Sungguh malang nasib HA. Karena dendam, sang mantan pacar mengunggah sebuah video erotik yang mereka buat ketika masih pacaran. Benarkah pengguna media sosial menikmati “cyber bullying”? Ikuti opini Atnike Sigiro.
Iklan
Bak karnivora yang berbulan-bulan tak menemukan mangsa, pengguna media sosial segera ramai membahas kasus ini. Sebagian membahas, dengan dalih simpati kepada sang perempuan yang menjadi korban, tanpa menyadari mereka turut membantu menyebarkan dokumentasi privat tersebut di ruang publik, baik melalui media sosial maupun group-group Whatsapp.
Sebelumnya, nasib serupa dialami seorang perempuan berinisial F. Hubungan F dengan seorang tokoh agama menjadi bulan-bulanan media online dan pengguna media sosial. Pesan percakapan di telepon genggam mereka entah bagaimana diperoleh polisi dan tersebar di internet.
Secara kebetulan tokoh agama tersebut selama ini dikenal sebagai polisi moral terhadap skandal seksual selebriti dan juga kerap bersikap keras terhadap media yang menerbitkan konten dewasa. Simpati publik kepada F mungkin lebih sedikit, karena pengguna media sosial yang tidak menyukai sepak terjang tokoh agama tersebut, bersorak menemukan bukti hipokrisi dari sang tokoh. F berfungsi sebagai obyek untuk melampiaskan ketidaksukaan publik kepada tokoh tersebut.
Media online maupun pengguna media sosial nampak menikmati "cyber bullying” dan eksploitasi pemberitaan atas kehidupan privat atau skandal seksual kedua perempuan dan luput melihat kasus mereka sebagai sebuah bentuk kekerasan terhadap perempuan di dunia siber (Cyber Violence Against Women) atau CVAW.
Seksualitas dan Semangat Zaman
Adegan telanjang dalam film, di Jerman pada tahun 1950-an masih dianggap skandal. Revolusi seksual dan pil anti hamil mengubah semangat zaman. Inilah cukilan dari pameran tentang seksualitas di Bonn.
Foto: picture-alliance/dpa
Film Skandal Pertama
Film "Die Sünderin" atau "pendosa" yang dirilis 1951 dengan pemeran utama Hildegard Knef menjadi film skandal pertama di Jerman barat. Adegan telanjang memang disengaja tampil amat pendek agar lolos sensor dan pengawas moral. Akan tetapi adegan semacam itu tetap saja memicu debat panas di kalangan warga.
Foto: ullstein - Thomas & Thomas
Profesi jadi Ibu
Awal 1950-an diibaratkan dunia masih aman. Pengawas moral di Jerman membagi profesi secara klasik : perempuan di bekerja dapur dan jadi ibu serta istri teladan. Pria tentu saja harus bekerja di kantor atau sawah ladang. Tema seksualitas atau cinta jadi barang tabu. Ciuman di jalan dilarang. Tata kehidupan diatur negara dan gereja.
Foto: DW/H. Mund
Emansipasi Perempuan
Perusahaan farmasi Schering pada 1961 melepas pil anti hamil ke pasaran, yang sontak memicu debat panas. Gereja memasang ancang-ancang mencegah runtuhnya Moral generasi muda. Media secara bombastis memberitakan perempuan yang kecanduan seks. Realitanya, pil anti hamil mendorong kemandirian baru di kalangan perempuan.
Foto: DW/H. Mund
Sexshops dan Mainan Erotik
Nama Beate Uhse jadi sinonim untuk bisnis barang-barang erotik dan mainan seks di Jerman. Sexshops pertamanya ia buka di Flensburg tahun 1962. Padahal bisnisnya berupa pengiriman paket kondom dan buku bertema seksualitas sudah dimulai 1951. Juga yang tidak banyak diketahui, saat Beate Uhse membuka toko mainan seks pertamanya, perusahaan ini sudah punya 5 juta pelanggan yang namanya dirahasiakan.
Foto: imago
Revolusi Moral
Revolusi moral terkait tema seksualitas terjadi pada 1960-an. Majalah remaja "Bravo" secara terbuka mendiskusikan masalah seksual. Film mulai tampilkan adegan seks secara terbuka, seperti dalam "Zur Sache, Schätzchen" dengan aktor Werner Enke dan aktris Uschi Glas yang disutradarai May Spils (tengah). Film yang diproduksi 1968 itu jadi box office di Jerman.
