Terbukti Anggota ISIS, Perempuan Jerman dihukum mati di Irak
23 Januari 2018
Pengadilan Irak menjatuhkan hukuman gantung kepada perempuan asal Jerman, setelah terbukti menjadi bagian kelompok ISIS. Ia diklaim sebagai perempuan Eropa pertama yang dihukum mati di Irak karena membantu gerakan ISIS.
Iklan
Perempuan Jerman berlatar belakang Maroko tersebut adalah satu dari ratusan anggota ISIS yang sedang menjalani proses hukum di Irak. Ia dinyatakan telah menyediakan "pasokan logistik dan membantu kelompok teroris untuk melakukan tindak kriminal" ungkap juru bicara pengadilan, Abdel Settar Bayraqdar kepada AFP.
"Terdakwa mengaku selama proses interogasi bahwa dia telah meninggalkan Jerman ke Suriah lalu ke Irak untuk bergabung dengan ISIS bersama dengan kedua putrinya, yang telah dinikahkan dengan anggota organisasi teroris tersebut," ujar Abdel menanggapi keputusan pengadilan Irak pada Minggu (21/01) tersebut. Salah satu dari kedua putrinya diketahui telah terbunuh ketika sedang bersama dengan para jihadis.
Kuasa hukum Ezzedine al-Mohammadi menyebutkan bahwa perempuan tersebut masih memiliki waktu selama 30 hari untuk mengajukan banding, sebelum menjalani eksekusi mati.
Perempuan yang identitasnya tidak disebutkan itu dipercaya sebagai perempuan warga negara Eropa pertama yang dihukum mati di Irak karena terlibat jaringan ISIS.
Penyesalan Para WNI Simpatisan ISIS
Mereka terbuai kemakmuran yang dijanjikan Islamic State dan memutuskan pergi ke Suriah. Janji surga tak sesuai kenyataan, mereka pun menyesal.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Tergiur janji manis
Banyak keluarga tergiur dengan janji kekalifatan Islamic State alias ISIS di Suriah dan Irak yang ditawarkan lewat internet. Harapan mendapat pendidikan dan layanan kesehatan gratis, upah tinggi dan jalani keislaman kekhalifahan mendorong gadis Indonesia memboyong keluarganya ke Suriah.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Sampai menjual properti
Keluarga Nurshardrina Khairadhania, bahkan sampai menjual rumah, kendaraan dan perhiasan untuk membiayai perjalanan mereka ke Raqqa, Suriah. Sesampainya di sana, kenyataan tak sesuai harapan. Tiap perempuan muda dipaksa menikahi gerilayawan ISIS. Semntara yang pria wajib memanggul senjata dan berperang. Nur dan bibinya masuk dalam daftar calon pengantin yang disiapkan buat para gerilyawan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Beberapa bulan penuh derita
Beberapa bulan setelah menderita di Raqqa, Nur dan keluarganya melarikan diri dengan membayar penyelundup buat keluar dari wilayah ISIS. Neneknya meninggal dunia, pamannya tewas dalam sebuah serangan udara dan beberapa anggota keluarga lainnya dideportasi sejak baru tiba di Turki. Bersama ibu, adik dan sanak saudara yang lainnya Nur berhasil masuk kamp pengungsi Ain Issa, milik militer Kurdi.
Foto: Getty Images/AFP/D. Souleiman
Jalani interogasi
Para WNI pria yang lari dari ISIS pertama-tama diamankan militer Kurdi dan diinterogasi. Setelah perundingan panjang, kini mereka dipulangkan ke Indonesia dan jalani program deradikalisasi yang disiapkan pemerintah. Menyesal! Tinggal kata tersebut yang bisa dilontarkan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Surga atau neraka?
Banyak relawan dari Indonesia yang ingin menjadi jihadis atau pengantin jihadis, untuk mengejar 'surga' yang dijanjikan Islamic State di Suriah atau Irak. Namun menurut mereka yang ditemui adalah 'neraka'
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Nur: IS tidak sesuai kaidah Islam
Dalam wawancara dengan Associated Press, Nur menceritakan perilaku jihadis ISIS tidak sesuai kaidah Islam yang ia pahami. "ISIS melakukan represi, tak ada keadilan dan tak ada perdamaian. Warga sipil harus membayar semua hal, listrik, layanan keseahatan dan lainnya. Sementara jihadis ISIS mendapatkannya secara gratis."
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Proses pemulangan
Banyak kalangan yang tergolong naif atau garis keras atau gabungan keduanya bergabung dengan ISIS, pada akhirnya menyerahkan diri atau ditangkap aparat keamanan. Pejabat Kurdi di Raqqa menyebutkan proses itu interogasi diperkirakan berlangsung hingga enam bulan, sebelum diambil keputusan bagi yang bersangkutan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Malla
Termasuk dari Jerman
Banyak warga negera-negara lain yang juga terbuai janji ISIS. Termasuk dari Jerman. Majalah mingguan Jerman Der Spiegel melaporkan bulan Juli 2017, sejumlah perempuan Jerman yang bergabung dengan ISIS dalam beberapa tahun terakhir, termasuk gadis berusia 16 tahun dari kota kecil Pulsnitz dekat Dresden, menyesal bergabung dengan ISIS. Ed (ap/as/berbagai sumber)
Foto: Youtube
8 foto1 | 8
Perempuan Jerman mendekam di Irak
Media di Jerman mengungkap bahwa ada warga negaranya bernama Lamia K, dan putrinya yang meninggalkan kota Mannheim pada Agustus 2014. Mereka tertangkap di Mosul, Juli 2017 saat tentara Irak melancarkan serangan intens untuk mengalahkan ISIS.
Diketahui sedikitnya ada dua perempuan Jerman lainnya yang mendekam dalam tahanan di Irak. Pemerintah Jerman mengetahui setidaknya ada seorang remaja perempuan asal Jerman yang diduga bergabung dengan ISIS dan tertangkap di Mosul.
Pihak berwenang tidak memberi pernyataan resmi berapa banyak terduga anggata ISIS yang tertangkap saat pertempuran berakhir Desember lalu. Human Rights Watch melaporkan ada 7.373 orang yang terbukti bersalah dan 92 telah dihukum mati sejak 2014 di bawah UU anti-terorisme Irak. Desember lalu, pria warga Swedia berlatar belakang Irak adalah satu di antara 38 orang yang dihukum mati karena disebut terbukti sebagai "teroris".