Intelijen Prediksi Taliban "Tidak Tertarik" Segera ke Kabul
19 Agustus 2021
Sebuah surat kabar Jerman mengatakan memperoleh bocoran memo dinas intelijen Jerman yang mengatakan bahwa Taliban "tidak tertarik" menguasai Kabul secepatnya.
Iklan
Badan intelijen luar negeri Jerman percaya bahwa "agak tidak mugkin" Taliban mencoba mengambil alih ibu kota Kabul dalam waktu dekat, kata surat kabar terlaris Jerman "Bild" hari Rabu (18/8). Surat kabar itu mengutip bocoran protokol dari pertemuan khusus tanggap krisis pemerintah Jerman yang berlangsung pada hari Jumat (13/08).
Badan Intelijen Jerman Bundesnachrichtendienst (BND) mengatakan Taliban "saat ini tidak tertarik" merebut Kabul sebelum AS menyelesaikan penarikannya dari negara itu. Para pejabat Jerman sempat memperingatkan, bahwa kepergian para pemimpin Afganistan ke luar negeri dapat "mempercepat proses."
Dua hari kemudian, pada Minggu (15/8), Taliban sudah merebut Kabul, setelah dalam dua minggu sebelumnya menguasai sebagian besar wilayah Afganistan dalam waktu sangat cepat.
Intelijen salah perhitungan
Memo intelijen itu bocor saat Jerman sedang berlomba dengan waktu untuk mengevakuasi warganya dan staf Afganistan yang bekerja untuk militer Jerman selama dua dekade terakhir. Bild menyebut penilaian intelijen Jerman itu sebagai "salah perhitungan yang historis". Pemerintah Jerman belum mengomentari berita itu.
Iklan
Anggota parlemen dari partai CDU Roderich Kiesewetter, yang juga mantan perwira militer Jerman Bundeswehr, mengatakan kepada DW harus ada "kemauan politik untuk menerima hasil dan laporan dinas rahasia."
Jerman, yang mengirim kontingen militer terbesar kedua di Afganistan setelah AS, pada bulan lalu menarik semua pasukannya menyusul keputusan AS menarik pulang pasukan. Sekarang sekitar 600 tentara Jerman dikerahkan kembali ke Afganistan untuk mengamankan penerbangan evakuasi dari Kabul.
Upaya Warga Afganistan Menyelamatkan Diri dari Taliban
Ribuan warga berusaha menyelamatkan diri dari Afganistan setelah Taliban mengambil alih kekuasan. Negara Barat berupaya menerbangkan warga sipil keluar dari bandara Kabul setelah penerbangan komersial dihentikan.
Foto: AFP/Getty Images
Warga Afganistan yang putus asa berusaha masuk bandara Kabul
Banyak keluarga di Afganistan semakin putus asa dan berusaha untuk masuk ke Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul. Terdapat anak-anak di antara kerumunan yang mencoba melakukan upaya terakhir untuk melarikan diri dari Taliban yang berhasil menguasai ibu kota Kabul dengan mudah.
Foto: REUTERS
Rakyat Afganistan hadapi masa depan yang tidak pasti
Sejak penarikan pasukan AS dan NATO dilancarkan, warga Afganistan menghadapi keputusan yang sulit: tetap tinggal dan berharap pasukan pemerintah menahan gerak maju milisi Taliban atau melarikan diri ke negara-negara tetangga. Setelah Taliban merebut Kabul dengan mudah, banyak warga terjebak dalam ketidakpastian, tanpa indikasi yang jelas tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.
Foto: REUTERS
Kerumunan warga di bandara Kabul
Bandara utama Kabul menjadi tempat kerumunan orang yang putus asa. Ribuan orang berharap bisa naik pesawat dan melarikan diri dari kekuasaan Taliban. Negara-negara Barat bergegas mengevakuasi warga mereka sendiri dan beberapa karyawan lokal. Penerbangan komersial dari dan keluar negara itu dihentikan total.
Foto: AFP/Getty Images
Taliban menguasi istana presiden
Setelah jatuhnya ibu kota Kabul dengan mudah, milisi Taliban langsung menguasai istana presiden Afganistan. Rekaman langsung menunjukkan komandan dan anggota Taliban duduk di dalam istana, menyatakan kemenangan mereka setelah pasukan Afganistan menyerah tanpa bertempur.
Foto: Zabi Karim/AP/picture alliance
Takut penerapan aturan Islam garis keras
Banyak yang takut penerapan aturan Islam garis keras. Walau dalam sebuah pernyataan Taliban mengklaim, tidak akan membalas dendam terhadap mereka yang mendukung aliansi dukungan AS. Perempuan sebagian besar dilarang ikut pendidikan selama pemerintahan Taliban sebelumnya di Afganistan (1996-2001). Warga di Kabul buru-buru hapus gambar yang mungkin tak disukai Taliban.
