Korut Akan Kirim Atlet ke Olimpiade Musim Dingin di Korsel
9 Januari 2018
Korea Utara akan mengirimkan atlet dan pejabat tinggi ke Olimpiade Musim Dingin mendatang di Korea Selatan. Tawaran tersebut dilontarkan dalam pertemuan langka di zona demiliterisasi antar kedua negara.
Iklan
Korea Utara menawarkan untuk mengirim atlet dan delegasi tingkat tinggi ke Olimpiade Musim Dingin bulan depan di Pyeongchang, Korea Selatan. Demikian pernyataan pejabat tinggi Korea Selatan Selasa (09/01) setelah delegasi kedua negara mengadakan lagi pembicaraan langsung, untuk pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.
Di samping para pejabat, Pyongyang menawarkan diri untuk mengirim wartawan, tim pesorak atlet, tim seniman untuk pertunjukan dan peraga taekwondo, demikian ditambahkan pejabat Korea Selatan.
Delegasi lima pejabat senior dari masing-masing pihak bertemu di "rumah perdamaian" di Panmunjom Korea Selatan -- desa yang brerada di zona demiliterisasi DMZ di kawasan perbatasan kedua negara -- yang dijaga ketat tentara.
Korea Selatan mengusulkan agar para atlet dari kedua negara berbaris bersama sebagai satu tim pada upacara pembukaan dan penutupan Olimpiade musim dingin di Pyeongchang. Wakil Menteri Unifikasi Korea Selatan Chun Hae-sung mengatakan hal itu kepada reporter. Dia juga mengatakan negaranya mengusulkan untuk melakukan reuni keluarga dan diskusi militer untuk mencegah terjadinya "kemungkinan bentrokan yang tak terduga" .
Keseharian Korea Utara dari Perspektif Seorang Pengguna Instagram
Di era teknologi komunikasi yang makin canggih, Korea Utara menjadi satu-satunya 'dunia gelap' bagi media dan publik. Warga Inggris Perre Depont lewat akun Instagramnya mengunggah foto-foto keseharian yang langka.
Foto: DW/P.Depont
Keseharian dibalik tirai besi
Meskipun sangat tertutup, Korea Utara tetap ingin menarik keuntungan dari pariwisata dan mengijinkan kunjungann wisatawan asing. Tapi perjalanan wisata selalu didampingi pemandu khusus yang mengawasi setiap langkah para turis. Pierre Depont telah mengunjungi negara itu tujuh kali dan berhasil merekam suasana kehidupan sehari-hari.
Foto: DW/P. Depont
Benih-benih kapitalisme?
Depont pertama kali berkunjung ke Korea Utara tahun 2013 - dan sejak saat itu dia mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi di negara otoriter itu. Dua sampai tiga tahun terakhir, dia mengamati "bahwa di Pyongyang orang sudah bisa memamerkan kekayaan." Ada kelas menengah yang sedang berkembang dan banyak proyek pembangunan.
Foto: Pierre Depont
Jalan utama di Pyongyang
Menjalin kontak penduduk lokal tidak mudah, kata Pierre Depont. "Saya melakukan beberapa percakapan acak - selalu didengar oleh salah satu pemandu." Menurut pengalamannya, kebanyakan penduduk lokal tidak suka difoto. "Wanita Korea Utara berpakaian makin modis, tapi Anda hanya bisa melihatnya di kota-kota."
Foto: DW/P. Depont
Kehidupan kota yang mentereng
Sarana transportasi mewah: stasiun bawah tanah di Pyongyang ini dihiasi dinding marmer dan lampu gantung. Bagi Depont, Korea Utara adalah "ruang fotografi yang menakjubkan. "Anda sama sekali tidak menemukan iklan, tidak ada gangguan, rasanya seperti permainan baru." Tapi sementara ibukota makin berkembang, bagian lain dari Korea Utara tetap miskin.
Foto: Pierre Depont
Hidup yang keras
Sampai hari ini, Korea Utara tetap merupakan masyarakat agraris yang sangat militeristik. Tapi wisatawan yang datang tidak bisa melihat banyak kondisi kehidupan penduduk pedesaan. Di sini "setiap bidang tanah dibudidayakan, setiap meter persegi digunakan," tulis Depont.
Foto: Pierre Depont
Kemakmuran semu?
Turis yang tertarik dengan kehidupan di luar kota akan diantar tur berpemandu ke peternakan kooperatif. Ketika mereka mengunjungi satu peternakan di dekat Hamhung, kota terbesar kedua di negara itu, dia masuk ke supermarkt kecil yang menampilkan berbagai barang yang tersusun rapi. Rasanya seperti toko "hanya untuk pertunjukan," tulisnya.
Foto: DW/P.Depont
Sekolah elit jadi obyek wisata
Kunjungan ke sekolah percontohan adalah stasiun penting dalam kebanyakan agenda wisata. Kamp musim panas Songdowon yang telah direnovasi ini tahun 2014 dibuka kembali dan diresmikan langsung oleh pemimpin Korut Kim Jong Un. "Ada sesuatu yang luar biasa," kata Depont. "Anak-anak ini bermain di ruang hiburan menggunakan alat yang sangat canggih dan ada sekitar 20 komputer modern."
Foto: DW/P.Depont
Militerisme di setiap sudut
Militer adalah pusat identitas negara dan struktur masyarakatnya. Sekitar seperempat dari populasi bekerja sebagai personil militer. Korea Utara memiliki salah satu anggaran militer terbesar dunia dibandingkan dengan kekuatan ekonominya. Dari usia yang sangat muda, warga Korea Utara tumbuh dengan citra militer. Model panser miniatur ini ada di taman bermain anak-anak dekat Hamhung.
