Dari gaji ke fasilitas. Negosiasi atau tawar-menawar adalah hal yang normal sebelum seseorang setuju untuk menerima pekerjaan. Bagaimana tips suksesnya?
Iklan
Negosiasi adalah saat akan menerima atau ditawarkan posisi baru di sebuah perusahaan adalah hal yang normal untuk mendapatkan kesepakatan. Baik negosiasi soal jumlah gaji bulanan atau beragam fasilitas lain yang didapatkan dari calon perusahaan.
Gen-Z dan first jobber atau orang yang baru kali pertama bekerja, sejak beberapa tahun lalu juga mengaku sudah melakukan negosiasi gaji dengan calon pemberi kerja.
Savara Kautsar, salah satu karyawati swasta di Jakarta dan termasuk dalam gen-Z yang sudah melakukan negosiasi dengan HRD saat wawancara kerja. "Pasti nego sih terutama soal gaji," katanya kepada DW Indonesia.
"Saat ini sudah lima tahun kerja, jadi karena sudah ada pengalaman makanya saya rasa saya punya hak untuk bisa nego dengan HRD. Tapi biasanya sih saya nego gaji saja."
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Sementara Eqqi Syahputra mengaku tak terlalu keukeuh soal ini. Pria yang sudah 3 tahun bekerja ini mengungkapkan, kalau dia tetap bernegosiasi dengan HRD saat wawancara kerja.
"Dari awal fresh graduate, saya udah nego gaji. Karena saya berpikir, dan saya serta teman-teman sudah membuktikan sih dari pengalaman sendiri kalau sekarang ini banyak perusahaan yang memang enggak mau memberikan benefit lebih buat kami para gen Z, jadi ya harus dong nego gaji dan fasilitas," katanya kepada DW Indonesia.
Ayo, biasakan negosiasi
Wulan Ranny, praktisi dan konsultan human resources mengungkapkan bahwa negosiasi perkara gaji dan fasilitas yang akan didapatkan di kantor antara calon karyawan dengan HRD adalah hal yang wajar.
"Wajar banget, karena kita mengukur dari sisi diri sendiri," katanya kepada DW Indonesia. "Jadi itu boleh banget, malah bagus kalau ternyata kita sudah tahu kita ini sebagai kandidat, sebagai talent itu posisi kita bagaimana, kira-kira nilai kita berapa, itu bagus."
Kiat Sukses Dalam Wawancara Kerja
Banyak orang gagal mendapat pekerjaan, jika tiba pada tahapan interview. Padahal banyak pertanyaan umum, yang biasa ditanyakan pada saat wawancara kerja. Beberapa contoh dari situs monster.com ini mungkin bermanfaat.
Foto: Fotolia/Monkey Business
13. Bagaimana Menjadi yang Terbaik di Bidang Anda?
Pertanyaannya datang dalam setiap bidang, misalnya apa yang membuat seorang penulis menjadi penulis yang baik? Apa yang membuat seseorang menjadi manajer yang baik dan sebagainya, tergantung posisi yang Anda incar. Beritahu mereka tentang elemen kunci dalam posisi Anda dan gambarkan beberapa kasus kegagalan karena mengabaikan elemen kunci yang Anda sebutkan. Yakinkan mereka Anda yang terbaik.
Foto: Fotolia/Africa Studio
12. Apa Kelebihan Anda?
Ini waktunya untuk jualan hal menonjol tentang Anda. Ini saatnya memberitahu mereka seberapa baik Anda bekerja, bahasa yang Anda kuasai, seberapa baiknya Anda menghadapi tenggat waktu dan memberitahu mereka kemampuan sosial yang positif yang Anda miliki.
Foto: Fotolia/momius
11. Bagaimana Anda Menghadapi Tekanan?
Apa yang akan Anda lakukan, ketika Anda kehabisan waktu ketika harus melakukan satu pekerjaan? Jawaban yang baik adalah memberitahu mereka bahwa Anda selalu mengalihkan stres Anda menjadi hal yang produktif dan Anda bekerja lebih baik di bawah tekanan.
