1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikRusia

Langgar Piagam Olimpiade, IOC Skors Komite Rusia

13 Oktober 2023

Komite Olimpiade Internasional mengatakan ROC tidak lagi akan terima dana resmi. Keputusan mengenai keikutsertaan atlet Rusia di Olimpiade Paris 2024 masih perlu dibahas lebih lanjut.

Logo Komite Olimpiade Rusia (ROC)
Ukraina memuji keputusan IOC menangguhkan Komite Olimpiade RusiaFoto: Mikhail Tereshchenko/TASS/imago images

Komite Olimpiade Rusia ROC secara resmi dibekukan oleh Komite Olimpiade Internasional, IOC, setelah ROC secara "sepihak" memutuskan untuk mengakui organisasi olahraga regional di empat wilayah Ukraina yang dicaplok sebagai anggota.

Keempat organisasi regional tersebut, yaitu di Donetsk, Kherson, Luhansk dan Zaporizhzhia, dan keempatnya mewakili sebagian wilayah Ukraina yang diduduki dan dianeksasi secara illegal oleh Moskow. Menurut IOC, wilayah-wilayah itu masih berada "di bawah otoritas Komite Olimpiade nasional Ukraina."

Langkah yang diambil oleh ROC pada tanggal 5 Oktober ini "merupakan pelanggaran terhadap Piagam Olimpiade karena melanggar integritas teritorial" Komite Olimpiade Nasional Ukraina.

Mark Adams, juru bicara IOC mengatakan bahwa ROC dibekukan dengan "dampak secara langsung”, seraya menambahkan bahwa "Komite Olimpiade Rusia tidak lagi berhak untuk beroperasi sebagai Komite Olimpiade Nasional, seperti yang didefinisikan dalam Piagam Olimpiade, dan tidak dapat menerima dana apa pun dari gerakan Olimpiade."

Larangan ini menghilangkan hak ROC untuk mendapatkan pendanaan dari IOC yang berbasis di Swiss, yang bernilai jutaan dolar di setiap siklus pendanaan Olimpiade dalam empat tahun.

Namun penangguhan tersebut tidak langsung mempengaruhi para atlet Rusia yang akan kembali berkompetisi di ajang olahraga internasional sebagai atlet netral.

Langkah IOC disambut baik oleh Ukraina

Kepala staf kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak, menyambut baik langkah IOC yang dianggap sebagai "keputusan penting." "Kami berkomunikasi dengan mitra kami bahwa olahraga tidak bisa berada di luar politik ketika sebuah negara teroris melakukan genosida dan menggunakan atlet sebagai alat propaganda," katanya.

Namun Rusia mengecam keputusan IOC tersebut dan menganggapnya sebagai "langkah bermotif politik," seraya mengatakan bahwa "IOC telah mengambil keputusan kontraproduktif dan bermotif politik. Atlet-atlet Rusia, yang mayoritas [dari mereka] masih dilarang tampil di ajang internasional, sama sekali tidak terpengaruh oleh langkah ini."

Namun, berbeda dengan klaim Moskow, IOC di bawah Presiden Thomas Bach justru sering dituduh terlalu bersimpati kepada Rusia, tidak hanya terkait invasi berskala besar ke Ukraina, tapi juga karena tidak melarang seluruh atlet dan tim negara tersebut ikut serta dalam Olimpiade apa pun meski telah terbukti ada tuduhan penggunaan "doping” yang didukung oleh negaranya.

Ketua IOC Thomas Bach (kiri, bersama Vladimir Putin) dituduh terlalu lunak terhadap RusiaFoto: Tatyana Zenkovich/dpa/picture alliance

Paris 2024: Masih belum ada keputusan tentang atlet Rusia

IOC awalnya melarang Rusia dan sekutunya, Belarus, dari acara olahraga internasional setelah invasi ke Ukraina pada Februari 2022 lalu. Namun, baru-baru ini, IOC merekomendasikan kepada federasi olahraga untuk kembali mengizinkan Rusia dan Belarus mengikuti olimpiade sebagai atlet netral dalam ajang individu dan dengan persyaratan yang lebih diperketat.

Namun rekomendasi ini tidak berpengaruh pada partisipasi para atlet negara itu di Olimpiade Musim Panas di Paris tahun depan atau Olimpiade Musim Dingin di Milano Cortina pada tahun 2026 mendatang.

Juru bicara IOC, Adams, menegaskan bahwa tidak ada yang berubah pada pengumuman hari Kamis (12/10) mengenai perubahan posisi IOC terhadap atlet-atlet Rusia yang ingin bertanding dengan bendera netral di Olimpiade Paris tahun depan.

IOC mengatakan bahwa keputusan tentang partisipasi atlet netral individu dengan paspor Rusia pada ajang internasional tersebut akan diambil "pada waktu yang tepat." Komite Olimpiade Rusia juga dapat menggugat keputusan IOC di Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) di Lausanne, Swiss.

"ROC, sebagai peserta dalam gerakan olahraga internasional, berhak untuk melindungi kepentingannya sendiri, serta kepentingan atlet dan organisasi negara berdaulat, yang kami wakili dengan itikad baik," kata badan tersebut.

Awal pekan ini, badan sepak bola Eropa (UEFA) memutuskan untuk mengizinkan tim-tim muda asal Rusia, untuk kembali mengikuti kompetisi internasional. Bahkan pada bulan Juni lalu, para petenis Rusia dan Belarus juga kembali ke Wimbledon dengan bendera netralnya.

kp/hp  (AFP, AP, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait