1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
EkonomiVietrnam

Mengapa LEGO Tertarik Berinvestasi Besar di Vietnam?

10 September 2022

Raksasa mainan Denmark LEGO merencanakan investasi 1 miliar dolar AS di Vietnam. Apple dan Samsung juga mengumumkan perluasan operasinya. Mengapa Vietnam jadi lokasi investasi menarik bagi perusahaan multinasional besar?

Toko LEGO di Amsterdam, Belanda
Toko LEGO di Amsterdam, BelandaFoto: Koen van Weel/ANP7picture alliance

Denmark muncul sebagai investor utama di Vietnam tahun ini. Sebagian besar karena komitmen investasi senilai USD 1 miliar oleh raksasa mainan LEGO Group untuk membangun pabrik pertamanya di Asia Tenggara — yang direncanakan menjadi pabrik perusahaan netral karbon pertama.

Sejak Perjanjian Perdagangan Bebas Uni Eropa-Vietnam EVFTA mulai berlaku pada Agustus 2020, perdagangan dan investasi dari Uni Eropa (UE) ke Vietnam meningkat pesat. Volume perdagangan UE dengan Vietnam melonjak 14,8% pada tahun 2021 menjadi USD 63,6 miliar.

Selain menjadi salah satu pusat penting untuk manufaktur kelas atas — dengan raksasa teknologi seperti Apple dan Samsung baru-baru ini mengumumkan perluasan operasi mereka di negara itu — Vietnam juga banyak berinvestasi dalam energi terbarukan, dalam upayanya untuk mencapai status nol emisi karbon pada tahun 2050. Vietnam memiliki pertumbuhan tercepat dalam produksi energi terbarukan di Asia Tenggara.

Perusahaan energi terbesar Denmark, Orsted, telah berkomitmen melakukan investasi senilai USD 13,6 miliar untuk zona ladang angin berkapasitas 3,9 gigawatt (GW) di provinsi Binh Thuan dan Ninh Thuan. Proyek pertama yang terkait dengan investasi ini akan rampung pada tahun 2030, kata perwakilan perusahaan kepada DW.

Bulan Agustus lalu, Orsted menandatangani perjanjian dengan anak perusahaan PetroVietnam untuk berkolaborasi dalam sejumlah proyek energi terbarukan.

Pabrik elektronik di Ho Chi Minh CityFoto: Thomas Imo/photothek/picture alliance

Apa yang jadi daya tarik Vietnam?

"Denmark dan Vietnam memiliki hubungan yang sangat dekat, dan tahun lalu kami merayakan 50 tahun hubungan diplomatik kami, sehingga Vietnam selalu menjadi tujuan investasi utama bagi perusahaan-perusahaan Denmark," kata Troels Jakobsen, kepala departemen perdagangan di kedutaan besar Denmark di Hanoi.

"Ada dua kali lebih banyak perusahaan Denmark di Vietnam daripada gabungan dari negara-negara Nordik lainnya," kata Troels Jakobsen. Dia menambahkan bahwa semakin banyak perusahaan yang bertujuan untuk mendiversifikasi rantai pasokan mereka dan Vietnam berada dalam daftar prioritas perusahaan-perusahaan Denmark yang ingin berekspansi di Asia.

Awal Agustus 2022, kedutaan besar Vietnam di Denmark menerbitkan buku pegangan berbahasa Vietnam untuk bisnis dengan Skandinavia. Beberapa hari kemudian, delegasi pertanian pangan Denmark mengunjungi Vietnam untuk meningkatkan hubungan sektoral.

Kedutaan Vietnam juga menyelenggarakan forum tentang transformasi digital dan hijau, sementara Forum Bisnis Vietnam-Denmark telah berlangsung di Kopenhagen pada 5 September. Delegasi perusahaan-perusahaan besar Denmark juga akan menemani Putra Mahkota Frederik dalam kunjungan dagang ke Vietnam pada awal November mendatang.

Instalasi tenaga surya di Can ThoFoto: Thomas Imo/photothek/imago images

Energi adalah faktor kunci

Trinh Nguyen, ekonom senior untuk kawasan Emerging Asia di perusahaan investasi Prancis Natixis mengatakan, daya tarik Vietnam sebagai pusat manufaktur telah meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Negara ini dengan cepat menaiki tangga nilai tambah, dan dengan cepat menjadi pusat utama untuk manufaktur teknologi.

Raksasa teknologi AS Apple mengumumkan bulan lalu, mereka akan mulai memproduksi Apple Watch dan MacBook di Vietnam. Produsen smartphone Korea Selatan Samsung telah menjadi investor dan eksportir asing terbesar di Vietnam selama beberapa tahun.

Kunci bagi para investor Eropa adalah perjanjian perdagangan bebas EVFTA, yang memotong hampir semua tarif ekspor dari Vietnam ke pasar Eropa. Daya tarik lain bagi perusahaan Denmark adalah upaya Vietnam mendorong program energi terbarukan.

Lina Hansen, pejabat Denmark untuk perdagangan dan keberlanjutan global, mengatakan dalam sambutannya di Forum Bisnis Vietnam-Denmark, energi adalah faktor penentu utama untuk investasi di negara itu.

Vietnam saat ini termasuk di antara sepuluh besar produsen tenaga surya dunia, menghasilkan lebih dari 11% kebutuhan listriknya dari tenaga surya. Dengan garis pantai sepanjang 3.260 kilometer, Vietnam juga banyak berinvestasi dalam tenaga angin.

Saat ini, Vietnam memiliki kapasitas tenaga surya dan angin masing-masing sekitar 16,6 GW dan 0,6 GW, tetapi pemerintah ingin meningkatkan kapasitas itu menjadi 20 GW pada tahun 2030.

"Vietnam memiliki keunggulan alami kelas dunia untuk angin lepas pantai. Dengan garis pantai sepanjang 3.000 kilometer, kedalaman air dangkal, dan kecepatan angin yang tinggi dan konsisten, Vietnam menawarkan kondisi yang sangat baik untuk mengembangkan proyek energi angin lepas pantai yang andal dan kompetitif," kata Sebastian Hald Buhl, Country Manager perusahaan Orsted, yang menginvestasikan miliaran dolar untuk membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga angin di Vietnam.

(hp/as)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait