Anies Baswedan melakukan pertukaran informasi dengan Universitas Humboldt, Berlin, untuk membangun Jakarta yang ramah disabilitas. Ia juga mengaku senang dengan hubungan aktif sister city antara Jakarta dan Berlin ini.
Iklan
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menggandeng Universitas Humboldt, Berlin, Jerman, untuk melakukan pertukaran informasi soal kota yang ramah disabilitas. Dia mengatakan kota yang ramah disabilitas berarti ramah untuk semua.
"Tujuannya membuat kota kita bisa lebih ramah pada semuanya dan bila kita ramah pada anak, penyandang disabilitas, ramah pada lansia, maka akan ramah pada semuanya," ucap Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (03/09).
Hal itu disampaikan Anies saat membuka lokakarya atau workshop dalam rangka 25 tahun sister city Jakarta dan Berlin. Dia mengatakan, lewat kegiatan ini, bisa diperoleh ide untuk pembangunan yang ramah disabilitas di Jakarta.
"Diharapkan bisa mendapatkan ide-ide yang bisa dilaksanakan, menyetarakan kesempatan dalam semua aspek, baik infrastruktur keras seperti fasilitas, mobilitas penduduk, jalan, alat transportasi, maupun infrastruktur lunak, seperti aturan-aturan yang belum tentu memberikan kesempatan yang sama," ujar Anies.
Anies mengaku senang hubungan sister city antara Jakarta dan Berlin tergolong aktif dan banyak melakukan kegiatan yang nyata. Menurut Anies, banyak sister city yang dia sebut sebagai 'sleeping sister city'.
"Kegiatan sister city bisa diwujudkan secara konkret. Banyak sister city seperti 'sleeping sister city'. Tapi dengan Berlin ini active sister city," ucap Anies.
Mempererat Persahabatan Jerman-Indonesia dari Surabaya Sampai Berlin
Birgit Steffan berkenalan dengan Indonesia pada awal tahun 1990-an dan sejak itu perempuan berusia 55 tahun ini selalu dekat dengan budaya Indonesia. Sekarang ia mengelola Rumah Budaya Indonesia yang berlokasi di Berlin.
Foto: DW/A.Gollmer
Koordinator Rumah Budaya Indonesia di Berlin
Sejak pembukaan Rumah Budaya Indonesia di lokasi barunya tahun 2017, Birgit bekerja sebagai koordinator yang salah satunya bertugas merencanakan kegiatan-kegiatan budaya yang diselenggarakan di sini.
Foto: DW/A. Gollmer
Memperkenalkan budaya Indonesia
Tarian Bali, pertunjukan wayang, latihan gamelan dan lain-lain selalu meramaikan pusat budaya yang terletak di selatan kota Berlin ini. Selain pertunjukan kesenian, khalayak umum juga diundang untuk memperdalam Bahasa Indonesia melalui kursus bahasa dan buku-buku di perpustakaan.
Foto: Dokumentation Rumah Budaya Indonesia
Memberikan Sambutan
Walaupun perempuan kelahiran Jerman Selatan ini mengaku, bahwa ia tidak terlalu suka tampil di atas panggung, sebagai koordinator Rumah Budaya Indonesia Birgit kerap memberi sambutan pembukaan dalam berbagai acara, tentunya dalam Bahasa Indonesia yang lancar.
Foto: Zulfitri Daruddin/ Dokumentation Rumah Budaya Indonesia
Bekerja di balik layar
Untuk banyak acara Birgit tidak hanya bertanggung jawab atas perencanaan, ia juga langsung turun tangan dalam persiapan dengan rekan-rekan kerjanya. Di belakang panggung utama Rumah Budaya Indonesia, ia sedang mendiskusikan peralatan yang bisa dipakai untuk pameran keris yang akan dibuka beberapa hari kemudian.
Foto: DW/A. Gollmer
Bekerja di depan komputer
Tantangan terbesar dalam pekerjaan Birgit adalah agar sebanyak mungkin orang datang ke acara-acara yang diadakan Rumah Budaya Indonesia. Berlin adalah kota yang sarat dengan acara budaya, jadi saingan cukup berat. Bagian besar dari pekerjaan Birgit adalah melakukan hubungan masyarakat dan promosi.
Foto: DW/A. Gollmer
Wisma Jerman
Selama 5 tahun Birgit tinggal di Surabaya untuk turut membangun pusat budaya, pendidikan dan ekonomi, yang merupakan kerja sama antara Goethe Institut dan kamar dagang Indonesia-Jerman EKONID.
Foto: Wisma Jerman Surabaya
Oktoberfest di Surabaya
Salah satu ide acara Birgit yang sampai sekarang terus diselenggarakan oleh Wisma Jerman adalah Oktoberfest. Setiap tahunnya warga Surabaya bisa ikut serta dalam tradisi Bayern ini.
Foto: privat
Senang menjelajahi Indonesia
Alam Indonesia termasuk hal yang paling dicintai Birgit dan ia senang mengunjungi berbagai daerah selama disana. Perjalanan menggunakan perahu klotok di Tanjung Puting, Kalimantan adalah perjalanan yang tidak akan ia lupakan. (ck/ap)