Jika sekilas Anda melihat foto ini, gambar apakah yang Anda lihat?
Iklan
Komentar yang "diposting"pada laman group Facebook di Norwegia "Fatherland First" menyebut foto itu "menyeramkan". Ya.... banyak yang menduga kursi-kursi kosong di bus ini sebagai kelompok perempuan berburqa.
Dikutip dari Guardian, sebuah grup anti-imigran di Norwegia diolok-olok setelah anggotanya mem- 'posting' sebuah foto di laman Facebook dan salah mengira bahwa enam kursi kosong di sebuah bus sebagai sekelompok perempuan berpakaian burqa.
"Tragis" dan "mengerikan" adalah segelintir komentar yang muncul pada laman group tertutup milik Fedrelandet Viktigst atau "Fatherland first - Utamakan Tanah Air ".
Grup yang beranggotakan 13 ribu peserta ini mengusung semboyan "untuk warga yang mencintai Norwegia dan menghargai perjuangan para pendahulu kita".
Tempat Dimana Niqab atau Burqa Dilarang
Sementara beberapa kawasan atau negara memberlakukan kewajiban memakai busana Islami yang tertutup, di negara atau wilayah ini, pemakaian niqab dan burqa dilarang.
Foto: picture-alliance/dpa/B. Roessler
Belanda
Menyusul Perancis dan Belgia, di penghujung November 2016, parlemen Belanda menyetujui larangan pemakaian burqa dan niqab di beberapa tempat umum, termasuk di transportasi publik. Alasannya untuk jaminan keamanan publik. Aturan itu masih membutuhkan persetujuan dari senat.
Foto: picture-alliance/E. Daniels
Perancis
Perancis adalah negara Eropa pertama yang melarang pemakaian burqa di tempat umum. Aturan ini perlahan dimulai tahun 2004, dengan pengawasan ketat atas simbol keagamaan di sekolah yang dikelola negara. Tapi April 2011, pemerintah melarang sepenuhnya pemakaian cadar di wilayah publik. Denda bagi pemakainya 150 €, sementara siapa pun yang memaksa perempuan menutupi wajah bisa didenda € 30.000.
Foto: Getty Images
Belgia
Belgia mengikuti jejak Perancis dengan memperkenalkan larangan pemakaian cadar pada tahun 2011. Aturannya melarang seseorang mengenakan pakaian yang mengaburkan wajah mereka di tempat umum. Perempuan yang tertangkap mengenakannya dapat dipenjara hingga tujuh hari atau dipaksa untuk membayar denda sekitar € 1.300.
Foto: AP
Italia
Italia tidak memiliki larangan nasional atas pemakaian niqab atau burqa. Tetapi pada tahun 2010, kota Novara memberlakukan pembatasan itu- meskipun saat ini belum ada ketetapan sistem denda mengenainya. Di beberapa bagian Italia, pemerintah setempat telah melarang 'burqini'.
Foto: picture alliance/dpa/Rolf Haid
Spanyol
Beberapa distrik di Katalonia, Spanyol memiliki hukum terhadap burqa dan niqab. Pada tahun 2013, Mahkamah Agung membatalkan larangan di beberapa negara bagian, dengan alasan bahwa hal itu "membatasi kebebasan beragama". Tapi beberapa wilayah lain tetap memberlakukannya, berdasar ketetapan Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia ECHR yang menyatakan pelarangan jilbab tidak melanggar HAM.
Foto: Reuters/A. Gea
Bulgaria
Menyusul negara-negara lainnya di Eropa kini di Bulgaria, burka pun tak diperkenankan dikenakan di tempat umum- seperti gedung pemerintah dan lokasi wisata- dengan alasan keamanan. Tapi warga boleh memakainya untuk alasan pekerjaan maupun kesehatan.
Foto: DW/T. Vaksberg
Chad
Sejak dua serangan bom bunuh diri pada bulan Juni 2015, pemerintah melarang pemakaian niqab dan burqa di Chad. Perdana menteri Chad, Kalzeube Pahimi Deubet menyebutnya 'kamuflase' dan mengatakan semua burqa yang terlihat dijual akan dibakar. Sedangkan mereka yang kedapatan mengenakannya bisa ditangkap dan dihukum penjara..
Foto: Reuters/M. Ngarmbassa
Kamerun
Sebulan setelah Chad, Kameren mengikuti jejaknya dengan melarang pemakaian burqa, menyusul aksi bom bunuh diri yang oleh orang-orang yang mengenakannya. Larangan itu ditetapkan di lima provinsi di negara itu
Foto: Getty Images/AFP/P. Desmazes
Niger
Jilbab dilarang di Diffa, kawasan yang terteror oleh aksi kelompok Boko Haram. Presiden Niger juga tengah menyarankan agar jilbab pun dilarang.
