Garda Revolusi Iran bebaskan kembali 10 marinir AS yang ditangkap dekat pulau Farsi. Teheran interogasi mereka terkait dugaan spionase. Iran desak AS minta maaf atas insiden ini.
Iklan
Garda Revolusi di Teheran melaporkan telah membesakan 10 marinir Amerika Serikat yang ditangkap di wilayah perairan Iran. Pasukan elite Iran menyergap dua kapal angkatan laut kecil di perairan Teluk Persia Selasa kemarin. "Kami menangkap 10 marinir bersenjata lengkap yang memasuki perairan Iran dan membawanya ke pulau Farsi," kata sebuah pernyataan resmi.
Sebelumnya jurubicara Garda Revolusi, Ramazan Sharif kepada kantor berita Tasnim mengatakan; "Jika dalam interogasi kami menemukan bukti, bahwa tentara Amerika itu sedang dalam misi spionase, kami akan menangani mereka secara berbeda."
Komandan angkatan laut Garda Revolusi Iran, Admiral Ali Fadavi menyebutkan Rabu, penyidikan awal menyimpulkan sementara, dua kapal kecil milik angkatan laut Amerika Serikat itu mengalami "kerusakan navigasi" yang menyebabkan kapalnya mendekat ke pulau Farsi. "Ada kemungkinan perintah pembebasan dikeluarkan tidak terlalu lama", tambah perwira tinggi Iran itu.
Namun Fadavi juga mengatakan: "Ada aturan yang menyebutkan, jika ada kapal asing mendekat ke kawasan teritorial sebuah negara, mereka harus mengumumkan sebelumnya. Khususnya lagi jika itu kapal militer", tambah Fadavi.
Teheran sebelumnya membantah keterangan petinggi milliter AS bahwa serdadunya akan dibebaskan secepatnya."Kami tidak membantah maupun membenarkan berita tentang kemungkinan pembesan secepatnya. Itu cuma spekulasi yang dilansir oleh mereka", ujar f jurubicara pasukan elite Iran Shari.
Provokatif dan tidak profesional
Admiral Ali Fadavi dalam wawancara televisi Rabu ini juga menuduh kapal perang Amerika Serikat melakukan provokasi dan tidak profesional, dengan melakukan manuver selama 40 menit di kawasan Teluk Persia, setelah Iran menangkap 10 serdadunya.
Teheran telah menuntut permintaan maaf dari Washington terkait insiden pelanggaran teritorial lautnya tersebut. Menlu Iran, Mohammad Javad Zarif disebutkan sudah mengontak rekan sejabatnya di Washington, John Kerry membahas insiden ini.
Saat angkatan laut Iran menangkap dua kapal kecil yang diawaki 10 marinir AS itu, di kawasan perairan internasional dekat pulau Farsi berlayar dua kapal induk, masing-masing USS Harry S.Truman milik AS dan Charles de Gaule milik angkatan laut Perancis.
Pemandangan Terlarang di Teheran
Banyak adegan keseharian di ibukota Iran dilarang ditampilkan dalam foto. Milad Alaei bekerja dari 2009 hingga 2014 di kantor berita Iran-FARS memotret hal-hal yang terlarang itu, menentang risiko dipenjara rezim Mullah.
Foto: Milad Alaei
Mode Penuh Dosa
Dua perempuan mengenakan "chador" sedang mengagumi mode yang ditampilkan di etalase toko: pakaian indah dengan model terbuka yang dianggap dosa. Polisi Moral berang dengan publikasi foto ini. Milad Alaei menyerahkan foto-foto yang tidak bisa dipulikasikan di Iran kepada DW.
Foto: Milad Alaei
Pemusik Jalanan
Pemusik jalanan yang melantunkan lagu pop barat dilarang di Iran. Setelah gelombang protes dan penangkapan aktivis pro-demokrasi di tahun 2009, banyak pemusik melontarkan protesnya dengan ngamen di jalanan Teheran menyanyikan lagu-lagu pop barat.
Foto: Milad Alaei
Kacamata Hitam
Dalam foto ini yang jadi masalah bukan pemusik jalanan, tapi dua perempuan di kanan depan. Bagi polisi moral di Teheran kedua perempuan yang mengenakan kacamata hitam dan jilbab setengah terbuka ini dipandang melanggar kesusilaan.
Foto: Milad Alaei
Pengemis Berchador
Pengemis di sebuah bazar di tengah kota Teheran ini mengenakan chador, sebuah simbol busana nasional untuk kaum wanita Iran. Pengemis berchador dipandang melecehkan simbol nasional dan tidak bisa diterima. Foto semacam ini pasti jadi korban gunting sensor.
Foto: Milad Alaei
Disiapkan Untuk Mengemis
Anak perempuan ini diduga berada di bawah pengaruh narkoba dan tidak sadar, saat disiapkan untuk mengemis di sebuah sudut jalan. Bandit mengemis di Teheran sering melakukan praktek "meminjam" anak perempuan yang lalu diberi narkoba agar bersikap tenang dan menimbulkan efek kesihan pada pejalan kaki yang lewat.
Foto: Milad Alaei
Khomeini Kurang Dihormat
Foto mengenai inisiatif swasta yang membuka sekolah untuk anak jalanan di Teheran ini juga dilarang dipublikasikan. Apa pasalnya? Di buku pelajaran ini, foto pimpinan spiritual dan pemimpin besar revolusi Iran, Ayatullah Khomeini dicetak terlalu kecil dan kurang mencolok. Badan sensor menilai foto tak layak terbit karena Khomeini terkesan kurang dihormati.
Foto: Milad Alaei
Tuna Wisma
Foto tuna wisma semacam ini dilarang dipublikasikan di Iran. Tuna wisma ini berada di kawasan Darvazeh Ghar di selatan Teheran, yang terkenal sebagai bagian kota yang gawat karena tingginya tingkat kejahatan dan konsumsi narkotikanya.
Foto: Milad Alaei
Warga Terpinggirkan
Foto ini juga mengundang kemarahan rezim Mullah di Iran. Karena secara terang-terangan menampilkan masalah yang sejatinya meluas di masyarakat yakni kecanduan narkoba dan kemiskinan. Terlihat suami istri pecandu narkoba bersama anaknya, yang bermukim di kawasan kumuh di pinggiran ibukota Teheran
Foto: Milad Alaei
Pecandu Narkoba
Penyalahgunaan narkoba menjadi penyebab kematian terbanyak kedua di Iran setelah kecelakaan lalu lintas. Eksekusi hukuman mati pedagang narkoba juga jadi berita sehari-hari. Tapi penguasa melarang publikasi foto pecandu narkoba yang berada di kawasan kumuh semacam ini.
Foto: Milad Alaei
Buruh Harian
Bahkan foto buruh harian tukang jahit di sebuah bazar Teheran ini jadi korban gunting sensor. Buruh asal Afghanistan ini telanjang dada di depan sebuah bendera Iran yang hanya tergantung separuhnya. Pose semacam ini dianggap tidak pantas.