Apa saja pandangan Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Hamburg, Jerman?
Iklan
Dalam pertemuan KTT G20 di Hamburg, Jerman, Presiden Joko Widodo menyampaikan beberapa pandangannya terkait dengan isu global.
Dalam pembicaraan mengenai penanganan terorisme, Jokowi menjelaskan ancaman yang terjadi atas sehubungan dengan pendudukan kelompok-kelompok garis keras di Marawi, Filiipina.
Bersama menangkal terorisme
Disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Presiden menyampaikan pentingnya negara-negara G20 untuk bersatu, di dalam menangani ancaman terorisme semacam itu.
Dikatakan Menlu Retno Marsudi, Presiden juga menyarankan beberapa hal sebagai solusi, di antaranya : "Memperketat pengawasan dan menghentikan alur pendanaan kepada kelompok radikal dan teroris."
Ditambahkannya, dengan kemampuan teknologi informasi yang dimiliki negara-negara anggota G20, maka G20 harus mampu menjadi motor penyebaran nilai perdamaian.
Sehubungan dengan penanganan aksi-aksi terorisme, Menlu Retno mengemukakan lebih lanjut: "Presiden Jokowi mengingatkan, agar negara-negara G20 harus dapat mencari solusi akar masalah dalam isu tersebut yang antara lain mengakhiri ketimpangan dan ketidakadilan ekonomi. G20 juga harus memperkuat kerjasama dalam bidang intelejen."
G20: Napas Panjang Aksi Penentangan
Setaip kali KTT G20 dilangsungkan, hampir dapat dipastikan akan muncul aksi protes luas. Sejak 20 tahun lalu, kelompok pengeritik globalisasi dan pegiat lingkungan tidak lelah memperjuangkan visinya.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Sabrowsky
'Battle of Seattle'
"Battle og Seattle" tahun 1999 menandai bangkitnya gerakan anti-globalisasi yang melancarkan aksi-aksi protes sensasional. Gerakan baru bisa mengerahkan puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan dan memblokir seluruh pusat kota. Pengunjuk rasa antara lain mengkritik politik Organisasi Perdagangan Dunia WTO yang mereka anggap tidak adil dan mengabaikan standar-standar hak asasi manusia.
Foto: Getty Images/K.Stallknecht
Akhirnya bersatu: Pekerja dan Aktivis
Aksi di Seattle mempertemukan kalangan serikat buruh dan para aktivis lingkungan. Kedua kelompok itu sekarang menghadapi musuh bersama: dominasi perusahaan multinasional dan para pengejar keuntungan dari bisnis spekulasi. Sasaran kritik mereka adalah politik neoliberal dengan pergangan bebas hampir tanpa regulasi.
Foto: Getty Images/AFP/J. G. Mabanglo
"Think globally, act locally"
"Berpikir global, bertindak lokal" adalah salah satu slogan populer gerakan anti-globalisasi. Sebagian demonstran berkoordinasi secara spontan dan sering bentrok dengan aparat keamanan. Baik saat KTT G8 di Köln, Jerman, tahun 1999, maupun dalam KTT selanjutnya di London. Bagi banyak anak muda, aksi demonstrasi jadi semacam "happening" yang menyenangkan.
Foto: picture-alliance/dpa
Eskalasi di Genoa, 2001
KTT Genoa 2001 seakan membuka babak baru gerakan anti globalisasi. Dengan motto "sebuah dunia yang lain adalah mungkin", puluhan ribu orang ikut dalam aksi protes. Mereka mengecam kesenjangan yang makin besar antara kaya dan makin. Karena polisi menghadapi demonstrasi dengan keras, bentrokan terjadi dan situasi konflik meluas dengan cepat ketika serorang demonstran tewas terkena tembakan polisi.
Foto: Getty Images/AFP/G. Julien
Konferensi WTO di Doha
Pada tahun 2001, WTO menggelar kongres di Doha, Qatar. Bagi para pemrotes, ini lokasi yang sulit dijangkau, dan Qatar bukan negara yang dikenal menganut prinsip kebebasan berbicara. Para demonstran sulit datang berbondong-bondong ke negara ini.
Foto: Getty Images/ANOC/M. Runnacles
Toronto: Makin banyak demonstran ditangkap
KTT G20 di Toronto, Kanada, pada 2010 dicatat sejarah sebagai KTT dengan penangkapan massal terbesar di Kanada. Polisi membubarkan demonstrasi dengan paksa dan menahan lebih dari seribu orang. Sebagian besarnya kemudian dibebaskan tanpa gugatan.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Ilnitsky
Kembali ke Metropolitan
KTT G20 di Hamburg, kota metropolitan yang ramai di Jerman, bisa dilihat sebagai upaya G20 untuk kembali ke tengah masyarakat. Jerman sering dipuji karena memiliki kelompok masyarakat sipil yang kuat. Salah satu isu utama yang mencuat adalah kekhawatiran tentang perubahan iklim.