Foto: Getty Images/AFP/I. Sanogo
Kongo-Brazzaville
Jilbab dengan penutup wajah penuh telah dilarang di tempat umum sejak tahun 2015 untuk mencegah serangan terorisme.
Foto: Getty Images/AFP/G.-G. Kitina
Swiss
Meskipun aturannya baru berlaku di wilayah Tessin, undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Juli 2016. Siapapun yang tertangkap mengenakan cadar dapat didenda sampai 9200 €.
Foto: imago/Geisser
Mesir
Parlemen Mesir menggodok undang-undang larangan pemakaian cadar di tempat umum dan lembaga pemerintah. Aturan ini dibahas setelah Universitas Kairo melarang staf akademik mengenakan niqab di kelas suapaya lebih mudah berkomunikasi dengan para mahasiswanya.
Foto: picture alliance/Bibliographisches Institut/Prof. Dr. H. Wilhelmy
12 foto1 | 12
Tak bisa bedakan
Komentar lainnya seperti yang dicuplik oleh situs berita Norwegia Nettavisen, justru mencurigai penumpang yang tak kelihatan tesebut kemungkinan membawa bom atau senjata di bawah pakaian mereka. "Ini terlihat sangat menyeramkan," tulisnya. "Harus dilarang. Anda tidak bisa membedakan siapa yang berada di baliknya. Bisa jadi teroris."
Reaksi lebih lanjut berbunyi: "Sangat mengerikan. Ini tak seharusnya terjadi," "Islam adalah dan akan selalu menjadi kutukan," "Usir mereka dari negara kita - kita hidup di masa mencekam," dan: "Saya beranggapan kondisi ini akan terjadi tahun 2050, namun malah telah terjadi SEKARANG," seperti yang dicuplik thelocal.no dan media lainnya.
Menyelubungi Rambut dengan Alasan Religius
Agama Kristen, Yahudi dan Islam. Dalam semua agama ini, ada perempuan yang menyelubungi rambut mereka. Apa persamaan selubung rambut ini? Bagaimana perempuan memandang kebiasaan religius ini?
Foto: picture-alliance/dpa
Di balik Selubung
Perempuan Muslim yang menyelubungi rambut mereka bukan boneka kepercayaan mereka, demikian seniman video Nilbar Güres. Empat foto ini diambil dari pertunjukannya "Soyunma/Undressing," (2006). Dalam show ini ia menyingkap selubung satu demi satu sambil menyebut nama perempuan di keluarganya.
Foto: Nilbar Güres
Rambut Palsu
Dalam foto yang berjudul "Covered" (2009) Anna Shteynshleyger kenakan dua wig berbeda. Wig adalah penutup rambut yang biasa dikenakan perempuan Yahudi religius. Hingga akhir abad 17 perempuan Yahudi kenakan "tichel," yaitu semacam kerudung, untuk selubungi rambut. Ketika wig mulai tersebar luas, ini jadi alternatif sangat bagus bagi "scheitel," yaitu penutup kepala tradisional perempuan Ortodoks.
Foto: Anna Shteynshleyger
Satu Kepercayaan, Beberapa Agama
Kerudung pendek, panjang, dikenakan erat pada tubuh atau disemat di leher. Berbagai macam cara perempuan Muslim mengenakan penutup kepada. Tapi apa artinya? Pameran ini menunjukkan perbedaaannya, juga menunjukkan penutup kepala mana berasal dari kebudayaan mana, dan kepercayaan mana. Termasuk juga makna lebih luasnya.
Foto: Jüdisches Museum Berlin/Yves Sucksdorff
Menutup Kepala Saat Ibadah
Fotografer Marija Mihailova mendokumentasikan ritual di gereja Ortodoks Rusia di Berlin. Saat ibadah, kaum perempuan menutup kepala mereka. Ini kebiasaan yang sudah jarang terlihat di gereja Protestan dan Katolik.
Foto: Marija Mihailova
Terselubung Rambut
Rambut panjang dan hitam adalah kecantikan yang ideal di banyak negara Arab. Itu disimbolkan patung ini, "Chelgis I" (2002), karya seniman Iran Mandana Moghaddam. Walaupun rambutnya cantik, ini jadi penutup yang sepenuhnya menyembunyikan identitas sang gadis. Karya ini diilhami dongeng Persia tentang gadis yang dipenjara, yang mengenakan rambut kepang 40.
