Kuliah jurusan Kedokteran di Jerman bukanlah sesuatu yang mustahil untuk pelajar Indonesia. Yang penting, mantapkan niat dan rajin cari informasi, seperti saran dari Adiyaksa Pratama. Apa lagi yang harus diperhatikan?
Iklan
Adiyaksa Dzarnuji Pratama adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Bonn. Laki-laki 25 tahun yang biasa dipanggil Adi itu sedang menjalani tahun kelimanya di program studi ini. Apa yang harus dilakukan untuk bisa menjalani studi di jurusan kedokteran di Jerman? Dan bagaimana pengalaman menjadi mahasiswa kedokteran di Jerman? Simak bincang-bincang DW dengan Adi berikut.
Deutsche Welle: Adi, bisa diceritakan proses awal kamu melamar untuk studi kedokteran di Jerman setelah lulus SMA?
Lalu, saya mencari info tentang kampus dengan fakultas kedokteran di Jerman dan cara mendaftarnya lewat situs hochschulstart.de. Di situs ini terdapat penjelasan apakah kita harus kirim lamaran langsung ke universitas yang dituju atau melalui Uni-Assist e.V.
Apa yang harus diperhatikan oleh calon mahasiswa dalam proses pencarian kampus?
Pertama, perhatikan Numerus Clausus (NC). Ini mencakup ketentuan kriteria nilai minimum di setiap kampus kedokteran yang dituju. Yang kedua, perhatikan kuota untuk orang asing (Ausländerquote) karena berbeda-beda di setiap universitas. Yang ketiga, cari minat dan ketertarikan untuk menentukan untuk studi di kota yang mana, berdasarkan hobi, biaya hidup dan kesempatan untuk kerja sambil kuliah.
Mau kuliah S1 di Jerman? Studienkolleg dulu!
Nadia Dewanta adalah siswi Studienkolleg asal Yogyakarta, yang berencana untuk kuliah S1 Kedokteran di Jerman. Ia mengurus segala persiapan Studienkolleg sendiri. Apa saja yang harus disiapkan?
Foto: DW/N. Ahmad
Wajib Studienkolleg untuk kuliah S1
Warga Indonesia yang ingin kuliah S1 di Jerman harus menempuh Studienkolleg (pendidikan penyetaraan sebelum masuk universitas). Nadia berencana untuk kuliah S1 kedokteran di Jerman, karenanya ia juga harus menempuh pendidikan di Studienkolleg. Persiapan Studienkolleg ia lakukan secara mandiri tanpa bantuan agen.
Foto: DW/N. Ahmad
Kunci sukses Studienkolleg tanpa agen
Proses untuk mempersiapkan Studienkolleg memang terlihat rumit, namun itu semua bisa dilakukan sendiri. Tips sukses dari Nadia? Rajin mencari informasi dan tidak malas membaca berbagai instruksi yang tersedia di berbagai situs internet terkait studi di Jerman, seperti studienkollegs.de, uni-assist.de atau daad.de.
Foto: DW/N. Ahmad
Kemampuan bahasa Jerman penting
Untuk bisa melamar visa di Kedutaan Besar Jerman dan jurusan studi di Studienkolleg, calon mahasiswa harus memiliki sertifikat bahasa Jerman B1. Goethe Institut menyediakan kursus dan tes bahasa Jerman di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Foto: DW/N. Ahmad
Persiapkan berbagai dokumen
Untuk calon mahasiswa, dokumen yang wajib dilampirkan selain sertifikat bahasa Jerman adalah ijazah SMA, Surat Keterangan Hasil Nilai Ujian Nasional dan raport kelas XII semester 1 dan 2. Dokumen dalam bahasa Indonesia wajib diterjemahkan ke bahasa Jerman.
Foto: DW/N. Ahmad
Sperrkonto - Rekening yang dibekukan
Calon mahasiswa yang akan studi di Jerman wajib membuat rekening Sperrkonto. Ini adalah rekening yang dibekukan, yang bisa diambil uangnya ketika si calon mahasiswa berada di Jerman dengan jumlah tarikan tunai per bulan yang dibatasi.
Foto: DW/N. Ahmad
Mengajukan visa
Berbagai informasi terkait pengajuan visa pelajar tersedia di laman Kedutaan Besar Jerman di Indonesia. Setelah semua dokumen siap, calon mahasiswa bisa membuat janji dengan bagian visa untuk menentukan kapan ia bisa datang menyerahkan dokumen-dokumen yang diperlukan.
Foto: DW/N. Ahmad
6 foto1 | 6
Kenapa kamu memilih untuk studi kedokteran di Jerman, tidak di Indonesia saja? Dan kenapa di Jerman, bukan di negara lain?
Pada awalnya saya tidak ada niat atau ketertarikan untuk melanjutkan studi di luar negeri, sampai pada saat saat menjelang UN (Ujian Nasional/red) di waktu SMA ada beberapa agen pendidikan yang menyosialisasikan betapa mudah dan menariknya kuliah di luar negeri. Salah satunya di Jerman. Mengikuti rasa penasaran, akhirnya saya coba tanya sendiri ke kedutaan Jerman yang ada di Jakarta. Dari sana saya dialihkan untuk berkonsultasi langsung ke DAAD.
Dari DAAD saya mendapatkan informasi bahwa melanjutkan studi di Jerman itu bukanlah hal yang mustahil, dan juga bisa di bilang "gratis", maksudnya tidak ada biaya gedung atau uang bangunan dan semacamnya. Karena cita-cita saya dari kecil ingin menjadi seorang dokter, akhirnya saya mencoba membandingkan secara keseluruhan terutama dari segi biaya antara kuliah kedokteran di Indonesia dan di Jerman.