Foto: Fotolia/lichtmeister
10. Keputusan Tersulit Apa yang Pernah Anda Buat?
Pertanyaan ini ingin menilai penanganan stres Anda. Beri jawaban positif dan harus didasarkan pada pengalaman sebelumnya. Anda harus memberitahu mereka bahwa bahkan dalam situasi yang paling sulit sekalipun, Anda tidak akan mundur dan dapat mengambil keputusan yang bijaksana.
Foto: Fotolia/Halfpoint
9. Berapa Gaji yang Diinginkan?
Persiapkan jawaban dengan meriset rata-rata gaji untuk bidang dan posisi yang Anda inginkan. Jika tak siap, salah satu jawaban yang mungkin adalah, dengan mengajukan pertanyaan balik: “Dalam kisaran berapa biasanya Anda menggaji seseorang dengan latar belakang seperti yang saya miliki?”
Foto: Getty Images
8. Apa Tiga Hal Positif Tentang Anda Menurut Mantan Atasan?
Inilah saat yang tepat untuk menonjolkan diri Anda sendiri, lewat mulut orang lain. Contoh jawaban yang bisa Anda sodorkan: “Mantan atasan saya mengatakan sayalah pekerja terbaik yang pernah bekerja padanya. Dia sangat bergantung pada saya, dan dia menyukai gaya bercanda saya.“
Foto: Fotlia/Peter Atkins
7. Apa Kelebihan Anda Dibanding Kandidat Lain?
Apa yang membuat Anda unik? Ini penilaian atas pengalaman, keterampilan dan sifat-sifat Anda. Ini contoh jawaban singkat, jika pekerjaan Anda berhubungan dengan kemampuan teknis sekaligus pelanggan: "Saya memiliki kombinasi unik, keahlian teknis dan membangun hubungan dengan klien, yang memungkinkan saya memanfaatkan pengetahuan yang saya miliki sambil mengurai informasi sebaik mungkin."
Foto: contrastwerkstatt - Fotolia.com
6. Kapan Anda Merasa Paling Puas dalam Melakukan Pekerjaan?
Pewawancara ingin tahu apa yang memotivasi Anda. Beri alasan terbaik. Misal: "Saya merasa sangat puas dalam pekerjaan terakhir saya, karena saya bekerja secara langsung dengan pelanggan dan menangani masalah mereka, yang merupakan bagian penting dari pekerjaan saya." Anda berbagi kesuksesan Anda dengan tim kerja.
Foto: Fotolia
5. Mengapa Anda Meninggalkan Pekerjaan Sebelumnya?
Tak semua pekerjaan sebelumnya berakhir mulus. Jika Anda menganggur, cantumkan alasan dalam konteks positif: "Saya berhasil bertahan dalam dua putaran perampingan perusahaan, tetapi putaran ketiga adalah pengurangan paling besar-besaran dalam angkatan kerja, sehingga tak terelakkan, saya termasuk di dalamnya."
Foto: Fotolia/ArtFamily
4. Apa Tujuan Hidup Anda?
Bicara tentang jangka pendek dan tujuan menengah, lalu baru masa depan. Misalnya, "Tujuan saya adalah untuk segera mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan perusahaan. Tujuan jangka panjang saya akan tergantung pada bagaimana perusahaan itu bergerak. Saya berharap akhirnya menempati posisi dengan tanggung jawab."
Foto: Fotolia/olly
3 Mengapa Anda Ingin Bekerja di Perusahaan Ini?
Pewawancara ingin mendengarkan jawaban yang menunjukkan Anda punya perspektif jitu ketimbang sekedar melamar karena ada lowongan. Misalnya, "Saya telah memilih perusahaan kunci yang misinya sejalan dengan nilai-nilai saya, di mana saya tahu saya bisa bersemangat dengan misi dan visi perusahaan ini. Perusahaan Anda berada pada posisi tertinggi dalam daftar pilihan yang diinginkan."