Foto: picture-alliance/dpa
Revolusi Seksual
Revolusi mahasiswa akhir tahun 60-an bukan hanya mengubah tatanan politik tapi juga memicu revolusi seksual. Saat itu "Kommune 1" di Berlin Barat menjadi kelompok paling terkenal dimana hidup bersama tanpa menikah dan seks bebas dipraktekan. Tokoh paling terkemuka adalah Rainer Langhans bersama Uschi Obermaier.
Foto: picture-alliance/KPA TG
Pendidikan Seks
Reformasi politik yang dipicu revolusi mahasiswa di akhir tahun 60-an mengubah gambaran keluarga dan sistem pendidikan di Jerman. Sekolah mulai memberikan pelajaran seksual secara ilmiah dalam mata pelajaran biologi pada tahun 1969. Film penyuluhan seksual "Helga" yang digagas kementrian kesehatan jadi tontonan wajib para pelajar.
Foto: DW/H. Mund
Bangkitnya Gerakan Homoseksual
Sutradara Rosa von Praunheim – gay, radikal dan vokal menjadi tokoh perfilman pertama di Jerman barat yang menampilkan secara terbuka tema homoseksualitas dalam filmnya. Fim dokumenter "Nicht der Homosexuelle ist pervers, sondern die Situation, in der er lebt" (1971) ia meretas jalan bagi gerakan LGBT di Jerman barat. Sebuah monumen penting dalam pameran ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Zona Tabu dalam Sepakbola
Homoseksualitas tetap jadi masalah panas dalam Politik. Aturan pasal 175 yang menyebut praktek homoseks diantara lelaki di Jerman barat bisa dikenai hukuman, baru dihapus total tahun 1994. Hingga sekarang tema homoseksualitas masih jadi tabu di dalam olahraga prestasi puncak khususnya sepakbola.
Foto: DW/H. Mund
Laki-laki atau Perempuan?
Penyanyi Transvestit pemenang Europeas Sons Contest 2014 Conchita Wurst, yang aslinya bernama Tom Neuwirth menjadi figur kenamaan sekaligus faktor yang membuat tayangan laku. Tahun 2015 ini sosok berjenggot dengan rambut panjang dan pakaian perempuan itu sudah dianggap biasa. Dalam pameran di Bonn, disebut ia menjadi bagian dari sejarah kebudayaan.
Foto: DW/H. Mund
10 foto1 | 10
Menyudutkan korban
Pemberitaan media online atas kasus F dan HA misalnya, lebih mengutamakan cerita-cerita bombastis yang akurasinya seringkali rendah. Para pengguna media sosial pun seringkali larut dalam keriuhan lini massa hingga tak menyadari dampak dari distribusi informasi yang bahkan berkembang dengan munculnya meme-meme yang menyudutkan korban atau perempuan.
Kekerasan terhadap perempuan di dunia siber (CVAW) bukanlah fenomena baru. Sejak tersedia secara global, internet telah menyediakan dunia tanpa batas bagi industri seks, dimana perempuan menjadi komoditi utamanya. Situs dewasa yang menjajakan seks virtual maupun sebagai display perdagangan perempuan sejak lama telah menjadi problem global dan masuk dalam kategori kejahatan siber yang serius. Selain dalam industri dan perdagangan seks, CVAW juga muncul dalam bentuk lain, seperti: ujaran kebencian (hate speech), peretasan (hacking), pencurian identitas (identity theft), dan penguntitan atau pelecehan (stalking and harrassment).
5 Negara Paling Berbahaya bagi Perempuan
Ancaman kesehatan, kekerasan seksual dan perbudakan harus dihadapi perempuan di banyak negara. Ini lima negara yang paling berbahaya menurut Thompson Reuters Foundation dan Foundation for Sustainable Development.
Afghanistan
Sejak kecil hidup adalah perjuangan bagi anak perempuan Afghanistan. 87% dibiarkan buta huruf, dan 70-80% dipaksa menikah. Punya keluarga juga jadi tantangan besar. Jumlah kematian perempuan ketika hamil dan 42 hari setelah keguguran mencapai 400 dari 100.000 (untuk bandingan: di Inggris hanya 8). Di samping itu tingkat KDRT sangat tinggi. Foto: perempuan sedang menunggu layanan medis di Kabul.
