Pemenang salah satu penghargaan inovasi paling bergengsi di Eropa telah diumumkan. Vaksin kanker menjadi salah satu penemuan yang banyak mendapatkan sorotan.
Iklan
Teknologi baterai cair, vaksin terapeutik untuk kanker, hingga tanaman pemakan logam adalah beberapa penemuan yang meraih penghargaan European Inventor Award tahun ini. Ajang, yang penyerahan penghargaannya digelar, Selasa (21/06), adalah salah satu yang paling bergengsi di Eropa.
Profesor MIT dan pakar kimia Donald Sadoway, dengan teknologi baterai logam cair, berhasil menang dalam kategori penemu di luar Uni Eropa. Tidak seperti baterai yang ada, penemuan Sadoway ini dibuat dari logam lokal yang dapat digunakan kembali dan dapat diisi ulang selama bertahun-tahun. Teknologi ini diharapkan bisa memangkas biaya penyimpanan energi matahari dan angin.
Pemenang penghargaan perusahaan kecil, termasuk tim Swiss yang menemukan platform untuk memproduksi vaksin terapeutik untuk mengobati kanker. Jaringan ini disebut KISIMA, yang dalam bahasa Swahili berarti 'baik'.
Berbeda dengan vaksin umum yang biasanya diberikan untuk mencegah penyakit, vaksin terapeutik mengobati orang yang sudah sakit. Anggota tim sebelumnya memiliki perusahaan AMAL Therapeutics, yang diakuisisi oleh Boehringer Ingelheim pada 2019 seharga €425 juta. Tim ini telah memulai uji klinis pada manusia untuk vaksin kanker kolorektal mereka.
Katalin Karikó dari Biontech Group dianugerahi penghargaan Lifetime Achievement. Ahli biokimia ini merupakan salah satu tokoh terpenting dalam pengembangan vaksin mRNA. Bersama dengan Drew Weissman, Karikó mematenkan metode untuk mencegah RNA menginduksi respons imun, yang merupakan hal penting agar vaksin mRNA berfungsi. Teknologi tersebut telah digunakan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna untuk vaksin COVID-19.
European Inventor Award diluncurkan pada tahun 2006 oleh European Patent Office (EPO), yang berkantor pusat di München, Jerman. Penghargaan European Inventor Award diberikan kepada lima kategori, yakni industri, penelitian, penemu di luar UE, penemu di perusahaan kecil, dan penemu muda.
Pemenang dan finalis dari 12 negara dipilih oleh juri independen yang terdiri dari finalis penghargaan sebelumnya. "Finalis kami mewakili beragam sektor industri dan bidang teknologi, menggarisbawahi kedalaman kecerdasan manusia sambil memberikan solusi untuk tantangan yang berdampak pada kita semua," kata Presiden EPO Antonio Campinos. (ha/yf)
Inovasi Penjala Plastik Buatan Jerman Tangkap Sampah di Citarum
Berbekal pipa PVC dan kawat besi, start-up asal Jerman Plastic Fischer ciptakan 'Trash Booms' untuk tangkap sampah plastik yang mengapung di Sungai Citarum. Cara ini dianggap solusi tepat mencegah plastik mencemari laut.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Semua bermula dari...
Karsten Hirsch dan Georg Baunach yang merasa gerah melihat banyaknya sampah plastik terapung di sungai, saat melakukan perjalanan ke Asia. Berangkat dari keprihatinan itu, saat kembali ke Jerman, mereka pun mendirikan start-up Plastic Fischer, atau disebut juga penjala plastik.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Cegah sampah mengalir ke laut
Pipa PVC dan jaring kawat, menjadi dua material utama yang mereka gunakan untuk membuat penghalang sampah yang efisien, yang mereka namai TrashBooms. Dengan menggunakan inovasi sederhana ini, plastik dapat tertahan sebelum hanyut dan mencemari laut. Diperkirakan ada delapan juta metrik ton sampah global masuk ke laut dan 1,29 juta metrik ton di antaranya berasal dari Indonesia.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Bersihkan sungai terkotor
Proyek percontohan pertama yang mereka pilih adalah Sungai Citarum di Bandung, Jawa Barat. Sungai Citarum yang panjangnya 300 km yang juga melintasi kota Bandung, dipilih karena termasuk salah satu sungai paling tercemar. Tahun 2013 lalu, Green Cross Switzerland dan Blacksmith Institute menetapkan Citarum sebagai salah satu sungai terkotor di dunia.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Memasang trash booms
Trash Booms yang satu unit pengapungnya memiliki panjang sekitar 120 cm ini dapat menahan beban jaring kawat hingga kedalaman 60 cm, sehingga cocok untuk daerah sungai yang berbadan lebar namun memiliki kecepatan aliran rendah. Bila sudah terpasang, diperkirakan setiap minggunya, penghalang sampah plastik ini dapat menahan sekitar 400-1000 kg sampah.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Berkolaborasi bersihkan sungai
Saat membersihkan sungai Citarum, Plastic Fischer bekerjasama dengan Kodam Siliwangi dan dibantu sejumlah relawan dari 'Make a Change World', 'Sungai Watch', dan 'River Clean Up'. Bersama-sama mereka membantu program Citarum Harum yang digagas pemerintah pusat untuk membersihkan Sungai Citarum.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Arti sebuah nama
Tak semua perlu turun tangan secara langsung. Para simpatisan bisa juga ikut membantu dengan menjadi donatur. Biaya untuk membuat satu buah Trash Booms mencapai Rp. 700.000. Sebagai bentuk penghargaan, nama-nama donatur dituliskan di pengapung TrashBooms.
Foto: Oswald Nainggolan/DW
Kamu juga bisa buat!
Karena 'Trash Booms' terbuat dari bahan yang dapat ditemukan dengan mudah, maka inovasi ini bisa diterapkan oleh siapa saja. Manual untuk konstruksi juga dapat diunduh secara gratis dari website plasticfisher. Penulis: Prita Kusuma (ts/as)