Foto: Mandana Moghaddam
Rambut Eksklusif Hanya bagi Suami
Kata "tichel" dalam bahasa Yiddi berarti penutup kepala yang khas bagi perempuan Yahudi Ortodoks. Foto dari tahun 2001 oleh Leora Laor ini mendokumentasikannya, saat berkunjung ke distrik ultra ortodoks Mea Schearim di Yerusalem. Menurut kepercayaan mereka, setelah menikah hanya suami yang boleh melihat rambut mereka. Oleh sebab itu harus ditutupi dengan kerudung atau wig.
Foto: Leora Laor
Di Tempat Terbuka
Federica Valabrega membuat foto Perempuan Yahudi di Coney Island, New York tahun 2011. Walaupun mengenakan penutup rambut, rambut mereka tetap bisa terlihat sedikit. Ritual keagamaan ada banyak di dunia, dan bagaimana perempuan menginterpretasikannya secara kreatif juga berbeda-beda.
Foto: Federica Valabrega
Tertutup Walau di Pantai
Bermain air di pantai walaupun tetap setia kepada kepercayaan? Bagi banyak perempuan Muslim, burkini sudah memungkinkannya, karena hanya menunjukkan sedikit kepada serta tubuh. Tapi di Barat, busana ini dinilai provokasi oleh sebagian orang. Penulis: Nadine Wojcik (ml/ap)
Foto: Jüdisches Museum Berlin/Yves Sucksdorff
8 foto1 | 8
Sengaja mem-'posting' untuk mengetes
Sebenarnya, foto tersebut diposkan oleh seorang jurnalis bernama Johan Slåttavik "sebagai lelucon". Kepada media online Nettavisen, Slåttavik menyebutkan bahwa ia bangga mendapat sebutan sebagai "troll web terburuk Norwegia (troll adalah monster legendaris di Skandinavia)", ketika ditanya terkait reaksi grup anti-imigran tersebut mengenai "Apa yang dipikirkannya ketika membuat hal ini?"
Slåttavik mengungkapkan kepada Nettavisen dan TV2 Norwegia bahwa ia ingin menyoroti "perbedaan antara kritik yang masuk akal terhadap imigrasi dan kritik yang murni rasis " dan "menarik untuk melihat bagaimana persepsi orang tentang suatu gambar dipengaruhi oleh bagaimana orang lain disekitar mereka bereaksi. Pada akhirnya saya tertawa terbahak-bahak."
Foto Terlarang Seronoknya Perempuan Iran
Mengoperasi hidung, mewarnai rambut, banyak perempuan Iran meniru gaya barat. Namun mereka menutupi kecantikannya di bawah chador. Dalam seri fotonya "Among Women" Samaneh Khosravi menunjukkan rahasia perempuan Iran.
Foto: Samaneh Khosravi
Meniru artis barat
Kerudung dikenakan menutupi rambutnya yang dipirang, sementara chador dikenakan menyelimuti pakain gaya barat. Perempuan Iran ini bersiap keluar rumah. Kecantikan di Iran menyelaraskan tradisi dan modernitas. Ini terpapar dalam jepretan fotografer Samaneh Khosravi. Banyak perempuan Iran meniru tampilan aktris Hollywood yang mereka amati via internet atau televisi satelit.
Foto: Samaneh Khosravi
Melonggarkan aturan
Sejak Revolusi Islam pada tahun 1979, perempuan di Iran harus menutupi rambut dan tubuhnya di muka publik. Perempuan muda melonggarkan aturan itu, misalnya memakai jilbab, namun sebagian rambut dapat terlihat. Tampak dalam foto, kelompok perempuan muda yang sedang berjalan bersama di Tochal, sebuah gunung di utara Teheran.
Foto: Samaneh Khosravi
Wajah boleh terlihat
Kaum agamis di Iran menafsirkan aturan ketat tata cara berpakaian, dimana perempuan harus berhijab. Menutup wajah tak diwajibkan. Dahulu, dari tahun 1936 sampai 1941, raja Reza Shah Pahlevi melarang perempuan mengenakan jilbab di depan umum.
Foto: Samaneh Khosravi
Jaket Marilyn Monroe
Banyak orang Iran berbelanja lewat internet - ketika mencari model-model unik seperti jaket Marilyn Monroe ini. Khosravi mengatakan: "Desainer muda mempublikasikan pakaian mereka dengan mudah di Facebook atau Instagram dan menjualnya dari rumah."