Foto: picture alliance/Ton Koene
Republik Demokratik Kongo
Kongo adalah salah satu negara dengan tingkat kekerasan bermotif seksual paling tinggi di dunia. American Journal of Public Health memperkirakan, 1.150 perempuan diperkosa tiap hari di negara ini, yang berarti 420.000 per tahun. Kondisi kesehatan perempuan juga sangat buruk, 57% perempuan hamil dinyatakan menderita anemia, atau kekurangan sel darah merah.
Foto: Phil Moore/AFP/Getty Images
Pakistan
Banyak praktek budaya dan agama di Pakistan jadi ancaman bagi perempuan, terutama nikah paksa, serangan air keras, hukum rajam. Menurut Komisi HAM Pakistan, per tahun lebih dari 1.000 anak dan perempuan jadi korban pembunuhan demi kehormatan. 90% alami kekerasan domestik. Foto: protes 29 Mei 2014 atas pembunuhan wanita hamil Farzana Parveen oleh keluarganya, karena kawin dengan pria pilihannya.
Foto: AAMIR QURESHI/AFP/Getty Images
India
Walaupun jadi negara demokrasi terbesar di dunia, contoh mengejutkan seperti pemerkosaan massal serta pembunuhan korban perkosaan menunjukkan, India bisa jadi tempat sangat berbahaya bagi perempuan. Peneliti memperkirakan, sekitar 50 juta kasus pembunuhan anak atau janin terjadi dalam tiga dekade terakhir. Jumlah anak yang dipaksa menikah dan penjualan manusia juga jadi ancaman besar.
Foto: Chandan Khanna/AFP/Getty Images
Somalia
Tingkat kematian perempuan saat mengandung, perkosaan, mutilasi genital dan kawin paksa sudah jadi masalah sehari-hari perempuan Somalia. Negara ini dianggap tidak punya hukum dan ketertiban. 95% perempuan Somalia menghadapi mutilasi genital pada usia sekitar 4-11 tahun. Dalam usia melahirkan, hanya sekitar 9% perempuan dapat melahirkan dengan fasilitas medis memadai.
Foto: Reuters
5 foto1 | 5
Dengan semakin tingginya penggunaan media sosial baik untuk komunikasi pribadi maupun ruang bisnis dan propaganda politik, maka CVAW menjadi semakin dalam merambah dan mengancam ruang privat dari individu, termasuk perempuan. Distribusi informasi di dunia siber sangatlah agresif. Sebuah informasi berupa gambar, tulisan, maupun video yang bersifat privat dapat menjadi viral dalam tempo sekejab dan diakses oleh jutaan pengguna internet dan media sosial di seluruh dunia. Tak heran jika berita-berita skandal seks seperti kasus F dan HA dengan cepat menjadi makanan industri media online maupun pengguna media sosial.
Di negara-negara yang telah menyediakan perlindungan hukum terhadap perlindungan ‘privacy' di internet, dan telah menempatkan kekerasan terhadap perempuan sebagai persoalan penting, kasus-kasus CVAW mendapat perhatian yang cukup baik dari aparat hukum, pemerintah, bahkan industri internet. Negara seperti Afrika Selatan dan Selandia Baru misalnya, telah mengembangkan peraturan perundang-undangan yang mewajibkan perusahaan penyedia jasa internet untuk menyediakan informasi pelaku kekerasan kepada pengadilan, bahkan menghapus konten kekerasan tersebut dari situs mereka.
7 Cara Termudah Jaga Privasi
Jaman sekarang teknologi tambah maju dan manusia memperoleh banyak kemudahan. Tapi sayangnya hacker juga bisa menggunakan teknologi untuk mencuri data. Forbes usulkan antara lain 7 cara mudah ini untuk menjaga privasi.
Foto: Fotolia/davidevison
Jaga dengan Kata Sandi
Tidak menggunakan kata sandi bagi komputer, smartphone atau komputer tablet ibaratnya tidak mengunci rumah ketika pergi. Karena kemungkinan orang lain menggunakan komputer atau smartphone Anda jadi lebih besar.
Foto: Sergey Nivens - Fotolia.com
Gunakan "Google Alert" pada Nama
Ini cara mudah, jika ingin memantau, apa yang dikatakan orang tentang Anda di internet. Buka alamat ini http://www.google.com/alerts kemudian tulis nama Anda dan variasi nama Anda, kemudian membubuhkan tanda kutip di awal dan akhirnya.