Foto: Reuters/F. Bimmer
Berkemah sebagai protes
Di Hamburg, para pelindung lingkungan menggagas aksi "Berkemah untuk Protes". Mereka ingin menduduki taman-taman publik untuk menyampaikan aspirasinya. Karena khawatir terjadi eskalasi kekerasan, 20 ribu polisi dikerahkan untuk pengamanan. Polisi lalu melarang massa berkumpul di taman-taman dan memicu suasana jadi panas. Penulis: Hannah Fuchs, Sonya Angelica Diehn (hp/ml)
Foto: picture-alliance/Zumapress/J. Widener
8 foto1 | 8
Komitmen Indonesia terhadap perubahan iklim
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi juga menekankan, Indonesia mempunyai komitmen tinggi untuk melaksanakan kesepakatan iklim Paris. Disampaikan Menlu Retno Marsudi, komitmen tersebut di antaranya : "Diperpanjangnya moratorium pembukaan lahan, dibentuknya badan restorasi 2 juta hektar lahan gambut dan mengatasi kebakaran hutan.”
Di samping itu, Indonesia akan berupaya terus melakukan pengembangan pendaurulangan sampah serta mengurangi sampah plastik di laut.
Kerusuhan di Hamburg Dalam Gambar
Protes Anti G20 di Hamburg ada yang berlangsung damai, ada yang rusuh. Pada hari terakhir, sekitar 100.000 orang ikut dalam berbagai aksi.
Foto: picture alliance/dpa/D.Bockwoldt
Sisa-sisa kerusuhan di kawasan elit "Schanzenviertel"
Kawasan elit Schanzenviertel menjadi salah satu titik utama kerusuhan. Tempatz ini dulunya adalah pusat berkumpulnya aktivis-aktivis anti kapitalisme. Setelah "penataan ulang", kawasan ini menjadi "hip" dan mahal dan menarik banyak turis.
Foto: picture alliance/dpa/A.Heimken
Malam yang menakutkan
Menjelang pagi, polisi akhirnya berhasil menguasai situasi.
Foto: Reuters/P. Kopczynski
Kerusuhan dan penjarahan
Beberapa toko menjadi sasaran penjarahan para pemrotes.
Foto: Reuters/P. Kopczynski
Bom asap
Kelompok garis keras yang disebut Blok Hitam (Schwarzer Block) menyiapkan diri dengan baik untuk bentrok dengan polisi dan menyulut kekacauan. Mereka membangun barikade di jalan-jalan dan dalam foto ini menyerang polisi dengan bom asap. Polisi perlu beberapa jam untuk memaksa mereka mundur sampai Sabtu (8/7) dini hari.
Foto: picture-alliance/ZUMAPRESS/O. Messinger
Menyalakan api dan menjarah supermarket
Api menyala di jalan-jalan Hamburg. Beberapa supermarket dijarah. Dalam foto ini: supermarket REWE, salah satu jaringan supermarket terbesar di Jerman.
Foto: Getty Images/AFP/O. Andersen
Membakar barikade buatan sendiri
Para pemrotes Jumat malam (7/7) mulai membakar barikade-barikade yang dibuat sendiri.
Foto: Getty Images/AFP/S. Loos
Ketika malam tiba, kerusuhan pecah
Mobil-mobil dan barikade jalanan dibakar, setelah itu kelompok garis keras mulai melakukan aksi pengrusakan. Namun mayoritas pemrotes melakukan aksinya dengan damai.
Foto: Reuters/H. Hanschke
Schwarzer Block (Blok Hitam)
Polisi menuduh kelompok pemrotes garis keras Blok Hitam sengaja memicu kekerasan. Pengikut Blok Hitam memakai pakaian hitam-hitam dan menutup wajahnya agar tidak mudah diidentifikasi.
Foto: picture-alliance/CITYPRESS 24/H. Hay
Adu kuat di Hamburg
Polisi anti huru hara menurunkan mobil meriam air dan kendaraan lapis baja untuk menghalau pelaku kekerasan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schrader
Kendaraan lapis baja dikerahkan
Seorang wanita memanjat kendaraan lapis baja hari Jumat (7/7). Polisi menggunakan semprotan cairan lada untuk memaksanya turun.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schrader
Mengejar pemrotes
Polisi menghalau pemrotes ke atas bukit untuk menguasai jalan utama.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schrader
Ibarat zona perang
Asap tebal membubung dari jalan-jalan utama di Hamburg hari Jumat (7/7).