Foto: Samaneh Khosravi
Operasi hidung laku di Iran
Perempuan Iran banyak mengeluarkan uang untuk penampilan mereka. Operasi plastik booming. Setiap tahun, dilakukan 60.000-70.000 operasi hidung di Iran - lebih tinggi jumlahnya dibanding negara-negara lain di dunia. Fotografer Samaneh Khosravi menemani pemudi Iran yang hidungnya dioperasi, katanya: "Dia sangat senang dengan hasilnya."
Foto: Samaneh Khosravi
Tiap tahun angkanya naik
Dari statistik ditemukan, angka operasi hidung di Iran setiap tahun meningkat. Tampak seorang gadis muda masih dengan perban di hidung berjalan-jalan di Taman Kota Mashhad, melihat-lihat kerajinan tangan,
Foto: Samaneh Khosravi
Menggabungkan tradisi dengan modernitas
"Kecantikan model Barat memainkan peran yang sama pentingnya dengan tradisi," ujar Khosravi. Fashion di Iran dipengaruhi oleh gabungan tradisi dan modernitas ini.
Foto: Samaneh Khosravi
Perawatan kecantikan di rumah
Bahkan layanan kecantikan bisa dilakukan di rumah. Dalam foto tampak seorang penata rambut mencabuti rambut-rambut halus pelanggannya dan mewarnai rambut mereka. "Semakin banyak perempuan yang ingin mengecat rambut menjadi pirang," kata fotografer Khosravi.
Foto: Samaneh Khosravi
Hobi menikur-pedikur
Samaneh Khosravi juga mengunjungi salon kecantikan besar di Iran. Di sana, perempuan bisa lebih bebas, karena laki-laki tidak diperbolehkan masuk ke salon ini. Banyak perempuan Iran menganggap perawatan kecantikan kuku sebagai hal penting, kata fotografer itu.
Foto: Samaneh Khosravi
Tak selalu hitam
Khosravi menampilkan gambar yang menepis anggapan klise tentang busana perempuan Iran. "Banyak perempuan dengan taat menutup diri, tapi tetap mengenakan warna-warna cerah. Beberapa kalangan berpikir bahwa mereka selalu berjalan dengan hijab hitam.
Foto: Samaneh Khosravi
Jaga kesehatan lewat olahraga
Gadis-gadis muda Iran tampak berolahraga di sebuah lapangan olahraga di Teheran. Kecantikan juga diselaraskan dengan kebugaran.
Foto: Samaneh Khosravi
Merayakan kultus kecantikan
Terutama di kota-kota besar, kultus kecantikan dirayakan. "Generasi muda telah berhasil menemukan keselasaran ideal antara modernitas dan tradisi," kata Khosravi. Meskipun demikian, mereka tetap menghormati batasan-batasan sosial.
Foto: Samaneh Khosravi
12 foto1 | 12
Jadi viral
Namun postingan ini baru menjadi viral di Norwegia setelah Sindre Beyer, seorang mantan anggota parlemen Partai Buruh yang telah mengikuti kelompok " Fedrelandet viktigst" selama beberapa waktu, mem-'posting' sebanyak 23 halaman cuplikan komentar penuh kemarahan dari anggota tersebut.
"Apa yang terjadi ketika sebuah foto dari beberapa kursi bus kosong "diposting" di sebuah kelompok Facebook yang "menjijikan", dan hampir semua mengira mereka melihat sekelompok perempuan berburqa?" tanyanya dalam sebuah "postingan" yang telah disebar lebih dari 1800 kali.
ts/ap(guardian/nettavisen)
Pria-pria Berhijab
Pria-pria di Iran tunjukkan rasa solidaritasnya kepada kaum perempuan, dengan cara mengenakan hijab. Sejak Revolusi Islam tahun 1979, perempuan di Iran wajib berhijab.