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Keluar dari Akun Selesai Menggunakan
Langkah ini mengurangi kemungkinan Anda dilacak di internet. Selain itu jika Anda menggunakan komputer milik orang lain atau milik umum, ini juga mencegah orang yang menggunakan komputer setelah Anda menyalahgunakan akun Anda. Jika lupa, akibatnya bisa fatal.
Foto: AFP/Getty Images
Jangan Berikan E-mail, Telefon atau Kode Pos
Kalau orang yang meminta data-data ini mencurigakan, kita biasanya secara otomatis menolak memberikannya. Tetapi jika yang bertanya pegawai department store yang menggunakan seragam, banyak orang memberikannya begitu saja. Banyak toko menggunakan data untuk membuat profil dan belanjaan Anda. Orang bisa menolaknya. Jika merasa kurang enak, anggap pegawai toko orang yang mencurigakan.
Foto: picture-alliance/ZB
Bayar dengan Uang Kontan
Kalau tidak ingin barang yang dibeli bisa ditelusuri hingga sampai ke indentitas Anda, gunakan uang kontan untuk membayar. Seorang manajer mengatakan, itu cara yang ia gunakan belakangan ini untuk membayar hamburger dan "junk food" lainnya.
Foto: AP
Gunakan "Teman" untuk Keamanan di Facebook
Cek pengaturan privasi di Facebook. Pastikan bahwa yang Anda pilih adalah "teman", dan bukan "publik". Jika Anda memilih "khusus" dan mengatur siapa yang melihat posting Anda, pastikan Anda mengenal semua orang yang Anda ikutsertakan.
Foto: picture-alliance/dpa/T. Bozoglu
Hapus "History" dan Cookies Secara Teratur
Kapan Anda terakhir melakukannya? Jika Anda tidak yakin, pertimbangkan untuk ganti pengaturan di "browser" Anda, sehingga setiap selesai dipakai, penghapusan berjalan otomatis. Buka pengaturan privasi di browser Anda, kemudian pilih “never remember history.” Ini akan mengurangi kemungkinan Anda bisa dilacak di internet. Anda juga bisa gunakan "add-on" seperti TACO untuk memperkecil kemungkinannya.
Foto: Fotolia/davidevison
7 foto1 | 7
Sementara di Indonesia, peraturan perundang-undangan yang ada belum sensitif terhadap kekerasan terhadap perempuan di dunia siber. Misalnya Undang-undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), justru lebih sering mengancam kebebasan individu dibandingkan melindungi publik dari konten yang mengandung dimensi kekerasan terhadap perempuan. Aspek perlindungan terhadap korban seperti dalam kasus kekerasan terhadap perempuan yang dialami oleh HA dan F bahkan nyaris tak menjadi pertimbangan dalam penanganan kasus-kasus hukum terkait Undang-undang ITE.
Sering salah arah
Keberadaan UU ITE di Indonesia memperlihatkan bahwa pendekatan hukum dan teknologi untuk mengatasi masalah CVAW belum memadai, bahkan sering salah arah. Meski undang-undang ITE dikenal sebagai undang-undang yang cukup keras, namun media online dan pengguna media sosial nampak tidak segan membagi informasi yang memiliki dimensi kekerasan terhadap perempuan.
Di tataran global berkembang pendekatan ‘digital citizenship'. Konsep ‘digital citizenship' mengajak pengguna internet untuk membangun kesadaran bahwa kejahatan siber sama berbahayanya dengan kejahatan fisik. Dunia siber dipandang sebagai sebuah ekosistem dimana pengguna maupun industri internet memiliki tanggungjawab untuk menciptakan dunia digital bersama.
10 Tips Keamanan Berinternet
Tak ada hari tanpa internet? Aktif gunakan komputer dan smartphone atau tablet? Inilah tips keamanan dalam menggunakan internet atau smartphone yang setiap pengguna gadget HARUS tahu.
Foto: imago/avanti
10. Waspada serangan Phising
Hacker dan pencuri data cerdik mengakses informasi Anda melalui phishing, meniru perusahaan/orang lain atau taktik umum lainnya. Cara yang paling populer adalah mengirim pesan lewat email berisi tautan. Para hacker mengumpulkan informasi terkait target serangan dengan cara menghimpun data yang mereka butuhkan. Para ahli keamanan komputerpun bisa tertipu. Jadi, kewaspadaan adalah kuncinya.