Setelah dihitung-hitung, biaya kuliah kedokteran di Indonesia, termasuk uang bangunan, uang untuk beli buku, juga biaya sehari hari sampai lulus, dengan kuliah kedokteran di Jerman yang tanpa ada uang bangunan, tetapi masih ada uang semester, biaya hidup dan persiapan bahasa juga Studienkolleg, menghabiskan biaya yang menurut perhitungan saya kurang lebih sama besar. Karena itulah saya memantapkan diri dan meyakinkan orang tua kalau saya ingin melanjutkan studi kedokteran di Jerman, karena toh biaya yang dibutuhkan tidak jauh berbeda. Selain itu, saya melihat juga ada faktor pengalaman yang tentunya tidak bisa didapatkan jika saya berada di Indonesia plus kemungkinan untuk membiayai kuliah sendiri di Jerman lewat kerja sampingan yang tersedia di Jerman.
Kuliah dan Penelitian di Jerman dengan Beasiswa DAAD
Fathoni A. Musyaffa, mahasiswa Indonesia asal Kediri, kini sedang berkuliah jenjang S3 di Bonn. Studi dan penelitiannya didukung penuh secara finansial oleh lembaga DAAD. Bagaimana kisahnya?
Foto: F. Musyaffa
Lembaga pertukaran akademis Jerman
Tiap tahunnya, DAAD (Deutscher Akademischer Austauschdienst) mendukung lebih dari 100.000 mahasiswa dan peneliti Jerman dan internasional dalam studi dan riset mereka. DAAD berkantor pusat di Bonn, Jerman dan memiliki kantor perwakilan di seluruh dunia. Salah satunya di Jakarta, Indonesia.
Foto: DW/N. Ahmad
Beasiswa untuk Indonesia
Banyak program beasiswa pendidikan tinggi yang disediakan DAAD untuk WNI. Fathoni A. Musyaffa adalah salah satu penerima beasiswa asal Indonesia di Bonn, yang tergabung dalam program beasiswa DAAD "Research Grants - Doctoral Programmes in Germany".
Foto: DW/N. Ahmad
Menjadi peneliti di Institut Informatika
Dengan beasiswa dari DAAD, Fathoni menjalani studi S3 di jurusan Informatika, Universitas Bonn. Risetnya memiliki fokus di bidang "semantic web" dan "linked and open data".
Foto: DW/N. Ahmad
Kolaborasi riset dengan peneliti Uni Eropa
Salah satu keunggulan studi di Jerman adalah adanya kesempatan untuk melakukan kolaborasi riset dengan rekan peneliti dari berbagai negara di Uni Eropa. DAAD mendukung penuh riset-riset yang dilakukan oleh peneliti Jerman dan internasional.
Foto: DW/N. Ahmad
Komitmen kuat adalah kunci
Sebagai dosen di salah satu universitas di Indonesia, Fathoni melihat pentingnya upaya meningkatkan kompetensi diri dengan melanjutkan studi di jenjang S3. Bagi Fathoni, komitmen kuat adalah kunci untuk memenangkan beasiswa studi di luar negeri, baik komitmen untuk menyiapkan berbagai persyaratan administratif maupun komitmen untuk mendalami bidang riset yang diminati.
Foto: DW/N. Ahmad
Banyak diteliti di Jerman
Bidang "semantic web" yang diminati Fathoni banyak diriset di Jerman. Oleh karena itu, sebelum melamar beasiswa DAAD, Fathoni sudah menyiapkan diri dengan ikut kursus online tentang bidang ini serta bergabung di berbagai forum internet untuk mengetahui informasi terkait beasiswa atau lowongan posisi Ph.D di universitas di Jerman.
Foto: DW/N. Ahmad
Komunikasi antarbudaya
Dengan beasiswa DAAD, Fathoni bukan hanya memiliki peluang emas meningkatkan wawasan ilmiahnya, melainkan juga kemampuan komunikasi antarbudaya. DAAD juga mendanai kegiatan di luar kampus untuk para penerima beasiswa. Di gambar, Fathoni bersama teman-temannya berada di acara budaya "Malam Indonesia" di Bonn, yang disponsori DAAD.
Foto: F. Musyaffa
7 foto1 | 7
Kenapa di Jerman? Saya sempat juga membandingkan biaya perkuliahannya dengan beberapa negara berbahasa Inggris seperti di Australia, Kanada, juga Amerika yang ternyata jauh lebih mahal dibandingkan perkuliahan di Jerman. Yang menariknya lagi, tidak ada perbedaan untuk biaya per semester dari jurusan yang satu dengan yang lainnya, semua disamaratakan.
Kuliah kamu ini bisa dibilang seperti S1 kedokteran di Indonesia ya? Boleh kamu ceritakan proses kuliah kamu kini? Apa yang dipelajari dan seperti apa ujiannya hingga akhirnya lulus dan selesai studi S1?
Yang pertama terdapat dua tipe jurusan kedokteran di Jerman, yaitu Regelstudiengang dan Modellstudiengang. Regelstudiengang membagi waktu perkuliahan ke masa teori (Vorklinik) dan praktik (Klinik). Sedangkan Modellstudiengang lebih menekankan teori dan praktik secara bersamaan dari masa awal perkuliahan. Waktu perkuliahan dari kedua tipe tersebut berkisar sekitar 6,5 sampai 7,5 tahun, tergantung apakah mahasiswa tersebut mengambil gelar atau tidak.