Foto: Fotolia/pressmaster
2. Mengapa Kami Harus Mempekerjakan Anda?
Ringkas pengalaman Anda. Misal: "Dengan pengalaman lima tahun bekerja di industri keuangan, saya terbukti menghemat uang perusahaan. Saya yakin saya akan memperkuat tim Anda."
Foto: Fotolia/olly
1. Apa Kelemahan Anda?
Ini adalah pertanyaan jebakan yang paling ditakuti. Menjawabnya, harus dengan meminimalkan kelemahan dan menekankan kekuatan Anda. Cari jawaban aman, misalnya: “Dalam perusahan, lobi menjadi hal penting. Biasanya lobi berlangsung di lapangan golf. Sayangnya saya tak terlalu pandai bermain golf.”
Foto: picture-alliance/dpa/Daniel Bockwoldt
13 foto1 | 13
Hanya saja, perempuan yang akrab disapa Ranny ini mengatakan bahwa calon kandidat harus tahu batas dan bisa menilai dirinya dengan baik. Penilaian diri ini, kata dia, bisa dilihat melalui beberapa hal yaitu lama pengalaman, kesesuaian pendidikan dengan posisi pekerjaan, kelebihan dan kelemahan diri.
Berani bertanya dan menawar
"Kita kenali diri 100 persen, kemudian bandingkan gaji dan skill kita dengan yang ada di perusahaan lain. Jadi, harus benaran bisa tahu worth-nya kita berapa dan bukan yang based on menurut diri sendiri, tapi harus tahu di market itu seperti apa kondisi dan posisi kita di luar perusahaan."
Ranny juga menyebut bahwa melalui negosiasi saat wawancara kerja kandidat juga bisa mengetahui kondisi perusahaan.
"Menurut saya, perusahaanya sendiri juga sebisa mungkin harus cukup jelas menunjukkan di level mana mereka sanggup memberikan gaji kepada kandidat."
"Dan kandidatnya, terlepas dari Gen Z, milenial atau lainnya, harus punya keberanian untuk bertanya, dan kemudian bargaining, kita negosiasi soal gaji atau fasilitas lainnya. Yang harus diingat, semua perusahaan kan punya standar masing-masing.”
Karenanya, untuk bisa sukses dalam negosiasi kerja, Ranny memberikan beberapa tips sukses.
Iklan
Pahami tugas dan tanggung jawab
Dalam hal ini, kandidat harus benar-benar memahami tugas dan tanggung jawab di posisi yang akan diembannya. Kandidat harus benar-benar bisa menyakinkan pewawancara bahwa mereka bisa melakukan tugas dengan baik, bahkan di atas syarat yang ditetapkan.
"Bisa disampaikan dengan kalimat: ‘Dengan kemampuan dan pengalaman yang saya punya, saya yakin bisa melakukan tugas dengan Key performance indicator (KPI) terbaik.' Ini menunjukkan dia percaya diri tapi tidak terkesan sombong."
"Jadi harus mampu untuk menunjukkan bahwa dia pasti bisa untuk men-deliver pekerjaan ini, dan ingin bernegosiasi terkait gaji dan lainnya."
Rasional, salah satu kunci sukses
"Namanya negosiasi jangan terus kemudian datang dengan range yang kalau kata anak sekarang di luar nurul. Harus mampu, intinya harus injak bumi juga deh kalau mau negosiasi."
5 Trik Lamaran Yang Sukses
Anda sudah pernah mengalami sulitnya mencari pekerjaan? Lamaran Anda ditolak sebelum mendapat kesempatan wawancara? Berikut lima trik meningkatkan kemungkinan agar lamaran Anda mendapat perhatian.
Foto: Fotolia/Fly_dragonfly
Kualitas Bukan Kuantitas
Harus selektif, jika tidak mau kecewa. Orang tidak mungkin punya kualifikasi untuk 100 pekerjaan, kata konsultan karir Mary Slayter. Fokuskan diri pada lowongan yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikan. Jika memang kurang, mungkin saatnya untuk ditambah, misalnya lewat pelatihan atau kerja sosial. Demikian Slayter. Diangkat dari Career Coach BBC.