Foto: picture-alliance/dpa
9. Kunci ponsel Anda dengan lebih aman
4-digit PIN atau gerakan jari untuk telefon genggam Anda bukanlah yang paling aman. Penggunaan gesture lock terkadang meninggalkan jejak penggunaan. Menambahkan lebih banyak digit pada penguncian smartphone jauh lebih aman. Di playstore, terdapat pilihan aplikasi untuk membuat PIN lebih panjang dan sulit ditebak.
Foto: Getty Images/G. Frey
8. Back Up data Anda secara rutin
Jika Anda tidak secara rutin melakukan duplikasik semua data yang penting, maka keamanan data Anda berpotensi terancam. Banyak aplikasi built-in dari sistem operasi ataupun aplikasi lain yang akan membantu untuk melakukan backup, seperti CrashPlan atau bawaan dari windows yang bisa ditemukan di menu Settings>Update&Security>Backup & bagi pengguna Mac bisa menggunakan fitur Time Machine.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Wuestenhagen
7. Pasang Antivirus dan Anti-Malware Terbaik
Virus dan malware selalu jadi ancaman. Sebaiknya gunakan salah satu aplikasi antivirus pada setiap perangkat gadget, seperti Avira untuk Windows atau Sophos Anti-Virus untuk Mac.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Kahnert
6. Kunci Router Wireless Anda
Router Anda adalah garis pertahanan pertama untuk jaringan internet di rumah Anda. Jika Anda harus mengubah router login administrator, gunakan WPA2 (AES) enkripsi, dan ubah pengaturan dasar lainnya. Dengan demikian Anda bisa mengurangi efek pencurian wifi dan serangan hacker, namun masih tetap bisa berbagi wifi pada kawan-kawan dengan aman.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Weigel
5. Kirim informasi sensitif terenkripsi
Informasi sensitif, seperti info bank, nomor pajak, atau info bisnis rahasia, tidak boleh dikirim melalui email tanpa enkripsi. Karena risikonya tinggi. Coba mengenskripsi data sebelum dikirim melalui email, misalnya dengan menggunakan layanan seperti ProtonMail atau PGP.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Seidel
4. Jangan Gunakan Wi-Fi Publik Tanpa VPN
Ya, Anda perlu khawatir ketika menggunakan Wi-Fi publik. Berikut adalah cara untuk tetap aman di jaringan Wi-Fi publik. Gunakan Virtual Private Network (VPN) yang akan membuat pengguna tetap berada pada jalur yang aman walaupun terkoneksi pada jaringan yang dirasa tidak aman, sebab kegiatan pengguna VPN tidak akan terdeteksi oleh para pengguna lainnya yang berada di satu jaringan tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/Estonian Tourist Board
3. Gunakan Password Manager
Karena Anda harus menggunakan password yang unik untuk setiap situs dan layanan yang Anda gunakan, bisa jadi Anda pusing harus mengingat setiap password. Di situlah manajer password bisa berguna. Anda selalu harus mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan, jadi pilihlah salah satu Password Manager yang dirasa sesuai dengan kebutuhan Anda.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Stratenschulte
2. Gunakan Two-Factor Authentication
Otentikasi dua faktor menawarkan lapisan keamanan tambahan yang melindungi gadget Anda, terutama jika terjadi pencurian kata sandi atau password. Jika ponsel hilang atau dicuri, Anda masih bisa melacaknya.
Foto: Getty Images/J. Sullivan
1. Teratur Tinjau Keamanan dan Pengaturan App
Pastikan perangkat lunak Anda selalu up-to-date. Kita sering melupakan hal-hal seperti memperbarui firmware atau aplikasi. Jadikan ini sebagai kebiasaan rutin, termasuk membersihkan aplikasi pada Facebook,Twitter maupun Google. Google kadang-kadang menawarkan penyimpanan gratis saat Anda melakukan pemeriksaan keamanan. Ed: ap/as(lifehacker)
Foto: picture-alliance/dpa/M. Becker
10 foto1 | 10
Kekerasan terhadap perempuan di dunia siber adalah refleksi yang benderang dari kekerasan terhadap perempuan di dalam masyarakat. Di dunia nyata barangkali masyarakat bisa lebih memiliki kepekaan untuk memilah tindakan fisik yang merupakan kekerasan terhadap perempuan seperti memukul, memperkosa, atau melecehkan. Namun kekerasan di dunia siber memerlukan kepekaan dan literasi yang lebih untuk memahami dampak dari distribusi informasi terhadap korban dan terhadap reproduksi budaya patriarki.
Dalam konteks Indonesia, pekerjaan rumah untuk mengatasi kekerasan terhadap perempuan di dunia siber membutuhkan upaya yang serius dibidang hukum dan budaya. Produk hukum terkait pengaturan tata kelola dan penggunaan internet harus memasukkan dimensi pencegahan kekerasan terhadap perempuan, bukan semata-mata dalam konteks pornografi. Selain itu, media online dan pengguna internet/media sosial perlu membangun suatu budaya "digital citizenship” yang berkeadilan gender.
Penulis: Atnike Nova Sigiro
Direktur Eksekutif Jurnal Perempuan, aktivis Hak Asasi Manusia, juga mengajar di Post Graduate School of Diplomacy - Universitas Paramadina.
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
7 Trik Mencegah Retasan
Wikileaks baru-baru ini membocorkan data yang diberi nama “Vault 7- Leaks“, bahwa Dinas Rahasia AS-CIA mengerahkan pasukan peretas untuk memata-matai setiap orang. Ini 7 trik untuk mencegah penyadapan semacam itu.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Rain
Jangan Gunakan Internet
Cara paling gampang adalah jangan gunakan internet. Tapi cara ini juga paling sulit dilakukan. Pasalnya setiap orang di dunia modern pasti memiliki perangkat yang selalu terhubung ke internet, baik itu komputer, smartphone, tablet atau peralatan rumah tangga sehari-hari.
Foto: picture-alliance/dpa
Cek Koneksi Internet
Alternativnya, cek semua peralatan yang terkoneksi ke internet. Banyak peralatan di rumah, tanpa sepengetahuan kita terus melakukan pertukaran data dengan pabrik pembuatnya. Atau yang lebih jahat, ada komponen yang sengaja dipasang untuk mengirim data. Cek lewat Shodan.io, perangkat mana yang terhubung dengan internet dan bagaimana cara melindunginya
Foto: picture alliance/dpa/A. Franke
Gunakan Password
Dengan menggunakan password atau teknik sandi lainnya, pengguna internet bisa mengatur arus data yang mereka unduh atau unggah. Biasanya fitur pada perangkat pintar memiliki opsi untuk pengaturan keamanan transfer data. Dengan memasang opsi ini, Anda yang mengatur transfer data, dan bukan perangkat yang kita miliki.
Foto: Fotolia/Pedro Nunes
Pakai Jejaring Aman
Di negara maju memiliki jaringan WiFi di rumah sudah merupakan hal lazim. Disarankan lindungi WLAN dengan password dan sandi yang cukup aman. Jika menggunakan WiFi terbuka atau Hotspot, usahakan menggunakan jejaring yang memasang fitur keamanan.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Schutt
Update Teratur
Bukan hanya keamanan jaringan internet, juga sistem operasi perangkat yang Anda miliki harus aman. Produsen yang peduli, selalu melakukan update software yang mereka pasang di perangkatnya secara teratur. Menurut Vault-7 peretas CIA diketahui menyerang celah keamanan pada sistem operasi Apple yang tidak diupdate.
Foto: Kimihiro Hoshino/AFP/Getty Images
Tutup Kamera dan Mikrofon
Perangkat canggih yang Anda miliki biasanya dipasangi fitur kamera dan mikrofon untuk komunikasi digital. Jika Anda tidak mau kehidupan probadi dimata-matai, tutup kamera dan mikrofon itu dengan lakban. Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg juga melakukan tindakan pengaman ini. Mottonya: perusahaan sehebat dan seaman Facebook saja, merasa was-was dengan serangan peretas sekelas Vault-7
Foto: picture-alliance/dpa/O. Berg
Unduh App Aman
App adalah alat bantu utama pada smartphone. Pastikan Anda mengunduh app yang aman yang tidak menghimpun dan mengirim data dari perangkat Anda ke pihak ketiga. Walau cukup banyak aplikasi yang aman, peretas juga lebih pintar, dengan mencoba menyadap informasi saat ditulis, sebelum disandi oleh app aman. as/yf(dari berbagai sumber)