Foto: Kyodo/picture alliance
Melintasi perbatasan ke Pakistan
Di saat ribuan warga yang berusaha kabur menyerbu bandara Hamid Karzai, sejumlah warga Afganistan lainnya menyeberangi perbatasan memasuki Pakistan. Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmed mengatakan kepada DW, pemerintah telah menutup perbatasan dengan Afganistan di Torkham.
Foto: Jafar Khan/AP/picture alliance
Taliban kembali berkuasa setelah penarikan pasukan AS
AS dan sekutunya memasuki Afganistan setelah serangan teror 11 September 2001, dan menaklukan Taliban. Ketika konflik 20 tahun berakhir secara tiba-tiba dengan penarikan pasukan AS dan NATO, pasukan pemerintah Afganistan dengan cepat runtuh tanpa dukungan.
Foto: Hoshang Hashimi/AP Photo/picture alliance
Kepemimpinan Taliban
Taliban memerintah negara itu dari tahun 1996 hingga 2001 dan memberlakukan interpretasi hukum Syariah Islam yang ketat. Taliban didirikan di bawah kepemimpinan Mullah Umar. Haibatullah Akhundzada sekarang menjadi pemimpin tertinggi, sementara salah satu pendiri lainnya Mullah Baradar (foto) mengepalai sayap politik.
Foto: Social Media/REUTERS
Taliban mengibarkan bendera mereka
Taliban mengklaim siap mengendalikan negara itu, dan menyatakan tidak akan membahayakan warga sipil yang telah bekerja sama dengan pasukan Barat. "Kami siap untuk berdialog dengan semua tokoh Afganistan dan akan menjamin perlindungan yang diperlukan," kata juru bicara politik Taliban Mohammad Naeem kepada Al Jazeera. Sebuah klaim yang agak sulit dipercaya semua pihak.
Foto: Gulabuddin Amiri/AP/picture alliance
Wanita dan anak-anak berisiko tinggi
Perempuan, anak-anak dan minoritas lainnya kemungkinan besar akan sangat menderita di bawah rezim Taliban. Perempuan dan anak perempuan dilarang menjalani pendidikan selama pemerintahan Taliban sebelumnya di Afganistan, situasinya berubah setelah dilancarkan invasi yang dipimpin AS pada 2001.
Foto: Paula Bronstein/Getty Images
Presiden Ghani melarikan diri
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani kabur meninggalkan negara itu pada 15 Agustus. "Untuk menghindari pertumpahan darah, saya pikir yang terbaik adalah keluar," katanya, tetapi ia menekankan akan terus berjuang untuk negara.
Foto: Rahmat Gul/AP Photo/picture alliance
Mantan Presiden Karzai desak perdamaian
Para pemimpin Afganistan telah membentuk dewan untuk bertemu dengan Taliban dan mengelola transfer kekuasaan. Mantan Presiden Hamid Karzai, yang merupakan bagian dari dewan mengatakan, ini "untuk mencegah kekacauan dan mengurangi penderitaan rakyat," dan untuk mengelola "pengalihan kekuasaan secara damai".
Foto: Mariam Zuhaib/AP Photo/picture alliance
AS dan Eropa lakukan evakuasi
Jerman mengerahkan pesawat militer untuk membantu evakuasi diplomat, warga negaranya dan staf lokal dari Afganistan setelah menutup kedutaan besarnya di Kabul. AS, Inggris, dan Arab Saudi juga mengevakuasi pasukan, diplomat dan pejabat lain dari negara tersebut.
Foto: Moritz Frankenberg/dpa/picture alliance
13 foto1 | 13
Pertanyaan untuk AS atas laporan intelijen
Banyak pihak juga mempertanyakan apakah dinas intelijen AS memahami apa yang sebenarnya terjadi di lapangan di Afganistan. Pasalnya hanya lima minggu yang lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan kepada wartawan bahwa "sangat tidak mungkin" Taliban akan merebut kendali atas seluruh negara.
"Tidak akan ada situasi di mana Anda melihat orang-orang diangkat dari atap kedutaan besar Amerika Serikat dari Afganistan," kata Biden saat itu.
Sebuah laporan tahunan Kantor Direktur Intelijen Nasional AS bulan April lalu sebenarnya sudah memperingatkan bahwa Taliban "kemungkinan akan memperoleh keuntungan di medan perang, dan pemerintah Afganistan tidak akan berjuang untuk menahan Taliban jika koalisi menarik dukungan."
Para pejabat intelijen AS awal bulan ini memperkirakan Kabul bisa jatuh "dalam 90 hari" setelah pasukan terakhir Amerika pergi.