Kedua, tipe jurusan kedokteran di Jerman menerapkan sistem Staatsexamen (ujian negara). Yang mana dalam sistem ini tidak dibutuhkan untuk menulis skripsi seperti sistem S1 di Indonesia, ataupun tesis seperti S2, melainkan mahasiswa yang studi di jurusan dengan sistem Staatsexamen ini (seperti Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, Hukum, Farmasi) wajib mengikuti ujian negara setelah beberapa fase perkuliahan.
Informasi Beasiswa di Jerman
Tak cukup uang untuk kuliah di Jerman yang terkenal dengan kualitas pendidikannya yang sangat baik? Sejumlah institusi di Jerman bisa mewujudkan impianmu.
Foto: Fotolia/Andres Rodriguez
Friedrich Ebert Stiftung (FES)
Beasiswa hanya diberikan kepada calon mahasiswa yang sudah diterima di universitas atau perguruan tinggi. Aplikasi diajukan ketika mahasiswa sudah berada di Jerman. Informasi selengkapnya: https://www.fes.de/studienfoerderung/ . Organisasi ini terkait erat dengan Partai Sosial Demokrat Jerman SPD. Kemampuan berbahasa Jerman menjadi prasyarat.
Foto: picture-alliance/ ZB
Friedrich Naumann Stiftung (FNS)
Yayasan yang terkait dengan Partai Liberal FDP ini menawarkan bantuan kepada mahasiswa asing yang terdaftar dalam program master dan doktoral di Jerman. Bantuan beasiswa buat prograam master sekitar 800 Euro/bulan, maksimum hingga dua tahun. Mereka yang memperoleh ilmu di Jerman diharapkan dapat meningkatkan kondisi di negara asal setelah kembali. Situsnya: http://bit.ly/1Qn7FU0
Lembaga ini terkait dengan Partai Hijau di Jerman dan fokus pada isu demokrasi, ekologi, solidaritas internasional dan anti kekerasan. Setiap tahun, ada dua kali kesempatan mengajukan aplikasi program beasiswa di yayasan ini, yakni awal Maret dan September. Cek infonya: https://www.boell.de/en/foundation/scholarships
Foto: picture alliance / dpa
Hanns Seidel Stiftung
Yayasan Hanns Seidel beralifiliasi dengan Partai Uni Sosial Kristen CSU. Yayasan ini mendukung pelamar berkualitas tinggi untuk mahasiswa pasca-sarjana (usia maksimal 32 tahun) , yang mempunyai nilai sangat baik, ketrampilan berbahasa Jerman dan catatan dalam keterlibatan sosial-politik. Info bisa diperoleh lebih jauh di: http://www.hss.de/english/scholarships.html
Foto: dapd
Konrad Adenauer Stiftung (KAS)
Bagi mahasiswa yang membutuhkan bantuan uang hidup selama studi di Jerman, bisa mengajukan permohonan bantuan ke orrganisasi yang berafiliasi dengan Uni Kristen Demokrat, CDU ini. Cek situsnya: http://www.kas.de/wf/en/42.8/ atau http://www.kas.de/wf/de/42.34/ Namun pelamar harus ada di Jerman saat mengajukan permohonan.
Foto: picture-alliance/dpa
Hans Böckler Stiftung
Yayasan ini dekat dengan Federasi Serikat Buruh Jerman. Salah satu tujuan program beasiswanya adalah mempromosikan pertukaran pengetahuan antara para sarjana, serikat pekerja dan pekerja. Yayasan ini mencari mahasiswa yang menunjukkan prestasi akademis tetapi terbentur biayai studi. Mereka yang sudah bekerja sebelumnya memiliki kesempatan yang lebih baik. Situs: http://www.boeckler.de/20.htm
Foto: Fotolia/apops
DAAD - Deutscher Akademischer Austauschdienst
Yang sangat banyak bergerak di bidang penyaluran beasiswa adalah DAAD, sebuah lembaga bersama dari institusi pendidikan tinggi dan asosiasi mahasiswa Jerman. Untuk informasi terkini mengenai program beasiswa DAAD secara umum, silakan mengunjungi situsnya: http://www.daadjkt.org/index.php?daad-scholarships . Di situs ini bisa dijumpai berbagai program yang sesuai dengan minat mahasiswa.
Foto: picture-alliance/dpa
Master International Media Studies DW Akademie
Deutsche Welle (DW) juga membuka kesempatan beasiswa untuk para jurnalis yang ingin meraih gelar master, lewat program International Media Studies. Perkuliahan 4 semester dilakukan dalam dua bahasa, Inggris dan Jerman. Info: https://www.dw.com/en/dw-akademie/about-us/s-9519
8 foto1 | 8
Berhubung Universitas Bonn menerapkan Regelstudiengang, sistem Staatsexamen ini membagi kuliah kedokteran ke dalam tiga tahapan, yakni tahapan Vorklinik, Klinik dan Praktisches Jahr.
Tahapan Vorklinik (Semester 1-4) membahas semua teori yang nantinya akan kita praktikkan di tahapan Klinik. Pelajarannya antara lain terdiri dari biologi, kimia, fisika, anatomi, fisiologi, biokimia, sosiologi dan psikologi. Di tahapan ini tidak begitu sering terjadi kontak dengan pasien. Setelah kuliah empat semester dan lulus di semua ujian, maka mahasiswa kedokteran di Jerman diwajibkan mengikuti Staatsexamen yang pertama atau biasa disebut dengan istilah "Physikum”.