Foto: Fotolia/Kurhan
Siapkan CV dengan Baik
CV yang hanya berisi kata kunci dan keterangan singkat bukan CV yang baik. Menurut analis karir Matt Sigelman, piranti lunak applicant tracking system (ATS) sudah tambah canggih. Jadi pelamar kerja harus menyesuaikan diri. Oleh sebab itu, CV tidak boleh hanya berupa daftar fakta, melainkan lebih bersifat menceritakan apa yang sudah dikerjakan.
Foto: Fotolia/Halfpoint
Buat Persiapan
Jika melamar pekerjaan, orang harus berusaha menyesuaikan CV agar sesuai dengan profil yang dicari dalam lowongan. “Itu tampak seperti kemalasan bahkan tidak sopan terhadap orang yang memeriksa lamaran,” kata Mary Goldsmith, pelatih karir di Melbourne. Cek profil perusahaan dan cari petunjuk agar dapat mengembangkan lamaran sehingga sesuai dengan sasaran. Demikian Goldsmith.
Foto: Fotolia/anandkrish16
Menyebut Nama Penting
Jika Anda sudah pernah bekerja di perusahaan atau institusi terkenal, ambil keuntungan dengan menyebutnya dalam surat lamaran dan CV. Demikian Steven Yeong dari Hof Consulting, Singapore. "Kirim CV ke semua saingan perusahaan tempat Anda bekerja," saran Yeong. Sebagian besar perusahaan punya tendensi mempekerjakan orang yang sudah pernah bekerja pada saingannya. Demikian ditambahkannya.
Foto: Fotolia/olly
Bangun Jaringan
Biar bagaimanapun bagusnya CV, itu tidak bisa menyaingi kontak pribadi yang bisa merekomendasikan Anda kepada manajer yang merekrut. Demikian kata Wendy Enelow, pendiri Resume Writing Academy. “Walaupun banyak hal berubah dalam dunia lowongan kerja, itu tidak berubah,” kata Enelow sambil menambahkan, “Networking adalah cara utama untuk mendapat pekerjaan baru."
Foto: Fotolia/Photo-K
5 foto1 | 5
Tak cuma itu, perempuan yang aktif selama 23 tahun di dunia human resources ini juga menyarankan untuk tak menyebutkan perbandingan spesifik dengan perusahaan tertentu soal gaji.
"Di internet banyak pengajaran yang menyarankan untuk langsung sebut angka sekian di posisi yang sama di perusahaan A. Jangan, itu tidak akan berhasil."
Berpikiran terbuka
Menurut Ranny, setiap perusahaan sudah memiliki standar gaji, fasilitas, dan aturannya masing-masing, yang bisa jadi berbeda antara satu dengan lainnya.
Mengingat bahwa setiap kandidat juga punya standar sendiri, Ranny menyarankan tiap kandidat untuk tetap berpikiran terbuka.
"Kita juga harus mau dengarkan dari organisasinya. Dari situ pasti akan muncul diskusi. Jadi harus berpikiran terbuka kalau kita mau nego ulang. Tetapi kita juga harus menyadari bahwa bisa jadi negosiasinya tidak berhasil."
"Tapi sekali lagi, kalau kemampuan kamu sangat baik dan melebihi dari yang dibutuhkan ke perusahaan, kesempatan untuk bisa negosiasi akan sangat terbuka, ditambah dengan fasilitas-fasilitas lain."
Jadi diri sendiri
Banyak orang yang selama proses wawancara dan negosiasi tidak menjadi dirinya sendiri lantaran sangat ingin mendapatkan pekerjaan tersebut. Banyak calon pekerja yang berpikir bahwa mereka harus mengubah diri untuk posisi tersebut.
"Yang dicari itu adalah orang yang unik dan bisa berkontribusi dengan kelebihannya itu untuk perusahaan."
Bagaimana, apakah pembaca DW siap untuk lebih berani bernegosiasi saat wawancara kerja berikutnya? (ae)