Foto: Pierre Depont
Ritual pemujaan
Selain militerisme, tingkat pengawasan politik dan tradisi kultus kepribadian sangat tinggi. Patung-patung Kim Jong Un dan pendahulunya ada di mana-mana. Pemujaan sehari-hari pemimpin tertinggi ini meninggalkan kesan kuat pada Pierre Depont. "Anda pikirkan, berapa uang dan usaha mereka mengangkat kisah para pemimpin besar dan patung besar mereka." (Teks: Helena Kaschel, Christine Bayer/hp/yf)
Para pejabat dari kedua negara yang bermusuhan itu membuat pernyataan positif terkait diskusi mengenai Olimpiade Musim Dingin. "Saya rasa kita harus terlibat dalam pembicaraan ini dengan sungguh-sungguh, dengan tulus untuk memberikan hadiah pertama di Tahun Baru - berupa hasil yang berharga bagi Korea," kata Ri Son Gwon, yang merupakan kepala delegasi Korea Utara.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Cho Myoung-gyon yakin, Olimpiade Pyeongchang ini akan menjadi Olimpiade perdamaian karena tamu paling berharga dari Korea Utara akan bergabung dengan banyak orang dari seluruh dunia.
Ri dan Cho berjabat tangan saat mereka memasuki rumah perdamaian dan sekali lagi melakukannya kala melintasi meja tempat pembicaraan berlangsung."Rakyat memiliki keinginan kuat untuk melihat gerakan Utara dan Selatan menuju perdamaian dan rekonsiliasi," kata Cho.
Masyarakat Korea menaruh harap
Pertemuan hari Selasa tersebut diatur setelah pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, baru-baru ini membuat pernyataan mengejutkan, untuk memperbaiki hubungan dengan negara tetangga Korea Selatan.
Ketegangan di semenanjung Korea kembali meningkat, karena Korea Utara menggenjot pengembangan senjata nuklir dan peluru kendali jarak jauh, yang menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kritikus mengatakan bahwa perundingan tersebut merupakan upaya Kim untuk membuat ‘irisan ‘ antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Namun Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut pembicaraan tersebut sebagai "hal yang baik." Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Haley, kemudian mengatakan, meski demikian pemerintah AS tidak mengubah kebijakan AS dalam perundingan dengan Korea Utara. Haley mengatakan bahwa syaratnya, Kim pertama-tama harus menghentikan uji persenjataan untuk " waktu yang signifikan".
ap/as(rtr/dpa)
Takut Ancaman Nuklir Korut, Bisnis Bungker Laris
Bisnis bungker atau ruang perlindungan bawah tanah mendadak laris di Jepang. Penyebabnya, rasa panik akan ancaman serangan nuklir dari Korea Utara.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Akibat ketegangan di Semenanjung Korea
Ketegangan di Semenanjung Korea berpengaruh ke negara tetangga. Ancaman menakutkan dari Korea Utara saat ini berupa kemungkinan serangan nuklir. Oleh sebab itu, Jepang yang menentang keras program nuklir Korut mulai berjaga-jaga. Warga Jepang bahkan ada yang ingin mempunyai bungker sendiri.
Foto: DW/F. Kretschmer
Mengantisipasi serangan sarin
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe di sidang parlemen 13 April 2017 bahwa ada kemungkinan Korea Utara meluncurkan rudal gas beracun sarin ke Jepang, membuat warga Jepang mulai resah dan salah satu akibatnya berpikir untuk punya bungker sendiri.
Foto: Reuters/I. Kato
Memanfaatkan kepanikan
Seorang pengusaha Jepang memanfaatkan kepanikan atas ancaman nuklir dengan menawarkan proyek pembangunan bungker bagi warga. Prototipe bunker anti nuklirnya seperti dalam foto ini. Lihat! Ada ruang tamunya lengkap dengan mebel.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Pesanan berlipat ganda
Direktur perusahaan pembuat, Shelter Co.Ltd Seiichiro Nishimoto mengungkapkan, Pesanan produk tempat perlindungan khusus atau bungkernya kini berlipat sepuluh kali lebih banyak daripada sebelumnya, akibat mendengar rumor soal serangan nuklir dari Korut. Prototype bungker ini dibuatnya di rumahnya sendiri di Osaka.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Isi bunker
Yang penting disimpan di bungker tentunya kebutuhan dasar sehari-hari. Misalnya makanan dan minuman darurat. Lakban juga penting sebagai perekat celah agar jika terjadi kebocoran dimana radioaktif menyusup ke rauangan, celah bocor itu bisa disegera ditutup.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Peralatan juga penting
Berbagai peralatan darurat juga disimpan di bungker. Seperti misalnya masker gas dan pengukur kadar radiaktif.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Pintu besi kokoh
Pintu besi menuju bungker terbuat dari besi tebal yang mampu menahan efek ledakan nuklir. Meski bersifat darurat, perusahaan pembuat bungker berusaha agar penggunanya merasa nyaman di sini.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Dinding jadi pemadangan
Karena kemungkinan orang harus menghuni bungker sekian lama dan mungkin kangen dengan pemandangan di luar rumah, dinding bungker bisa disesuaikan dengan keinginan pengguna. Misalnya panorama pantai.
Foto: REUTERS/K. Kyung-Hoon
Harus tahu juga cara pakainya
Seiichiro Nishimoto mempraktikkan cara menggunakan alat penyaring udara, bilamana pembangkit listrik terganggu. (Ed: Purwaningsih/Nugraha)