Selain kita harus lulus semua mata kuliah di semester satu sampai empat, kita juga harus melampirkan bukti kalau kita sudah mengikuti kelas Erste-Hilfe Kurs dan Pflegepraktikum. Erste Hilfe Kurs dapat diikuti selama satu sampai dua hari di luar proses perkuliahan. Pflegepraktikum harus dilakukan selama tiga bulan di rumah sakit atau klinik kesehatan lainnya di luar jam kuliah, artinya harus di laksanakan dalam waktu liburan.
Membiayai Kuliah Sendiri di Jerman
Ika Setiyawati, mahasiswi asal Trenggalek, telah tinggal selama lima tahun di Jerman untuk studi teknik medis. Ia membiayai sendiri kehidupannya di negara ini. Bagaimana kisahnya? DW sajikan untuk Anda.
Foto: DW/N. Ahmad
Dari Trenggalek ke Remagen
Ika sejak SMA sudah bercita-cita untuk kuliah di luar negeri. Orang tuanya setuju namun ia harus bisa membiayai hidupnya sendiri. Ika menerima tantangan itu dan selama tinggal 5 tahun di Jerman, ia bekerja paruh waktu di restoran Winzerhof Körtgen di kota Ahrweiler.
Foto: DW/N. Ahmad
Kuliah Teknik Medis
Ika kuliah di jurusan Teknik Medis, FH Koblenz. Di jurusan ini, Ika belajar penerapan dan penggunaan peralatan medis, seperti mesin MRI. Ika kuliah dari Senin sampai Jumat dan di hari Sabtu dan Minggu ia bekerja.
Foto: DW/N. Ahmad
Mencari kerja
Salah satu cara untuk mendapat informasi lowongan pekerjaan bagi mahasiswa adalah mading kampus. Di awal masa kuliah, Ika rajin mencari-cari informasi lowongan kerja, tapi ia mencari bukan hanya di mading kampus melainkan juga melalui internet. Pekerjaan di restoran yang dilakukannya kini ia dapatkan melalui situs "Agentur für Arbeit", agen resmi penyaluran tenaga kerja Jerman.
Foto: DW/N. Ahmad
Kerja di restoran
Di restoran, salah satu tugas Ika adalah membantu membuat makanan penutup. Di foto, Ika baru selesai menyiapkan panna cotta, salah satu makanan pencuci mulut di Restoran Winzerhof Körtgen. Selain menyiapkan makanan penutup, Ika juga bertugas untuk menyiapkan salat dan penganan lain. Ia juga bertugas mencuci piring dan peralatan dapur.
Foto: DW/N. Ahmad
Kolega seperti keluarga
Ika menikmati suasana kerja di restoran Winzerhof Körtgen karena rekan kerjanya seperti keluarga. Mereka memiliki hubungan yang erat. Pemilik restoran bahkan membantu Ika dalam proses perpanjangan visa. Menurut atasannya, Ika adalah sosok yang dapat dipercaya.
Foto: DW/N. Ahmad
Irit dengan masak sendiri
Salah satu cara Ika bisa sukses membiayai hidupnya sendiri di Jerman adalah masak sendiri di rumah. Ia jarang makan di luar karena biaya untuk sekali makan di restoran (sekitar 15 euro/230 ribu rupiah) bisa digunakan untuk makan beberapa hari jika masak sendiri di rumah.
Foto: DW/N. Ahmad
Hemat tapi tetap bisa belanja
Meskipun Ika harus memperhatikan pengeluarannya, bukan berarti ia tidak bisa berbelanja. Triknya adalah berbelanja pakaian bekas pakai. Di Jerman hal ini sangat normal, ditunjukkan dengan banyaknya situs web yang menjual pakaian bekas pakai yang masih bagus dan layak.
Foto: DW/N. Ahmad
Tinggal di asrama mahasiswa
Salah satu cara untuk menekan pengeluaran adalah dengan tinggal di asrama mahasiswa, dimana para mahasiswa hanya memiliki kamar tidur sendiri, namun harus berbagi penggunaan dapur, kamar mandi serta toilet. Mereka bertanggung jawab atas kebersihan ruangan bersama tersebut. Di foto terlihat daftar pembagian tugas bersih-bersih Ika dan teman-temannya di asrama.
Foto: DW/N. Ahmad
8 foto1 | 8
Setelah lulus Staatsexamen pertama, maka kita akan masuk ke fase Klinik, di mana setiap hari kita akan melakukan kontak dengan pasien baik itu untuk sekadar Anamnese, atau pemeriksaan umum, atau juga memperhatikan sebagian operasi yang terjadi. Pelajaran yang ada di fase klinik di antaranya ada penyakit dalam, bedah, anesthesia, ortopedia, psikiatri dan neurologi.
Fase klinik ini berlangsung selama enam semester, setelah lulus semua ujian yang ada dalam enam semester tersebut, maka mahasiswa bisa mengikuti Staatsexamen yang kedua, di mana untuk mengikuti ujian tersebut mahasiswa wajib pula menyertakan bukti bahwa mereka sudah melakukan Famulatur selama empat Bulan. Famulatur ini kurang lebih mirip dengan Pflegepraktikum yang ada di fase Vorklinik. Bedanya adalah saat Pflegepraktikum kita bekerja sebagai asisten perawat, dan saat Famulatur kita bekerja seperti asisten Dokter.
Setelah lulus Staatsexamen kedua, kita akan masuk ke fase Praktisches Jahr, di mana selama setahun penuh kita belajar langsung di bawah bimbingan dokter dan langsung mempraktikkannya ke pasien, mungkin bsa di bilang seperti co-as kalau di Indonesia. Setelah setahun penuh di fase Praktisches Jahr, kita wajib mengikuti Staatsexamen yang ketiga, biasa disebut Hammerexamen. Setelah itu baru deh jadi dokter.
