New York hadapi masalah ratusan rumah kosong yang ibarat rumah hantu. Seniman gagas karya seni berupa instalasi rangkaian lampu LED dalam ritme nafas manusia. Hasilnya, rumah-rumah yang seolah bernafas lewat cahaya.
ilustrasiFoto: AP
Iklan
Inilah Rumah Bernafas di New York
00:45
This browser does not support the video element.
Jika Surya terbenam, ratusan rumah kosong dan terbengkalai di seputar kota metropolitan New York mulai menggeliat bangun dan "bernafas". Rumah-rumah tak berpenghuni ini dipasangi instalasi seni lampu LED yang diprogram agar mati dan nyala dalam ritme tarikan dan hembusan nafas manusia.
Idenya digagas seniman instalasi Adam Frelin bersama arsitek Barbara Nelson. Proyek yang diberi nama Breathing Lights itu memenangi hadiah bantuan seni publik senilai 1 juta US Dollar. Frelin menyebutkan: "Warga bereaksi beragam. Ada yang meyakini rumah akan segera meledak, atau ada kekuatan gaib di sana. Ada juga yang menyebut rumah itu ada hantunya."
Festival Cahaya Diwali
Warga India di seluruh dunia merayakan Diwali, festival cahaya. Pasar-pasar kembali dipenuhi emas dan penggemar manisan. Inilah masa, di mana berbelanja artinya membawa pulang keberuntungan.
Foto: Reuters/Ahmad Masood
Diwali Yang Hijau
Inilah masanya memasang petasan dan membuat keributan lain di India. Tapi kali ini, lewat media sosial banyak orang mengimbau agar Diwali bisa lebih "hijau." Artinya tidak memasang terlalu banyak petasan.
Foto: Julia Smielecki
Membeli Emas
Membelu emas sehari sebelum Diwali dianggap membawa keberuntungan. Beberapa hari belakangan ini, harga emas menurun, sehingga keuntungan dari penjualan tahun ini berkurang.
Foto: AFP/Getty Images/Narinder Nanu
Merayakan Bersama
Ini adalah festival yang dirayakan bersama keluarga dan teman. Orang biasanya saling bertukar manisan dan hadiah. Coklat dan biskuit sedang naik daun kali ini.
Foto: UNI
Paduan Warna-Warna
Membuat gambar-gambar menarik di lantai dengan berbagai warna adalah bagian penting dalam festival. Biasanya gambar-gambar ini dibuat dekat pintu utama rumah. Rumah-rumah juga dihiasi berbagai warna.
Foto: Reuters
Seniman Berkarya
Dulu lampu-lampu yang terbuat dari tanah ini digunakan untuk menerangi rumah selama Diwali. Dengan teknologi modern dan berubahnya kebiasaan orang, lampu "made in China" yang murah sekarang sudah menggantikan fungsi lampu tradisional ini. Perubahan ini jadi masalah bagi seniman yang hidupnya tergantung pada kerajinan membuat lampu.
Foto: Reuters
Hadiah Penting
Sudah jadi kepercayaan, bahwa pada Diwali orang tidak boleh saling mengunjungi tanpa membawa hadiah. Beberapa perusahaan bahkan menawarkan hadiah menarik bagi para karyawannya, sementara ada juga yang memberi hadiah berupa uang selama festival.
Foto: Reuters
Tato dari Henna
Pada saat istimewa ini, kaum perempuan senang menghias tangan mereka dengan lukisan dari Henna. Orang bisa menemukan banyak seniman Henna di pasar.
Foto: Reuters
Menyoal Dampak Lingkungan
Setiap tahun, sehari setelah Diwali koran-koran dipenuhi laporan tentang rekor polusi udara serta keributan. Tahun ini, pemerintah India dan banyak organisasi sosial mendorong penggalakan rasa tanggungjawab bagi lingkungan.
Foto: UNI
Belanja di Internet
Berbelanja hadiah dan dekorasi secara "online" adalah tren terbaru. Berbagai situs juga meningkatkan penawaran untuk menarik perhatian pembeli pada masa ini.
Foto: flipkart.com
Waktu untuk Merenung
Di Mirzapur, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, anak perempuan Muslim bersembayang, meminta perdamaian. Diwali adalah festival Hindu. Tetapi orang dari berbagai agama datang dan berkumpul di India untuk ikut merayakan festivalbut people from other religions also come together to celebrate it in India.
Foto: UNI
10 foto1 | 10
Pemicu proyek instalasi seni itu adalah banyaknya rumah-rumah kosong yang nyaris amburuk di seputar New York. Untuk menarik perhatian publik dan pemerintah terhadap masalah itu adalah menciptakan instalasi cahaya yang dipasang di lebih 150 kosong di kota metropilitan itu.
"Warga hanya melihat itu rumah yang ditinggalkan pemiliknya. Padahal fenomena ini adalah indikator dari komunitas yang ditinggalkan, keluarga yang terpecah dan realita masyarakat yang sedang ambruk", ujar Jerry Ford seorang relawan yang membantu proyek "Rumah Bernafas" ini.