Foto: Reuters/Social Media
Anak-anak bermain dekat sisa mobil yang terbakar
Para perusuh memecahkan kaca-kaca gedung dan membakari mobil-mobil mahal yang diparkir di sisi jalan.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Heimken/
13 foto1 | 13
Indonesia-Norwegia Sepakat Tingkatkan Kerja Sama
Di KTT G20, Indonsia juga menggelar beberapa pertemuan bilateral. Di antaranya dengan Norwegia. Nilai perdagangan dan investasi yang tumbuh positif di tahun 2016 digunakan sebagai momentum peningkatan kerja sama antara Indonesia dan Norwegia di masa mendatang. Demikian poin penting yang dihasilkan saat Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Norwegia Erna Solberg, Sabtu 8 Juli 2017.
"Nilai perdagangan 2016 mengalami peningkatan 40,5 persen dibanding tahun 2015. Sementara investasi mengalami peningkatan sebesar 772 persen, termasuk peningkatan investasi portofolio dari Pension Global Fund Norwegia. Perkembangan positif ini perlu terus kita pertahankan, atau bahkan ditingkatkan,” kata Presiden Jokowi seperti dilansir drai siaran pers Biro Pers Sekretariat Presiden.
Dengan Solberg, Jokowi juga membahas sektor kelautan dan perikanan. Jokowi dalam pertemuan tersebut. Presiden mengapresiasi adanya peningkatan intensitas kerja sama kelautan dan perikanan antara kedua negara, termasuk dukungan Norwegia terhadap upaya pemberantasan penangkapan ikan secara illegal:
"Saya ingin mendorong formalisasi kerja sama di bidang ini, mencakup pemberantasan IUU Fishing, tata kelola perikanan, budidaya berkelanjutan dan perlindungan laut.”
ap/hp(Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)
Uang, Pengaruh dan Kuasa: Inilah Kelompok Negara yang Mendominasi Dunia
G20, G7 atau G77, daftar kelompok negara yang bergabung untuk memperjuangkan kepentingan bersama di tatanan global tergolong banyak. Kelompok apa yang mewakili Indonesia dan seberapa besar pengaruhnya? Simak daftarnya.
Foto: Reuters/F. Bimmer
G20: Kekuatan Ekonomi Dunia
Meski bersifat informal, keputusan yang dibuat pada KTT G20 memiliki bobot politik yang besar. Pasalnya ke-20 negara anggota G20 mewakili hampir 90 persen perekonomian global dan memiliki pengaruh besar pada perdagangan dunia dan perubahan iklim. Dua dari tiga manusia di Bumi hidup dan bekerja di salah satu negara G20. Kelompok gabungan negara industri maju dan berkembang ini dibentuk oleh G7.
G7: Ekslusifitas Negara Industri Maju
Tujuh kepala negara dan pemerintahan negara industri maju memiliki instrumen politik lain buat melebarkan pengaruhnya di dunia, yakni G7. Hampir sepersepuluh warga Bumi hidup di negara anggota G7 yang mewakili sepertiga perekonomian dunia. Meski hanya beranggotakan tujuh negara, G7 bertanggungjawab atas seperempat emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.
G8: Terkubur Oleh Konflik
Selama enambelas tahun, sampai 2014, negara-negara G7 dan Rusia bertemu secara rutin dalam KTT G8. Namun sejak aneksasi Krimea di Ukraina, Rusia diusir dari kelompok negara kaya tersebut. Keberadaan G8 turut diperhitungkan karena sering mengundang negara berkembang lain untuk berkonsultasi dalam masalah iklim atau perdagangan. G8+5 misalnya mencakup Brazil, Cina, India, Meksiko dan Afrika Selatan.
G10: Kreditur Ekonomi Dunia
Sebelas negara maju, Amerika Serikat, Italia, Jepang, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Belgia, Belanda, Swedia dan Swiss, membangun aliansi 10 negara di dalam tubuh Dana Moneter Internasional (IMF). Serupa dengan IMF, G10 memberikan dana pinjaman kepada negara berkembang, seperti kepada Indonesai selama krisis moneter 1998.
G15: Kerjasama di Selatan
Untuk menggandakan pengaruh pada panggung politik internasional, sebanyak 15 negara berkembang tahun 1989 membentuk kelompok G15 yang mewakili lebih dari dua miliar penduduk Bumi. G15 yang kini telah bertambah menjadi 17 negara terutama membidik isu perdagangan dan kerjasama pembangunan antara negara di belahan Bumi selatan.
G77: Kelompok Negara Miskin
Untuk mengimbangi pengaruh negara industri maju, sebanyak 77 negara berkembang memutuskan membentuk G77 dalam sebuah konfrensi perdagangan dunia (UNCTAD). Kini G77 beranggotakan 134 negara. Kendati berjumlah banyak, pengaruh G77 pada politik global terbatas. Hal ini antara lain disebabkan oleh sejumlah negara G77 paling berpengaruh juga merupakan anggota kelompok G20. (Helle Jeppesen/rzn/hp)