1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Iran Cari Dukungan dari Amerika Selatan

10 Januari 2012

Dalam sengketa nuklir dengan Teheran Barat harapkan dukungan negara-negara Amerika Latin, yang dikunjungi Presiden Iran beberapa hari belakangan ini. Tapi setidaknya Presiden Venezuela lebih suka bersekutu dengan Iran.

Irans Präsident Mahmud Ahmadinedschad. Reise nach Latein Amerika. Quelle: IRNA Januar 2012
Ahmadinejad ketika tiba di Amerika LatinFoto: IRNA

Presiden Venezuela Hugo Chávez dan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mendemonstrasikan keharmonisan Senin, 9 Januari. Mereka mengumumkan perluasan hubungan persahabatan dan solidaritas antar kedua negara, dan saling menyebut sebagai "saudara".

Chávez menekankan, warga Iran dan Venezuela termasuk bangsa yang dirugikan, walaupun mereka mendukung keseimbangan dan perdamaian di dunia. Baik Iran dengan revolusi Islamnya, maupun Venezuela dengan Revolusi Bolivar tidak melakukan serangan ke negara manapun atau menjatuhkan bom.

Presiden Ahmadinejad disambut Presiden Venezuela Hugo ChávezFoto: AP

Sementara Ahmadinejad menampik tuduhan, yang disebutnya "imperialis", bahwa negaranya membuat bom atom. "Sistem hegemonial" sekarang sudah tidak berlaku. Oleh sebab itu negara yang menganut sistem itu sekarang menunjukkan "wajah agresifnya", dan "menginjak-injak nilai kemanusiaan". Demikian ditambahkan Ahmadinejad, tanpa menyebut Amerika Serikat.

Iran Perkaya Uranium 20%

Sementara itu, pemerintah di Washington menghubungi negara-negara yang menjadi tuan rumah lawatan lima hari Ahmadinejad di Amerika Latin, untuk memperingatkan Teheran agar menggunakan akal sehat dalam masalah politik nuklir. AS meminta agar negara-negara itu menegaskan kepada Iran, bahwa mereka "mengambil langkah salah dalam dialog dengan masyarakat internasional dalam masalah nuklir". Demikian diutarakan juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland. Bagi semua negara penting, bahwa Teheran menyerahkan bukti yang menunjukkan "program nuklirnya bertujuan damai".

Presiden Iran Mahmoud AhmadinejadFoto: AP

Sebelumnya, Badan Energi Nuklir Internasional (IAEA) di Wina mengumumkan, bahwa Iran memperkaya uranium hingga sebanyak 20% di instalasi nuklir Fordo. Proses itu berjalan di bawah pengawasan IAEA. Dengan demikian, negara tersebut dalam teorinya dapat lebih cepat membuat materi nuklir, dibanding dengan proses yang berjalan di instalasi nuklir Natans dengan uranium yang diperkaya 3,5%.

Instalasi nuklir Fordo yang terletak di sebelah barat daya ibukota Teheran lama menjadi rahasia, dan dibangun di dalam gunung agar terlindung dari kemungkinan serangan udara. Barat menuduh Iran membuat bom atom dan menyelubunginya dengan program nuklir untuk tujuan damai. Teheran selalu menampik tuduhan itu.

Westerwelle: Eskalasi Selanjutnya

Hugo Chávez, Presiden VenezuelaFoto: dapd

Bagi Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle proses memperkaya uranium hingga 20% adalah langka menuju eskalasi konflik selanjutnya. Demikian keterangan dari Departemen Luar Negeri di Berlin. Selama Iran tidak mengubah sikap, tidak ada alternatif lain daripada sanksi lebih berat.

Sanksi baru dapat diputuskan bulan ini juga dalam pertemuan Dewan Luar Negeri Uni Eropa. Direncanakan akan ada embargo minyak terhadap Teheran. Menurut keterangan diplomat, pertemuan itu akan dimajukan sepekan, sehingga akan diadakan 23 Januari mendatang, agar tidak membayangi KTT yang akan berlangsung 30 Januari.

Masih harus dilihat, apakah Ahmadinejad akan mendapat sekutu baru dalam lawatannya ke beberapa negara Amerika Latin. Setelah Venezuela ia akan melanjutkan perjalanan ke Nikaragua, Kuba dan Ekuador.

Thomas Grimmer / Marjory Linardy

Editor: Vidi Legowo