu independen dan konservatif. Dengan demikian para anggota Majelis Tinggi yang terdiri dari bangsawan tinggi Inggris itu, mengesahkan Traktat Lisabon dengan mayoritas jelas. Ketua majelis, Baroness Ashton menyatakan, penundaan keputusan akan lebih merugikan Irlandia. Pemimpin oposisi David Cameron mengomentarinya dengan mengatakan:

"Apakah tidak aneh untuk mendesak Irlandia kembali melaksanakan referendum? Sementara kita sama sekali tidak boleh melakukannya?"

Untuk menangkis tuduhan itu, Perdana Menteri Brown menyebutkan segi-segi positif dari Uni Eropa yang biasanya selalu dihindari Inggris dalam pernyataan pemerintahnya:

"Kita selalu lupa bahwa 60 persen kegiatan perdagangan Inggris dilakukan dengan Uni Eropa. Tiga juta lowongan pekerjaan tergantung pada UE. Pihak oposisi pada dasarnya juga mendukung perluasan UE. Traktat Lisabon hanya menyediakan persyaratan institusional untuk memungkinkan semuanya itu."

Setelah keputusan Majelis Tinggi, paket UU mengenai Traktat Lisabon itu masih harus ditandatangani oleh Ratu Elisabeth. (cs)