Warga sekitar, rumah-rumah yang dipasangi seni instalasi lampu LED menyambut gembira proyek tersebut. Pasalnya, kawasan yang tadinya gelap, menyeramkan dan tidak ramah menjadi terang dan menarik perhatian wisatawan.
Tapi ada juga yang mengritik proyek seni Breathing Lights ini. Mereka beralasan, uangnya sebetulnya bisa digunakan merenovasi rumah-rumah kosong untuk menampung tunawisma. Jawaban Frelin cukup tegas, dengan uang satu juta USD kita hanya bisa merenovasi maksimal 4 rumah, dan tidak memecahkan masalah mendasar rumah kosong. "Dengan seni cahaya, kami justru menarik perhatian pengelola kota, untuk menemukan solusi permanen atas masalah ini", papar seniman instalasi itu.
Festival Cahaya di Berlin
Berlin tenggelam dalam lautan warna. Selama sepuluh hari ibukota Jerman itu menjadi tuan rumah festival cahaya.
Foto: Reuters/Hannibal
Panggung Kota
"Festival of Lights" di Berlin adalah pertunjukan instalasi seni cahaya paling tersohor di dunia. Jalanan, lapangan, lokasi dan tempat bersejarah berubah paras berkat warna-warni cahaya.
Foto: Reuters/Hannibal
Ramai Pelancong
Untuk kesepuluh kalinya ibukota Jerman menjelma menjadi kota seni cahaya. Seniman dari berbagai negara ikut merancang instalasi di sudut-sudut kota. Sebab itu pula acara ini selalu dibanjiri wisatawan. Tahun lalu saja festival cahaya di Berlin disambangi oleh sekitar dua juta pengunjung. Sekitar 600.000 kamar tambahan harus disediakan untuk mengakomodasi jumlah pelancong.
Foto: picture alliance/dpa/L.Schulze
Cahaya Baru Gedung Bersejarah
Festival Cahaya tidak cuma memukau pengunjung. Lusinan bangunan besejarah tampil dengan wajah yang sama sekali berbeda. Gedung Universitas Humboldt yang sejak lebih dari 200 tahun berdiri di jalan Unter den Linden ini misalnya tidak pernah tampil secerah ini.
Foto: picture alliance/dpa/P.Zinken
Tembok Berganti Cahaya
25 tahun setelah reunifikasi Jerman, tembok yang dulu membelah kota Berlin itu kini tampil dalam cahaya merah jambu berkilauan. Tembok buatan ini berdiri di depan stasiun kereta utama. Berbeda dengan tembok asli yang sudah diruntuhkan itu, pengunjung bisa berjalan menembus tembok ini dengan mudah.
Foto: picture alliance/dpa/S.Pilick
Sejarah dalam Warna Pastel
Sebuah proyeksi film pada bagian depan gedung Orchestra Berlin di Gendarmenmarkt mengilustrasikan 200 tahun sejarah gedung ini. Bangunan bergaya neoklasik ini adalah karya arsitek Karl Friedrich Schinkel dan dibuka pertama kali tahun 1821. Setelah hancur di Perang Dunia II, gedung Orchestra ini direnovasi dan kembali dibuka buat publik tahun 1984.
Foto: picture-alliance/dpa/Bernd von Jutrczenka
Hidangan Buat Penikmat Seni
"Die Wächter der Zeit" atau penjaga waktu adalah nama instalasi hidup ini. Idenya sederhana, sebuah patung mistis berkelana di ibukota dan setiap malam muncul di tempat yang berbeda-beda. Di sini ia berdiri di hadapan Katedral Berlin dalam warna-warninya.
Foto: picture alliance/dpa/P.Zinken
Bayangan Gelap
Festival cahaya di Berlin uniknya juga menjadikan kegelapan sebagai instalasi. Di Postdamer Platz, mahluk-mahluk yang berasal dari film menakut-nakuti pengunjung. Kehadiran mereka menciptakan suasana angker.
Foto: picture alliance/dpa/L. Schulze
Banjir Perempuan
Menurut statistik, dua pertiga pengunjung Festival Cahaya adalah perempuan. Kebanyakan usia pengunjung berkisar antara 30 sampai 49 tahun. Sebaliknya di kalangan remaja, festival ini tidak begitu digemari.
Foto: picture alliance/dpa/L.Schulze
Publikasi Global
Percaya atau tidak, keuntungan terbesar buat Berlin bukanlah pemasukan, melainkan publikasi. Tahun lalu panitia mencatat, nama Berlin mendengung sebanyak 1,8 juta kali di media dan jejaring sosial dalam kaitannya dengan festival cahaya.
Foto: picture alliance/dpa/P.Zinken
Festival untuk Semua
Entah itu di atas kapal pesiar atau becak, berjalan kaki atau berkendara di dalam limosin mewah, festival cahaya bisa dinikmati oleh semua orang. Cuma saja pengunjung harus tahan kantuk, karena festival ini baru bisa dinikmati malam hari.