5 Kota Universitas Termurah di Jerman
Anda ingin kuliah di Jerman, tapi khawatir dengan biaya hidupnya? Mari memulainya dengan menganalisa biaya sewa apartemen yang paling murah. Berikut lima kota termurah menurut situs properti "Immowelt".
Foto: imago/biky
Bochum
Harga sewa apartemen untuk satu orang hanya 6,30 Euro per meter persegi. Universitas di kota Bochum menawarkan 70 jurusan yang berbeda. Termasuk bidang penelitian yang berfokus pada ilmu saraf, keamanan komputer dan teknologi kedokteran.
Foto: imago/biky
Leipzig
Kota ini dikenal dengan biaya sewa rumah murah dan banyaknya bangunan tua yang cantik. Satu apartemen harganya sekitar 6,90 Euro per meter persegi. Tapi kini banyak warga Leipzig yang khawatir harga sewa rumah akan naik, karena imej kota yang berubah dan semakin banyak investor yang menanam modal di kota tersebut.
Foto: Fotolia/kameraauge
Dortmund
Hanya 7,10 Euro per meter persegi harga sewa apartemen di kota Dortmund. Ini ada hubungannya dengan perubahan struktur di kawasan tersebut. Dortmund dianggap sebagai kota media kedua terbesar di negara bagian Nordrhein Westfalen. Jadi cocok untuk mahasiswa jurusan komunikasi dan media.
Foto: picture-alliance/dpa
Halle an der Saale
Di kota ini, mahasiswa membayar 7,60 Euro per meter persegi untuk sewa apartemen. Kota Halle mengalami masalah ekonomi. Jumlah pengangguran sangat tinggi. Selain kampus di tengah kota, ada banyak fakultas ilmu pengetahuan alam yang berlokasi di Weinberg Campus, kompleks sains dan teknologi terbesar kedua di timur Jerman.
Foto: DW/M.Meier
Kiel
Cukup dengan 7,90 Euro per meter persegi, Anda bisa menyewa apartemen di Kiel. Kota ini juga jadi lokasi alternatif bagi mahasiswa Hamburg. Dari Hamburg ke Kiel hanya butuh waktu 1,5 jam dengan kereta. Di Hamburg, mahasiswa haru membayar hampir dua kali lipatnya: 13,20 Euro.
Foto: picture-alliance/dpa
5 foto1 | 5
Tapi tunggu dulu, ini masih dokter alias "Arzt” tanpa ada gelar. Kalau mau ambil gelar "Dr.Med" (doctor medicinae/Doktor der Medizin) kita harus mengambil yang namanya Doktorarbeit, dan proses ini berlangsung sekitar satu sampai dua tahun, bisa di selipkan di antara proses perkuliahan ataupun mengambil waktunya sendiri, makanya kadang jangka waktu studi kedokteran itu sendiri masih bisa berubah-ubah tergantung mahasiswanya juga.
Setelah lulus, apa yang bisa dilakukan oleh seorang mahasiswa kedokteran?
Setelah lulus kedokteran di Jerman, mahasiswa di sini tidak langsung bisa praktik sebagai dokter umum seperti yang biasa di temukan di Indonesia. Jika ingin mengambil dokter umum maka lulusan kedokteran di Jerman harus yang mengambil spesialis Kedokteran Umum (Facharzt für Allgemeinmedizin).
Sangat disarankan untuk teman-teman yang sudah ada di tahap akhir studi kedokteran ini agar sudah mengetahui akan melanjutkan ke mana atau akan mengambil spesialis di bidang apa karena kebanyakan lulusan kedokteran di Jerman langsung melanjutkan ke jenjang spesialis di mana di rumah sakit mereka akan bekerja sebagai Assistenzarzt (seperti Residen kalau di Indonesia). Termasuk jika kalian juga ingin membuka praktik dokter umum sendiri di Jerman, maka kalian harus menjadi Facharzt für Allgemeinmedizin terlebih dahulu.
Selain itu, kalian yang belum tahu ingin spesialisasi di bagian mana, bisa bekerja sebagai pegawai tetap (Festangestellte) di rumah sakit pilihan kalian dan di sana bisa terus bekerja hingga "naik jabatan” sebagai Oberarzt atau bahkan Chefarzt.
Selain bekerja di rumah sakit dan mengambil spesialisasi sebagai Facharzt, atau menjadi dokter umum, lulusan kedokteran di Jerman juga bisa beralih ke bagian Riset dan Akademis (Forschung und Lehre) untuk kalian yang lebih suka bereksperimen. Atau untuk kalian yang lebih suka menulis dan membagi ilmu yang kalian miliki, bisa memilih bidang Fachjournalist für Medizin. Dan selain itu perusahaan obat-obatan juga masih sering mencari lulusan kedokteran untuk membantu mereka dalam riset pengembangan dan pembuatan obat-obatan terbaru. Dan masih banyak lagi kemungkinan lainnya yang bisa dilakukan seperti contohnya ke bidang Medizininformatik atau Medizintechnik.
Bagaimana Caranya untuk Kuliah Kedokteran di Jerman?
Dilihat dari segi biaya, kuliah kedokteran di Jerman ternyata tidak lebih mahal dari kuliah di Indonesia. Ditambah dengan pengalaman dan kualitas pendidikan yang lebih baik, kuliah di Jerman bisa menjadi pilihan.
Foto: DW/N. Ahmad
Biaya, pengalaman dan kualitas pendidikan
Ketiga hal di atas adalah faktor yang mendorong Adiyaksa Pratama untuk mengambil keputusan bulat kuliah kedokteran di Jerman. Tidak ada perbedaan biaya kuliah yang besar antara satu jurusan dengan jurusan lainnya di universitas negeri di Jerman. Ditambah lagi, pengalaman dan kualitas pendidikan tentu adalah hal yang tidak bisa dinilai dengan uang.