Foto: facebook/my stealthy freedom
#MenInHijab
Tagar #Mrdan_Bahjab" dan #MenInHijab di jejaring sosial telah menjadi salah satu tagar atau hashtag paling populer di pertengahan tahun 2016.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Laki-laki Iran mengenakan hijab
Kini foto-foto pria berjilbab membanjiri media sosial, sebagai wujud solidaritas terhadap ibu, istri maupun saudara perempuan mereka yang diharuskan mengenakan hijab di Iran.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mendadak heboh
Kampanye protes pemaksaan jilbab ini menjadi heboh, tatkala mulai dipampang di laman medsos Facebook : #MyStealthyFreedom, yang diinisiasi mereka yang memang berada di garda depan dalam pembelaan hak-hak perempuan. Follower akun : My Stealthy Freedom kini sudah melebihi satu juta orang.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Aturan masa lalu
Seorang pemuda yang mengirimkan foto tantangan pria berhijab ini prihatin ketika ibu, saudara perempuan dan kawan-kawan perempuannya dipaksa mengenakan sesuatu,.Menurut dia pemaksaan berbusana adalah bentuk hukum dari abad lalu.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Sudah dua tahun berkampanye
Inisiator gerakan ini adalah Masih Alinejad. Ia sejak dua tahun lalu meluncurkan kampanye memprotes pemaksaan berjilbab terhadap perempuan. Kampanyenya kini makin menarik perhatian internasional soal isu jilbab. Masih Alinejad yang berlatarbelakang aktivis dan jurnalis sendiri terkejut ketika kampanyenya menjadi arus besar yang ramai diperbincangkan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Bukan cuma masalah perempuan
Menurut Masih Alinejad, jilbab bukan hanya masalah yang dihadapi kaum perempuan. Ini masalah seluruh masyarakat. Gambar-gambar dan pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye menegaskan hal tersebut. Kini kaum laki-laki Iran mengemukakan protes mereka secara terang-terangan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Isu sensitif
Setiap kali persoalan hijab disentil di Iran, berbagai kalangan segera bereaksi berang. Mereka beralasan, amat penting bagi kaum hawa menjaga martabat dengan cara menutupi tubuhnya dengan hijab.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Awalnya menertawakan
Seorang anak muda berkontribusi dalam kampanye yang sedang ‘ngetren’ ini, dengan melampirkan foto bersama ayah dan saudara lelakinya: “Kami menerima tantangan in. Waktu melihat berita ini di TV dimana pria-pria memutuskan memakai hijab, awalnya kami tertawa-tawa, lalu semenit kemudian kami menyadari, bahwa pemaksaan bukan hal yang baik, jadi kami ikut berkampanye.”
Foto: facebook/my stealthy freedom
Melawan pemaksaan terhadap perempuan
Berusaha melawan paksaaan, dengan tidak bercadar. Berdasar laporan Amnesty International tahun 2015, 2,9 juta perempuan Iran mendapat peringatan polisi karena dianggap tak mematuhi aturan berbusana. Lebih dari 200 ribu orang di antaranya menandatangani perjanjian bahwa tak akan melakukannya lagi.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Tak mau menindas perempuan
Foto-foto dan pesan-pesan yang dikirimkan orang-orang ke media-media lokal di Iran banyak yang menyertakan pesan, bahwa kami tidak mau menindas perempuan dengan pemaksaan.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mengharap dukungan masyarakat
Seorang prai mengemukakan harapannya agar media setempat pun mendukung gerakan anti pemaksaan ini. Menurut dia harapan itu wajar karena media luar Iran, seperti London Times atau the Independent menulis rinci persoalan ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Sepupu pria mereka bersemangat
Sepupu pria kami gegap gempita menyambut seruan bergabung dengan kami dalam foto. Dengan harapan bahwa semua orang di Iran lebih menghormati kaum perempuan dan hak –hak mereka atas diri mereka sendiri, ujar kedua perempuan dalam foto.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Bergaung ke seluruh dunia
Gaung kampanye ini mengglobal. Selain media Inggris juga media Perancis, media Jerman, televisi Belgia dan Belanda serta media di Italia memberitakan fenomena pria berjilbab ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mencerahkan pandangan orang
Pria ini bersama putranya berpose dengan mengenakan syal sebagai hijab dalam sebuah foto keluarga. Dengan turut serta mendukung kampanye ini, ia ingin agar pemikiran orang-orang tercerahkan, bahwa perempuan punya hak atas tubuhnya sendiri.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Mengalami yang dirasakan saudara perempuan
Setiap hari, saudari saya harus mengenakan chador atau syal penutup kepala. Saya ingin ikut merasakan apa yang ia alami dengan pemaksaan busana itu. Kesedihannya, perasaannya... uajr seorang pria yang juga ambil bagian dalam kampanye ini.
Foto: facebook/my stealthy freedom
Istri, ibu, dan adik saya menderita jika dipaksa
Ayah dan putra perempuan ini juga menjawab tantangan berhijab dengan untaian kata: "Beberapa orang berkomentar di Facebook bahwa tidak sepantasnya memperlihatkan istri saya tanpa chador. Saya harus mengatakan itu adalah suatu kefasikan, yang disebut cemburu. Ini berarti bahwa Anda dengki terhadap mereka yang menghormati hak-hak perempuan. Sementara istri, ibu, dan adik saya menderita. "