Dua ledakan mengoyak kawasan padat pengunjung di ibu kota Irak, Baghdad. Puluhan orang dikabarkan meninggal dunia. Aparat keamanan mencurigai Islamic State mendalangi serangan tersebut.
Iklan
Serangan bom bunuh diri di Bab al-Sharqi merupakan aksi teror pertama yang menimpa kawasan komersil Baghdad itu sejak tiga tahun terakhir. Sebanyak 28 orang dikabarkan tewas. Sementara setidaknya 73 orang mengalami luka-luka. Otoritas kesehatan meyakini jumlah korban akan bertambah.
Darah membasuhi jalan di antara deretan baju dan pakaian korban yang berceceran. Belum ada yang mengklaim bertanggungjawab. Tapi militer Irak mencurigai Islamic State bertanggungjawab.
Tahsin al-Khafaji, juru bicara komando operasi gabungan, mengatakan pelaku pertama sempat berteriak sakit di tengah keramaian. Teriakannya mengundang orang datang berkumpul, dia lalu meledakkan diri. Sementara pelaku kedua memicu detonasi tidak lama berselang.
"Ini adalah aksi terorisme yang dilakukan oleh sel tidur Islamic State,” kata al-Khafaji. Menurutnya IS "ingin membuktikan mereka masih hidup,” setelah mengalami kekalahan telak dalam beberapa tahun terakhir.
Ledakan serupa terakhir kali terjadi pada 2018 lalu, sesaat setelah Perdana Menteri Haidar al-Abadi mendeklarasikan kemenangan atas Islamic State. Sejak beberapa bulan terakhir, kelompok teror tersebut menggiatkan serangan di Irak.
Serangan di Bab al-Sharqi pada Kamis (21/1) ditengarai serupa dengan modus yang biasa digunakan Islamic State. Padahal kelompok ini dinilai tidak mampu menerobos pengamanan ibu kota sejak takluk oleh militer Irak pada 2017 silam.
Saat ini IS lebih sering bercokol di wilayah utara. Pasukan pemerintah mengaku berulangkali menjadi korban serangan atau ranjau darat IS di Kirkuk dan Diyala, sekitar 300km di utara Baghdad. Sejak pertengahan tahun lalu, militer mencatat peningkatan serangan IS ketika pemerintah sibuk memerangi wabah corona.
Ledakan ganda di Baghdad ikut menghantui persiapan pemilihan umum Oktober mendatang. Pemerintahan PM Mustafa al-Kadhimi digoyang aksi demonstrasi massal menentang korupsi dan buruknya layanan publik selama berbulan-bulan. Sejauh ini sudah sebanyak 500 orang dikabarkan meninggal dunia akibat bentrokan dengan pasukan anti huru-hara.
rzn/vlz (rtr,ap)
Ziarah Arbain - Ketika Umat Syiah Mengenang Syahidnya Imam Hussein
Setiap tahun puluhan juta umat Syiah menyambangi kota Karbala untuk memperingati Arba'in, 40 hari kematian Imam Hussein di hari Asyura. Meski berbentuk ritual keagamaan, peringatan Arba'in kental nuansa politik.
Foto: Reuters/A. Dhiaa Al-Deen
Ratapan di Tanah Karbala
Setiap tahun jutaan umat Syiah menyambangi makam Imam Hussein di kota Karbala untuk memperingati 40 hari kematiannya setelah hari Asyura. Di tempat ini, cucu Nabi Muhammad itu dibunuh usai berperang melawan Yazid ibn Muawiyah, Khalifah kedua bani Umayyah, dalam perang tahun 680. Usai pertempuran, Yazid diklaim memamerkan kepala Hussein di Masjid Agung Umayyah di Damaskus.
Foto: picture-alliance/AP Photo/K. Kadim
Siasat Muawiyah
Peringatan 40 hari kematian Imam Hussein yang disebut Arba'in menandakan perlawanan kaum Syiah terhadap Bani Umayyah. Menurut catatan sejarah, Muawiyah mencederai janji untuk menyerahkan kekuasaan kepada Hussein saat menjalin gencatan senjata demi memerangi Kekaisaran Bizantium. Muawiyah saat itu memilih putranya, Yazid, sebagai penerus. Dia lalu mengirimkan pasukan untuk membunuh Hussein
Foto: Wikipedia/Abbas Al-Musavi
Aroma Politik Spiritualisme Arba'in
Asyura dan Arba'in memiliki nilai teologis dalam ajaran Syiah dan kental aroma politik. Tidak jarang kedua hari peringatan dipenuhi pesan-pesan politik atau yel-yel revolusioner, seperti pada demonstrasi menentang Shah Iran pada 1963. Sebab itu bekas diktatur Irak, Saddam Hussein, dilaporkan sering mengkriminalisasi jemaah Syiah yang berpergian untuk memperingati kematian Hussein.
Foto: IRNA
Perkumpulan Terbesar di Bumi
Tahun ini Arba'in jatuh pada tanggal 19 Oktober. Ritual ini biasanya diawali dengan berjalan kaki menuju makam Imam Hussein di jantung kota yang membutuhkan waktu selama 12 hari dari Basra atau Kirkuk, dan tiga hari dari kota Najaf. Hingga kini Arbain yang disambangi oleh lebih dari 15 juta orang tercatat sebagai perkumpulan manusia terbesar di Bumi.
Foto: Irna
Berjuta Berduka
Ziarah Arba'in diawali sudah sejak 1339 tahun lalu, sesaat setelah pertempuran di Karbala. Jika di era Saddam Hussein, tradisi ini banyak dirayakan diam-diam, sejak 2008 jumlah peziarah terus bertambah dari delapan juta, menjadi hingga 20 juta manusia dari 40 negara pada tahun 2013, menurut televisi Iran.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Mizban
Serangan Kebencian Serdadu ISIS
Perjalanan kaki peziarah Arba'in bukan tanpa risiko keamanan. Sejak 2013, hampir setiap tahun serangan teror melalui bom bunuh diri, ranjau atau roket pelontar granat menerpa para jemaah. Terutama organisasi teror Islamic State yang memfatwakan umat Syiah sebagai penista agama yang paling sering mengobarkan aksi teror terhadap peziarah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Mizban
Dua Jantung di Negeri Malapetaka
Karbala di Irak menjadi kota suci umat Syiah karena menampung dua makam putra Imam Ali, yakni Hussein ibn Ali dan Abbas ibn Ali. Menurut teks Syiah, nama kota ini diambil dari bahasa Arab yang berarti "Negeri Malapetaka" atau Karb al-Bala. Kaum Syiah hingga kini masih menggunakan tanah dari Karbala untuk membuat Turbah, kepingan liat yang wajib digunakan untuk bersujud saat salat. (rzn/vlz)