Foto: DW/N. Ahmad
Harus bisa bahasa Jerman
Kuliah kedokteran di Jerman ditawarkan hanya dalam bahasa Jerman. Oleh karena itu, Adi menyarankan bahwa calon mahasiswa harus sudah belajar bahasa Jerman sebelumnya, kalau bisa hingga level C1. Ini juga akan memudahkan calon mahasiswa dari Indonesia untuk lulus dengan nilai terbaik dari Studienkolleg.
Foto: DW/N. Ahmad
Wajib ikut Studienkolleg
Lulusan SMA dari Indonesia yang ingin kuliah S1 di Jerman wajib mengikuti program penyetaraan yang disebut Studienkolleg. Untuk kuliah kedokteran, jurusan Studienkolleg yang harus diikuti adalah M-Kurs.
Foto: DW/N. Ahmad
Lulus dengan ujian negara
Seorang mahasiswa kedokteran hanya bisa lulus kuliah jika berhasil lulus ujian negara (Staatsexamen) yang diselenggarakan dalam tiga tahap. Sistem kelulusan dengan ujian negara ini tidak mewajibkan seorang mahasiswa untuk menulis skripsi. Kelulusan dari tiga tahapan ujian negara menandakan seorang mahasiswa juga lulus dari kuliah kedokteran.
Foto: DW/N. Ahmad
Kuliah sambil bekerja
Selain sibuk kuliah, Adi mengisi harinya dengan bekerja menjadi 'Pflegeassistent' atau asisten perawat di RS Uniklinikum, Bonn. Kuliah sambil bekerja untuk menambah pemasukan sangat mungkin untuk dilakukan mahasiswa di Jerman. Untuk mahasiswa kedokteran terdapat kans yang besar untuk bekerja sampingan di RS saat sudah menjalani semester klinik (setelah lulus ujian negara tahap 1).
Foto: Privat
Mahasiswa internasional
Di foto, Adi berpose bersama teman kampusnya dari Nepal, Bijay Regmi. Menurut data dari badan statistik Jerman, DESTATIS, di tahun ajaran 2017/2018 tercatat ada lebih dari 10 ribu mahasiswa asing yang terdaftar di jurusan kedokteran di Jerman. Negara bagian Nordrhein-Westfalen (NRW) memiliki mahasiswa asing paling banyak dibandingkan negara bagian lain. (na/ts)
Foto: DW/N. Ahmad
6 foto1 | 6
Bagaimana jika ingin mengambil spesialisasi, untuk mereka yang lulus di sini dan yang dari Indonesia?
Untuk lulusan dari Jerman, bisa langsung mendaftar di klinik atau di rumah sakit yang diinginkan seperti layaknya orang yang mencari pekerjaan. Biasanya di website setiap rumah sakit juga sudah menyiapkan daftar spesialis apa yang sedang ditawarkan.
Untuk yang dari Indonesia, yang baru lulus kedokteran dan ingin melanjutkan spesialisasi di Jerman, langkah awalnya kurang lebih sama yaitu mendaftar di rumah sakit atau di bagian spesialis yang kalian inginkan. Bedanya kalian memerlukan yang namanya Approbation agar kalian bisa setara dengan lulusan kedokteran di Jerman.
Approbation ini bisa kalian dapatkan jika kalian mengajukannya ke LPA (Landespreufungsamt) bersangkutan di mana rumah sakit yang kalian tuju berada. Untuk Bonn dan kota lain di negara bagian Nordrhein-Westfalen, LPA yang bertanggung jawab adalah LPA Düsseldorf. Di website LPA Düsseldorf teman-teman bisa melihat apa saja yang dibutuhkan oleh mahasiswa asing: (http://www.brd.nrw.de/gesundheit_soziales/LPA-Nicht_EU-Mediziner/index.jsp)
Di sana bisa kalian bisa lihat kalau kalian harus mengikuti yang namanya Eignungsprüfung dan Kenntnisprüfung. Keduanya diadakan secara lisan dan praktik dalam bahasa Jerman. Kenntnisprüfung berisi mengenai semua teori dan pelajaran yang diperlukan dalam kegiatan sehari-hari kita sebagai dokter, seperti pengetahuan anatomi, penyakit dalam, bedah dan lain-lain. Dan di Eignungsprüfung kita akan diuji bagaimana kita melakukan interaksi dengan pasien seperti saat melakukan pemeriksaan tubuh menyeluruh, ataupun saat kita melakukan pemeriksaan diagnosis lainnya.
Persiapan Kuliah di Jerman
Dapatkan di sini petunjuk bagi mahasiswa baru di universitas di Jerman, mulai dari memilih jurusan, pendaftaran mahasiswa baru atau biaya kuliah.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Baumgarten
Persyaratan penerimaan di perguruan tinggi
Informasi mengenai penerimaan, penguasaan bahasa Jerman dan surat-surat lainnya yang harus dilampirkan saat pendaftaran dapat diperoleh di lembaga pertukaran akademis Jerman, DAAD (Deutsches Akademisches Austauschdienst). Mohon diperhatikan: semua ijazah harus dilegalisir dan diterjemahkan oleh penerjemah yang disahkan.
Reformasi Bologna
Tahun 1999 sebanyak 29 menteri pendidikan Eropa menyepakati reformasi Bologna, yang antara lain memutuskan sistem perguruan tinggi yang seragam untuk seluruh Eropa yaitu program bachelor dan master. Jerman juga ikut menandatangani. Kini jumlah negaranya telah meningkat menjadi 40.
Foto: Colourbox/Syda Productions
Kursus bahasa Jerman
Peminat yang ingin kuliah di Jerman dengan bahasa perantara bahasa Jerman dan bukan bahasa Inggris, harus membuktikan kemampuan menguasai bahasa Jerman. Kursus bahasa Jerman dapat dilakukan di universitas Jerman atau Goethe-Institut. Untuk program master dalam pengantar Jerman, rata-rata dibutuhkan tes bahasa Jerman DSH atau TestDaF.
Foto: iStockphoto
Sarana untuk ilmuwan dan peneliti
Perguruan tinggi yang ingin merekrut ilmuwan dan peneliti unggul dunia harus memberikan tawaran yang menarik. Disamping menjanjikan tempat kerja bagi istri atau suaminya, sejumlah universitas Jerman juga mengupayakan taman kanak-kanak atau sekolah untuk anak-anaknya.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Schackow
Sistem ganda
Beberapa perguruan tinggi ilmu terapan, FH (Fachhochschulen) menawarkan pendidikan sistem ganda, yaitu memadukan kerja langsung di perusahaan. Lulusan perguruan tinggi sistem ganda memiliki ijazah sebagai tenaga kerja profesional dan akademis.
Foto: D. Klein
Universitas elit
Universitas elit mendapat dana dari pemerintah untuk memacu prestasi di bidang penelitian dan program-program masa mendatang agar dapat bersaing di tingkat internasional. Di antaranya: Universitas Teknologi München, Universitas Ludwig-Maximilian di München, Universitas Teknologi Rhein Westfalen Aachen, Universitas FU Berlin, Heidelberg, Göttingen, Karlsruhe, Freiburg serta Konstanz.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Gebert
Mengkombinasi jurusan
Sejak diberlakukan program bachelor dan master, pada prinsipnya hanya harus memilih satu jurusan. Beberapa universitas menawarkan kombinasi jurusan yang saling melengkapi dari segi tematik atau tuntutan pasar ekonomi. Informasi lebih lengkap mengenai jurusan baru dapat ditemukan di situs internet www.hochschulkompass.de.
Foto: picture alliance/dpa/B. Thissen
Universitas Terbuka
Beberapa jurusan bahkan dikonsep khusus untuk online dan dapat diikuti mahasiswa dari universitas mitra di luar negeri. Universitas terbuka (UT) Jerman ada di Hagen, Nordrhein-Westfalen. Fokusnya dititkberatkan pada jurusan ekonomi. Bahan perkuliahannya dikirim lewat pos atau online. Mahasiswanya kontak via online dengan dosen. Bentuk perkuliahan ini juga terbuka bagi mahasiswa luar negeri.
Foto: Gina Sanders/Fotolia
Soal biaya hidup
Mahasiswa yang datang ke Jerman tanpa beasiswa, harus membuktikan tersedia dana hidup satu tahun. Jumlahnya sekitar 8000 Euro. Serikat mahasiswa dan perhimpunan mahasiswa juga memberikan saran dan bantuan bagi mahasiswa baru. Tersedia berbagai beasiswa dari berbagai lembaga di Jerman. Mahasiswa juga bisa bekerja untuk membiayai hidup di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Warnecke
Pendaftaran
Pada umumnya mahasiswa bebas memilih universitas dan jurusannya. Kecuali di universitas swasta, perguruan tinggi seni rupa dan kesenian serta perguruan tinggi olahraga diadakan seleksi, dimana mahasiswa baru harus mengikuti ujian dan wanwancara. Mahasiswa asing juga harus melampirkan ijazah bahasa Jerman, untuk jurusan yang bahasa perantaranya bahasa Jerman dan memiliki asuransi kesehatan.
Foto: Fotolia-Kurhan/picture-alliance/dpa
Numerus Clausus
Jurusan yang menerima jumlah mahasiswa terbatas memberlakukan Numerus Clausus. Artinya, hanya peminat dengan nilai ujian akhir sekolah menengah atas yang sangat bagus bisa diterima. Bagi mahasiswa asing diberlakukan persyaratan khusus.
Foto: DW/P. Böll
Serikat mahasiswa
Terdapat berbagai serikat mahasiswa yang membantu mahasiswa di luar urusan perkuliahan. Misalnya asrama mahasiswa, kantin mahasiswa, taman kanak-kanak dan ikut berpolitik di perguruan tinggi mengupayakan kepentingan mahasiswa. Serikat mahasiswa mendukung mahasiswa secara ekonomi dan budaya.
Foto: Fotolia/Robert Kneschke
Sumbangan pembangunan pendidikan
Serikat mahasiswa didanai dari iuran semesteran mahasiswa. Dana tersebut sebagian juga digunakan untuk membiaya bagian administrasi universitas dan perwakilan mahasiswa AStA (Allgemeiner Studierendenausschuss). Iuran semesteran harus dibayar pada saat pendaftaran atau di awal semester baru.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Baumgarten
Bursa tempat studi
Pada umumnya mahasiswa baru tidak hanya melamar untuk satu universitas, tetapi untuk beberapa. Untuk mengetahui universitas mana masih mempunyai tempat studi dibentuk sebuah bursa tempat studi. Tawaran "last minute“ dapat dilihat menjelang semesteran baru di www.freie-studienplaetze.de atau www.studieren.de/freie-studienplaetze.
Foto: picture-alliance/CHROMORANGE/G. Fischer
Kuliah dan mempunyai anak
Serikat mahasiswa juga memberikan pelayanan khusus bagi mahasiswa yang memiliki anak, dengan menyediakan tempat tinggal dan taman kanak-kanak khusus. Peneliti dan mahasiswa berprofil tinggi bisa mendapat paket khusus, antara lain bantuan mencari TK, sekolah dan tempat tinggal. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh di lembaga kerja sama akademis dengan luar negeri (Akademisches Auslandsamt).
Foto: picture-alliance/dpa
Welcome-Center bagi mahasiswa asing
Lembaga kerja sama akademis dengan luar negeri memberikan bantuan dan saran seputar formalitas dan prosedur di universitas bagi mahasiswa asing yang baru tiba di Jerman. Di luar itu, di beberapa universitas dibentuk "Welcome-Center", khusus untuk mahasiswa asing. Himpunan mahasiswa di jurusan juga megadakan acara perkenalan untuk mahasiswa baru. (Ed: Gaby Reucher/ap/vlz)
Foto: Fotolia/Robert Kneschke
16 foto1 | 16
Jika teman-teman sudah lulus kedua ujian ini maka kalian akan mendapatkan Approbation dan otomatis setara dengan lulusan kedokteran jerman disini dan bisa melanjutkan pekerjaan kalian sebagai Assistenzarzt hingga kalian menjadi seorang spesialis. Nah, jadi tetap yang utama sebisa mungkin kalian sudah les bahasa Jerman dan bisa mengerti bahasa Jerman. Karena tidak jarang kalau website yang kalian kunjungi dan butuhkan untuk mencari informasi tersebut hanya tersedia dalam bahasa Jerman.
Kuliah di luar negeri secara umum tentu tidak mudah, apalagi di jurusan seperti kedokteran. Apa tips dan pesan kamu untuk mereka yang berkeinginan kuliah kedokteran atau melanjutkan spesialisasi di Jerman?
Yang pertama selalu kuatkan, serta mantapkan tekad dan niat kalian untuk melanjutkan studi disini, karena "ujian” yang di hadapi bukan hanya masalah perkuliahan, yang kebanyakan tidak diwajibkan untuk datang ke kelas (sistem belajar mandiri), tapi juga budaya, bahasa dan bagaimana kita bisa berjuang melanjutkan hidup disini, yakni bagaimana kita bisa membiayai selama kita hidup di Jerman, apakah lewat pekerjaan sampingan, ataupun bisa juga dengan menghemat uang yang sudah kita tabung lebih dulu di Indonesia.
Energi Masa Depan di Tangan Pemudi Masa Kini
Igib Prasetyaningsari adalah mahasiswi dari Indonesia, yang saat ini kuliah S2 di Jerman. Di jurusan "Manajemen Energi Terbarukan" di Universitas TH Köln, dia belajar tentang energi berkelanjutan di negara tropis.
Foto: DW/Y. Pamuncak
Dari Bogor ke Köln
Igib Prasetyaningsari berasal dari Bogor, Indonesia dan berumur 28 tahun. Untuk kuliah S2, dia memutuskan datang ke Jerman di mana ada program "Manajemen Energi Terbarukan".
Foto: DW/Y. Pamuncak
Menerapkan ilmu yang dapat di Jerman ke Indonesia
Dengan belajar di program S2 ini, Igib berharap dapat menyumbangkan ilmu yang didapat di Jerman untuk diterapkan di Indonesia, dan juga bisa berkontribusi untuk meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, terutama energi surya di Indonesia.
Foto: DW/Y. Pamuncak
Potensi EBT yang besar
Di Jerman, kebijakan mengenai energi terbarukan sudah ada sejak tahun 1970. Di Indonesia akses dan infrastruktur energi masih sangat terbatas, ini diakibatkan oleh kondisi geografis yang berupa kepulauan. Tetapi sebenarnya potensi pemanfaatan energi surya besar sekali, karena Indonesia berada di garis khatulistiwa.
Foto: picture alliance / prisma
Suasana Internasional
Program "Renewable Energy Management" di TH Köln merupakan program internasional, sehingga Igib belajar bersama teman-teman dari berbagai negara.
Foto: DW/Y. Pamuncak
Ke Jerman dengan bantuan DAAD
Igib mendapat beasiswa dari DAAD (Dinas Pertukaran Akademis Jerman). Bila ingin melamar untuk progam beasiswa ini, Anda harus punya dua tahun pengalaman kerja. Tetapi pengalaman itu bisa di bidang yang tidak langsung berkaitan dengan program studi yang diinginkan. ra/yp
Foto: DW/Y. Pamuncak
5 foto1 | 5
Jangan pernah malas untuk membuka semua link ataupun referensi yang ada dan membuat catatan versi kita sendiri, karena informasi untuk melanjutkan studi kedokteran itu sebenarnya ada di setiap website universitas atau rumah sakit (Uniklinikum) yang bersangkutan, hanya saja setiap website tersebut memiliki persyaratan dan ketentuan yang beragam.
Melihat semua yang sudah saya jelaskan tentu kalian akan berpikir kalau prosesnya rumit dan bikin pusing, tapi jika kalian sudah memantapkan niat, insya Allah semuanya akan worth it. Selain kalian mendapatkan informasi baru, kalian secara tidak langsung sudah belajar untuk mendisiplinkan diri kalian terhadap tujuan yang ada di depan mata kalian, dan itu sangat dibutuhkan untuk bertahan di Jerman.
na/yp
*Simak serial khusus #DWKampus mengenai warga Indonesia yang menuntut ilmu di Jerman dan Eropa di kanal YouTube DW Indonesia. Kisah putra-putri bangsa di perantauan kami hadirkan untuk menginspirasi Anda.